Tamangede, 4 Agustus 2024 --- Mahasiswa Posko 65 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) Ke-18 Tematik Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah rumah tangga. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah di Desa Tamangede serta memberikan keterampilan kepada masyarakat dalam memanfaatkan limbah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi pertanian.
Pelatihan ini diadakan pada Minggu, 4 Agustus 2024, pukul 16.15 - 17.15 WIB, bertempat di kediaman Ketua RT 06 RW 01, Pak Aufa. Acara ini diikuti oleh 9 warga RW 01 Desa Tamangede, yang dengan antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Susunan Acara dan Pelaksanaan
Acara dibuka dengan sambutan oleh Koordinator Desa, Imeldylia Rahmah (Liyra). Dalam sambutannya, Liyra menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat dalam mengolah sampah rumah tangga. Dia berharap pelatihan ini dapat diteruskan dan dibagikan informasinya kepada orang lain. Setelah sambutan, acara dipandu oleh moderator, In'am, anggota KKN Posko 65 UIN Walisongo, yang menjelaskan tentang masalah penimbunan sampah yang berlebih dan pentingnya penanganan khusus dengan memanfaatkan sampah tersebut.
Materi utama disampaikan oleh Bapak Moh Nasirudin, yang menjelaskan bahwa sampah organik dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Beliau memberikan contoh bahan seperti jeroan ikan, sisa sayuran hijau, cangkang telur, dan kulit bawang. Pupuk organik cair (POC) memiliki manfaat sebagai insektisida alami untuk tanaman. Cara penyimpanannya bisa dengan dijemur terlebih dahulu, semakin lama semakin bagus. Prosesnya sangat mudah, sampah organik hanya perlu ditumpuk menjadi satu lalu disiram dengan air cucian beras. Bapak Nasirudin menekankan bahwa pupuk organik ini sangat mudah dibuat, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga yang selalu memiliki sampah dapur. Ia juga menyampaikan bahwa mencoba membuat pupuk sendiri adalah langkah awal yang penting untuk kelestarian lingkunagan.
Selanjutnya, peserta diajak untuk melihat demonstrasi pembuatan pupuk organik cair yang dilakukan oleh Bapak Moh Nasirudin. Pada sesi ini sekaligus dibuka sesi tanya jawab untuk menjawab pertanyaan dari para peserta. Para peserta terpantau aktif bertanya dan memperhatikan penuh selama sesi ini berlangsung.
Respon dan Harapan Masyarakat
Rania, selaku Ketua Divisi Kesehatan Sosial Kemasyarakatan, menyampaikan harapannya bahwa acara ini dapat menjadi langkah sederhana yang dapat menyelamatkan bumi dan menjadi solusi terhadap penimbunan sampah di Desa Tamangede. "Tujuan kami adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat terkait pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga untuk meminimalisir penumpukan sampah dan memanfaatkannya tanpa biaya (0 rupiah)," ujar Rania.
Salah satu peserta, Ibu Wiji Astuti, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN UIN Walisongo. "Ternyata sampah dapur bisa jadi hal yang bermanfaat ya, asalkan tahu ilmunya dan mau mencoba," kata Ibu Wiji dengan penuh semangat.
Dampak dan Harapan ke Depan
Melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Tamangede, khususnya RW 01, dapat menjadi percontohan dengan lebih mandiri dalam memproduksi pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi lingkungan, mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan limbah organik. Mahasiswa KKN berharap ilmu yang diberikan dapat terus diterapkan oleh masyarakat dan menjadi awal dari perubahan yang lebih baik dalam praktik pertanian di desa ini.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan sinergi antara dunia akademik dan masyarakat dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah lingkungan dan pertanian dapat terus terjalin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H