KKN) Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-18 Tematik UIN Walisongo Semarang Posko 65 melakukan kunjungan ke rumah produksi Aisya Bakery yang berlokasi di Jl. Cepiring-Gemuh, Ploso, Tamangede, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Divisi Kewirausahaan yang bertujuan untuk mendukung dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah setempat.
Gemuh, Kendal - Sabtu, 13 Juli 2024Pada tanggal 13 Juli 2024, pukul 13.00 hingga 16.00, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kunjungan ini disambut hangat oleh pemilik Aisya Bakery, Ibu Sri Widiyanti yang akrab dipanggil dengan nama Ibu Wiwid, yang memberikan penjelasan mengenai proses produksi roti dan kue yang mereka hasilkan. Aisya Bakery, yang didirikan oleh Ibu Wiwid pada tahun 2022, bergerak di bidang produksi snack dan roti. Sebelumnya, pada tahun 2020, Ibu Wiwid mengikuti pelatihan bakery di kantor PLUT dan mulai mempraktekkan serta mengembangkan ilmunya di tahun 2022.
Para mahasiswa berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan roti, mulai dari pengolahan bahan baku, pencampuran adonan, hingga proses pemanggangan dan pengemasan. Aisya Bakery kini telah menggunakan oven deck untuk pemanggangan, berbeda dengan sebelumnya yang masih menggunakan oven tangkring.
Dalam sambutannya, koordinator posko KKN MIT ke-18 Tematik Posko 65, Imeldylia, menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa sekaligus memberikan dukungan konkret kepada UMKM setempat. "Kami ingin belajar sekaligus membantu UMKM seperti Aisya Bakery untuk lebih berkembang dengan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat, khususnya dalam hal pemasaran dan manajemen usaha," ujarnya.
Harga paket roti berkisar antara Rp17.000 hingga Rp30.000, sementara kue seserahan dihargai antara Rp80.000 hingga Rp100.000 tergantung jumlah kue. Sedangkan paket gethuk dijual mulai dari Rp150.000 hingga Rp300.000. Pendapatan bersih yang diterima Ibu Wiwid dalam menjalankan usaha ini per bulannya dapat mencapai angka 7 juta. Dengan produksi maksimal 250 box per harinya.
Salah satu kendala yang dihadapi Aisya Bakery adalah naiknya harga bahan baku, yang menyebabkan kenaikan harga per paket sebesar Rp1.000 mulai bulan Agustus mendatang. Selain itu, keterbatasan alat produksi seperti oven yang hanya tersedia dua unit juga menjadi tantangan, terutama saat pesanan membludak. Ibu Wiwid mengatasi hal ini dengan mengatur putaran modal usaha untuk membeli oven, loyang, dan peralatan lainnya secara bertahap. Harapan kedepan, ibu Wiwid ingin dapat membuka toko untuk usahanya ini "Pengennya sih punya toko, tapi prinsipnya engga usah buka toko dulu gak papa asal di rumah terus produksi."
Pesanan Aisya Bakery biasanya datang melalui metode gethok tular atau dari mulut ke mulut. Pemasaran produk masih dilakukan melalui WhatsApp dan belum memanfaatkan platform penjualan online seperti ShopeeFood, GoFood, dan GrabFood untuk menghindari pesanan yang membludak karena belum diimbangi dengan peralatan yang cukup. Pengiriman pesanan dilakukan menggunakan mobil pribadi dengan layanan gratis ongkir untuk wilayah Kendal.
Mahasiswa KKN MIT ke-18 Tematik Posko 65 juga berencana membantu Aisya Bakery dalam pembuatan buku resep baru yang lebih menarik serta pembuatan lokasi di Google Maps untuk mempermudah pelanggan menemukan usaha ini.
Fathiya, selaku Koordinator Divisi Kewirausahaan, menambahkan, "Harapan kami semoga usaha Ibu Wiwid semakin lancar dan makin dikenal masyarakat. Semoga ilmu yang dibagikan kepada kami bermanfaat dan bisa kami sebarkan ke khalayak umum."
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama di depan rumah produksi Aisya Bakery, di mana para mahasiswa dan tim dari Aisya Bakery berfoto dengan penuh semangat dan kebersamaan. Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi mahasiswa tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat antara dunia akademis dan dunia usaha.
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan dapat terjalin sinergi yang baik antara mahasiswa sebagai agen perubahan dengan pelaku UMKM dalam upaya bersama memajukan perekonomian daerah melalui peningkatan kualitas dan daya saing produk lokal.