Mohon tunggu...
Rahma Nurhazlita
Rahma Nurhazlita Mohon Tunggu... Lainnya - Personal Blog

Penerima Beasiswa Sarjana Muamalat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Lebih Dekat Bijih Nikel Laterit di Indonesia

1 Januari 2021   20:33 Diperbarui: 1 Januari 2021   20:37 3119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umum, bijih nikel digolongkan menjadi dua jenis, yaitu bijih nikel sulfida dan bijih nikel oksida (nikel laterit). Tidak seperti bijih nikel sulfida yang dapat dilakukan proses konsentrasi untuk meningkatkan kadar nikelnya sebelum dilakukan ekstraksi, bijih nikel laterit ini sulit dilakukan proses konsentrasi karena unsur-unsur penyusun bijihnya yang kompleks. Dikarenakan oleh kekompleksan ini, peerusahaan-perusahaan ekstraksi nikel cenderung memproduksi nikel dari bijih sulfidanya daripada nikel laterit. 

Namun, berkebalikan dengan produksinya, berdasarkan data dari U.S. Department of Interior dan U.S. Geological Survey dalam Mineral Commodity Summeries 2009, sumberdaya dan cadangan nikel yang ada di dunia didominasi oleh nikel laterit, yaitu sebesar 60% dan sisanya adalah nikel sulfida. Bijih nikel yang dimiliki oleh Indonesia sendiri adalah bijih nikel laterit. Endapan nikel laterit di Indonesia terdapat di Pegunungan Meratus dan Pulau Laut Kalimantan, lengan timur Pulau Sulawesi. Di Maluku Utara terdapat di Pulau Obi, Pulau Gebe dan Halmahera, serta di Papua terdapat di Pulau Gag, Pulau Waige, Pegunungan Cyclops dan Pegunungan Tengah Papua.

Bijih nikel laterit terdiri dari tiga lapisan utama yang mengandung nikel, yaitu limonite, smectite dan saprolit. Berdasarkan buku Extractive Metallurgy of Nickel, Cobalt and Platinum Group Metals, lapisan limonite mengandung nikel sekitar 0,8-1,5%. Sedangkan, smectite mengandung nikel sebesar 0.6-2% dan saprolit 1.5-4%. Indonesia merupakan negara yang kaya akan bijih nikel laterit berupa limonit dan saprolit dengan kadar nikel sekitar 0.6-2.23%. Bijih tipe laterit tersebut mengandung total sumberdaya dan cadangan nikel masing masing sebesar 95 juta ton dan 68,7 juta ton. Dengan bijih nikel laterit yang melimpah tersebut,  Indonesia berhasil masuk ke dalam jajaran 10 negara penghasil nikel terbesar di dunia dengan produksi nikel sebesar 203.000 ton pada tahun 2009. Potensi produksi ini dapat terus ditingkatkan, mengingat sumber daya dan cadangan bijih nikel yang masih sangat melimpah di Indonesia. Selain itu, pada bijih nikel laterit juga ditemui berbagai logam-logam berharga lainnya yang masih memungkinkan untuk dilakukan proses ekstraksi, seperti kobalt dan skandium.

Ditulis Oleh Rizky Danu Pramudita, Penerima Beasiswa Sarjana Muamalat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun