Mohon tunggu...
Rahma HairunnisaRegita
Rahma HairunnisaRegita Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Cendekia Mitra Indonesia

Saya suka pemerintah,politik dan juga kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Korupsi di Indonesia: Data, Fakta, dan Realitas yang Tak Kunjung Berubah

31 Januari 2025   23:45 Diperbarui: 31 Januari 2025   23:45 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: Dokumen Pribadi)

Oleh: Rahma Hairunnisa Regita Putri, Mahasiswa Universitas Cendekia Mitra Indonesia

Korupsi masih menjadi masalah krusial terbesar dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia mengalami penurunan signifikan, menandakan semakin lemahnya sistem pemberantasan korupsi. Berbagai kasus besar yang terungkap hanya puncak gunung es dari masalah yang lebih kompleks. Lantas, mengapa korupsi tetap bertahan meski berbagai upaya telah dilakukan?

Berdasarkan data dari Transparency International, IPK Indonesia pada tahun 2024 berada di angka 34, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 38. Skor ini menunjukkan tingkat korupsi yang masih tinggi dan kurangnya efektivitas dalam pemberantasan korupsi. Beberapa kasus besar yang mencuat sepanjang tahun ini antara lain kasus korupsi proyek infrastruktur dengan kerugian negara mencapai triliunan rupiah, skandal suap di lembaga pemerintahan yang melibatkan pejabat tinggi negara, serta korupsi di sektor pendidikan dan kesehatan yang menghambat kesejahteraan masyarakat.

Di berbagai daerah, praktik korupsi tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga di level pemerintahan daerah. Banyak kepala daerah yang tersandung kasus suap dan penyalahgunaan wewenang, memperlihatkan bahwa sistem pengawasan masih lemah. Sementara itu, meskipun beberapa pejabat telah ditangkap dan diadili, hukuman yang diberikan sering kali dianggap ringan dan tidak memberikan efek jera. Keadaan ini memunculkan pesimisme di kalangan masyarakat mengenai efektivitas sistem hukum dalam memberantas korupsi.Dampak Korupsi dan Upaya Pemberantasan

Korupsi berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, hingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sektor ekonomi menjadi salah satu yang paling terdampak karena korupsi menghambat investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Investor cenderung enggan menanamkan modal di negara yang memiliki tingkat korupsi tinggi karena ketidakpastian hukum dan birokrasi yang berbelit.

Di sektor pelayanan publik, dampak korupsi terasa dalam bentuk menurunnya kualitas layanan. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan sering kali diselewengkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Akibatnya, fasilitas umum seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit tidak mendapatkan alokasi dana yang memadai, sehingga masyarakat yang paling dirugikan.

Dalam upaya pemberantasan korupsi, pemerintah telah membentuk berbagai lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan, dan Kepolisian. Namun, efektivitas lembaga-lembaga ini kerap dipertanyakan, terutama ketika ada indikasi pelemahan terhadap KPK yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam menangani kasus korupsi. Selain itu, proses hukum yang berlarut-larut sering kali membuat publik kehilangan kepercayaan terhadap sistem peradilan.

Reformasi hukum menjadi salah satu langkah utama yang harus dilakukan untuk memberantas korupsi secara efektif. Peningkatan transparansi dalam birokrasi juga diperlukan, terutama dalam pengelolaan anggaran negara. Pelibatan masyarakat dan media dalam mengawasi jalannya pemerintahan dapat menjadi solusi untuk mencegah korupsi sejak dini. Selain itu, penting untuk menanamkan nilai-nilai integritas sejak dini melalui sistem pendidikan yang menekankan pentingnya kejujuran dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.

Korupsi bukan sekadar masalah hukum, tetapi juga budaya yang harus diubah melalui pendidikan dan ketegasan hukum. Tanpa komitmen yang nyata dari semua pihak, korupsi akan terus mengakar dan menghambat kemajuan bangsa. Apakah Indonesia mampu keluar dari jerat korupsi, ataukah kita hanya akan terus mengulang sejarah yang sama? Jawabannya ada pada kesadaran dan aksi nyata kita bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun