Mohon tunggu...
Rahma AnissatulDian
Rahma AnissatulDian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di IAIN Ponorogo Jawa Timur pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah saya aktif dalam salah satu organisasi di IAIN. Selain itu memiliki kesibukan sebagai seorang tentor di rumah les.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidik Merubah Mental Peserta Didiknya

9 Juni 2024   13:31 Diperbarui: 9 Juni 2024   13:47 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Masih banyak pendidik yang menerapkan pengajaran pada zaman dahulu. Pengajaran zaman dahulu identik dengan tutur kata yang terkesan kasar, keras, dan ringan tangan.  Pengajaran tersebut dapat merubah mental peserta didik, baik kearah positif maupun negatif.

Perubahan mental yang mengarah ke positif yang dapat kita rasakan adalah bentuk disiplin dan sopan santunnya kepada pendidik. Peserta didik yang pernah merasakan kerasnya pengajaran tersebut akan dinilai mempunyai masa depan yang cerah, karena secara mental sudah di uji.

Namun jika pengajaran tersebut di terapkan pada peserta didik zaman sekarang atau anak milineal maupun Gen Z, akan berdampak pada mental peserta didik yang mengarah ke negatif. Gen Z yang diberikan pengajaran keras akan berbalik melawan kepada pendidik, entah itu dilaporkan kepada orang tuanya atau bahkan berbalik melawan dengan kekerasan. Ada juga peserta didik yang diberikan pengajaran keras tersebut mentalnya akan rusak karena trauma yang diberikan oleh pendidik.

Lalu sebagai pendidik harus bagaimana? Memberikan pengajaran yang terbilang keras agar mental dan perilakunya tertata atau memberikan pengajaran yang lembut agar peserta didik tidak merasa trauma atau membangkang?

Saat ini banyak kasus yang berseliweran di sosial media atau platform lainnya, bahwa pendidik di laporkan, di pukul atau bahkan di bunuh, karena memarahi peserta didik dan mereka tidak terima. Ada juga kasus yang mana peserta didik dipukul hingga lebam atau bahkan diperkosa oleh pendidiknya karena suatu alasan yang tidak jelas.

Permasalahan tersebut masih menjadi pertanyaan yang sulit untuk di cari solusinya oleh kebanyakan pendidik maupun calon pendidik. Karena semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan semakin sulit untuk dikendalikan. Dan, banyak juga calon pendidik yang merasa ragu harus mengajar yang seperti apa agar calon peserta didiknya tersebut dapat menjadi seseorang yang berkepribadian baik di masa depan.

Ada pepatah yang mengatakan bahwa " Anak jika di berikan pengajaran yang lembut akan ngelunjak sedangkan jika di berikan pengajaran yang keras akan merasa dialah yang tersakiti"

Dari apa yang saya amati, terdapat dua fakor yang melatar belakangi permasalahan di atas. Pertama, peserta didik yang mempunyai mental lemah ataupun kuat kembali lagi bagaimana peran orang tua dalam mendidiknya. 

Karena rumah adalah pendidikan pertama bagi si anak. Kedua, pendidik yang diberikan kesejahteraan oleh pemerintah akan merasa lebih ikhlas dan lebih menikmati pekerjaannya sebagai pendidik. Karena guru dikatakan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" bukan berarti guru ikhlas jika jasanya tidak dibayar. Namun, mereka juga perlu di bayar dengan bayaran yang setimpal dengan jasa yang diberikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun