Mohon tunggu...
Rahma Sarita Dewi
Rahma Sarita Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Calon Guru

Spread Wisdom through writing_AG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Mamaq di Lombok yang Menyatukan Spiritualitas dan Kebudayaan - Tri Hita Karana

30 Oktober 2024   13:05 Diperbarui: 30 Oktober 2024   13:07 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/ andihutagalung_

Daun sirih, yang dikenal dengan sebutan lekoq dalam bahasa Sasak, melambangkan kelembutan. Masyarakat Sasak meyakini bahwa kelembutan adalah kualitas penting yang harus dimiliki dalam menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan. Tuhan Yang Maha Pemurah mengajarkan kasih sayang kepada semua makhluk-Nya, dan melalui simbolisasi daun sirih ini, masyarakat diingatkan untuk selalu bersikap lembut dan penuh kasih, baik kepada sesama manusia maupun kepada Sang Pencipta.

Nilai-Nilai Spiritual yang Terkandung dalam Mamaq

Nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam tradisi mamaq memberikan dasar moral bagi masyarakat Sasak dalam menjaga hubungan mereka dengan Tuhan. Tradisi ini mengajarkan bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun, harus dilakukan dengan niat yang baik dan dengan kesadaran penuh bahwa Tuhan senantiasa mengawasi. Dengan mengamalkan nilai-nilai kejujuran, kesucian, dan kelembutan yang diwakili oleh bahan-bahan dalam mamaq, masyarakat Sasak merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Selain itu, tradisi mamaq juga mengajarkan sikap syukur dan penghormatan kepada Tuhan melalui cara hidup yang sederhana dan berlandaskan pada nilai-nilai spiritual. Sebagai masyarakat yang religius, orang Sasak melihat mamaq bukan hanya sebagai kebiasaan, tetapi sebagai sarana untuk terus memperkuat ikatan spiritual mereka dengan Tuhan Yang Maha Esa

Tantangan di Era Modern

Sayangnya, arus modernisasi dan perkembangan teknologi telah membuat tradisi mamaq mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Banyak yang menganggap tradisi ini kuno dan tidak relevan lagi dengan kehidupan modern. Namun, nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya tetap relevan, terutama dalam dunia yang semakin materialistis dan individualistis. Mamaq mengajarkan masyarakat untuk selalu ingat pada Tuhan, menjalani hidup dengan kesederhanaan, dan menjaga keharmonisan hubungan dengan Sang Pencipta.

Tradisi mamaq di Lombok adalah contoh bagaimana budaya lokal bisa menjadi jembatan antara manusia dan Tuhan. Di dalam setiap kunyahan, tersembunyi pesan-pesan tentang kesucian, kejujuran, dan kelembutan yang mengingatkan manusia untuk selalu menjaga hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Meski menghadapi tantangan dari modernisasi, nilai-nilai mamaq tetap relevan dan layak untuk terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya makna.

SUMBER RUJUKAN

Listantia, N., Sarjan, M., & Hardianti, B. D. (2023). Tradisi Mamaq Dalam Filsafat Pendidikan IPA Multidimensional. TIRAI EDUKASI: Jurnal Pendidikan, 6(1), 185-189.

Sabila, S. N. A., Andayani, Y., & Sedijani, P. (2024). Rekonstruksi Etnosains Proses Mamaq Di Dusun Asmalang Desa Lenek Lauk Lombok Timur. Journal of Classroom Action Research, 6(1), 241-246.

Sabila, S. N. A., Andayani, Y., & Sedijani, P. (2024). Rekonstruksi Etnosains Proses Mamaq Di Dusun Asmalang Desa Lenek Lauk Lombok Timur. Journal of Classroom Action Research, 6(1), 241-246.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun