Mohon tunggu...
Rahma Fajr Mawidha
Rahma Fajr Mawidha Mohon Tunggu... Jurnalis - Long Life Moeslim Learner

saya berada disini untuk mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Potensial di Era Digital sebagai Panutan Milenial dalam Bermedia Sosial

31 Maret 2020   11:13 Diperbarui: 10 April 2020   20:20 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik kali ini udah lama ngehype tapi aku tertarik buat bahas karena ini gak lepas dari kehidupan kita freen khusunya sebagai penggiat pendidikan ya kan atau mahasiswa lah gampangnya. oke..

Guru potensial, apa sih guru potensial gimana sih frenn?calon guru mesti pada ngerti nih terlepas dari status atau pendidikan yang sedang kita geluti. Pada umumnya kita semua adalah calon guru minimal untuk diri kita sendiri dan keluarga kita. Guru merupakan agen perubahan bagi siswanya. Guru pun diharapkan memiliki kompetensi di bidangnya, di antaranya yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi padagogik dan kompetensi profesional. 

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman tentang peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan kepribadian dan profesionalisme. 

Gitu fren jadi guru potensial sebagimana dalam cakupan tersebut yang mana guru harus bisa mengolah potensi yang ia miliki  sesuai dengan passionnya, apalagi di era digital seperti ini tanpa sadar para milenial hari ini sangat memantau apapun aktivitas gurunya apalagi dalam bermedia sosial. "Guru harus bisa memanusiakan hubungan dengan siapa saja. Bicara kompetensi guru tidak cuma profesional, tapi sosial, kepribadiannya, serta komunikasi dengan siapa saja harus dijaga". Najela Shihab

Tantangan guru juga tidak gampang. Ia harus bisa mengolah dan memberikan stimulus positif kepada semua murid khususnya. secara tidak lagsung kita selalu menjadikan guru sebagai panutan dalam hal apapun khususnya dalam bermedia sosial. naif jika dalam era digital seperti ini guru tidak bermedia sosial. guru juga harus memperbarui dan mengikuti pola perkembangan dunia pada zamannya sehingga ia bisa mengolah potensi dengan tidak tertinggal pada zaman diaman ia menjadi siswa melainkan mengikuti zaman pada era hari ini.

Contoh kecilnya gini pasti kita semua pernah save atau berteman dengan guru kita di media sosial kan, udah itu pasti kita gak bisa nolak frenn nah dari postingan seorang guru tersebut secara tidak sadar akan memberikan rangsangan terhadap kita misalnya guru kita posting tentang hal- hal yang kritis dan nghype hari ini kita pasti tertarik untuk baca dan ngelihat pola pemikiran dari postingan tersebut. 

dari situ timbulah inspirasi yang mempengaruhi cara pandang kita mengolah sehingga di ikuti. guru kita posting tentang seni atau musik secara tidak sadar kita akan mengikutinya entah memberikan komentar atau sekedar melihat. Pada intinya guru adalah kiblat kita dalam pencarian jati diri. terlepas dari lingkungan sekolah maupun di sekolah. menurut nadiem makarim : guru  menentukan purposekemauanya dalam berbuat baik karena guru yang benar benar hatinya untuk murid secara tidak langsung itu yang akan meningkatkan potensinya. 

Jadi guru juga perlu memberikan dan menebarkan hal-hal yang positif dan mengikuti zaman fren tapi nggak norak juga musti viral atau ngikuti trend  aplikasi yang kekinian juga, apapun yang berlebihan tidak akan baik justru itu akan menurunkan marwah seorang guru.

Biasanya passion guru akan dituangkan dalam media massa atau media sosial.  Passion musik, menulis, pujangga, penyair, penyanyi, atau bahkan hal- hal positif lainya. itu merupakan sebuah contoh potensi dari guru sebagai refrensi milenial untuk dijadikan panutan atau sebagai pengembangan diri.

bagaimana menurut kalian para pembaca ? setuju atau tidak silahkan tinggalkan komentar dibawah ini terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun