Gemuh, Kendal – 23 Juli 2024
Mahasiswa Posko 65 KKN MIT Ke-18 Tematik UIN Walisongo Semarang menjadi bagian penting dalam rangkaian kegiatan Sedekah Bumi yang dilaksanakan di Halaman Balai Desa Tamangede, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal. Acara yang berlangsung pada hari Selasa, 23 Juli 2024 ini mencakup tiga agenda utama: Kirab Sedekah Bumi, santunan anak yatim, dan pengajian akbar yang berlangsung dari pukul 8.00 hingga 23.30 WIB.
Kegiatan Sedekah Bumi: Simbol Syukur dan Doa Bersama
Acara dimulai dengan pengumpulan tumpeng dari setiap RT yang ada di Desa Tamangede yang berjumlah 25. Dilanjutkan dengan pelepasan peserta kirab oleh Bapak Munadi, Kepala Desa Tamangede, yang menandai dimulainya arak-arakan. Peserta kirab terdiri dari perangkat desa, drumband dari SMP NU 5 Awwalul Hidayah, drumband dari SD N 1 Tamangede, warga Desa Tamangede mulai dari RW 1-RW 4, serta siswa-siswi berbagai sekolah yang ada di sekitar Desa Tamangede. Mereka berjalan mulai dari balai desa ke arah timur, melewati perkampungan dan kembali lagi ke halaman balai desa.
Acara kirab diwarnai dengan dua gunungan hasil bumi yang diangkut menggunakan motor roda tiga, Selain itu, terdapat juga motor roda tiga yang mengangkut hasil bumi dengan ditata layaknya orang berjualan. Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah ketika salah satu gunungan dijamah sebelum prosesi doa. Walau demikian, acara masih tetap terkondisi dengan dilanjutkannya acara doa bersama yang dipimpin oleh Kyai Yamahsari, tokoh agama setempat.
Setelah didoakan, masyarakat dipersilahkan untuk berebut hasil bumi yang ada di gunungan. Baru setelahnya mereka berkumpul untuk makan tumpeng bersama, menikmati sajian yang telah disediakan. Acara diakhiri dengan ruwatan melalui pagelaran wayang yang menyampaikan pesan moral dan spiritual kepada warga Desa Tamangede. Acara siang hari berakhir pada pukul 14.00 WIB.
Santunan Anak Yatim dan Pengajian Akbar: Penguatan Iman dan Solidaritas
Pada malam harinya, acara dilanjutkan dengan santunan kepada 21 anak yatim, yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kyai Yamahsari kembali memimpin doa bersama dan tahlil, diikuti dengan sambutan dari ketua pelaksana, Bapak Rosidin, dan kepala desa, Bapak Munadi.
KH Usman Ridho menyampaikan pengajian inti melalui nyanyian Jawa dan pagelaran wayang, menekankan pentingnya akhlak yang baik, pentingnya beribadah, dan menjauhi kemaksiatan. Pengajian ini juga menjadi sarana untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya bersyukur kepada Allah SWT.
Harapan dan Pesan
Bapak Munadi, Kepala Desa Tamangede, menyampaikan kegembiraannya atas kesuksesan acara ini. "Alhamdulillah baru pertama kali langsung sukses. Semua pihak turut serta dalam perayaan ini. Mereka antusias sekali" ujar Bapak Munadi. Tema acara, "Bimo Suci Pandu Suwargo", mengandung harapan agar Desa Tamangede selalu aman dan terhindar dari permasalahan sosial seperti mabuk dan berjudi.
Imeldylia Rahmah, koordinator desa Posko 65, menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa sangat besar mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. "Acara ini sangat sukses. Ini merupakan acara besar, kami sangat exited karena inilah kesempatan kita bersilaturrahmi dan berbaur dengan masyarakat," tutur Imeldylia.
Dengan suksesnya acara ini, Desa Tamangede berharap untuk terus memelihara dan meningkatkan nilai-nilai kebersamaan dan keagamaan, menjadikan acara yang baru pertama kali dilaksanakan ini sebagai momentum penting untuk refleksi dan perayaan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H