Mohon tunggu...
Romly Lengkoan
Romly Lengkoan Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis cerita.

Menulis untuk bercerita tentang apa saja. Tentang apa yang saya tahu dan yang saya mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Khayalan Malam Pada Suatu Musim

6 Desember 2019   04:28 Diperbarui: 6 Desember 2019   04:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUATU MUSIM

Samar kuingat laba-laba yang membuat sarang
di bawah tempat tidurku.
Sesamar bayangan merah yang lewat dan
menyambar pelipisku kemarin.

Pagi ini angin masuk
lewat lubang kunci kamarku.
Ia langsung berguling-guling
ke bawah tempat tidurku.
Aku baru tahu kalau laba-laba takut
pada angin
sehingga ia lupa merapikan
jaring-jaringnya sebelum pergi
bersembunyi.

Aku membuka jendela karena
ada seekor nyamuk yang
tersesat mengetuk kaca.
Ia masuk dan ikut
bersembunyi bersama
laba-laba.

Di luar sana layar merah
mengembang dan sebuah kapal
nelayan didorong ke samudera.
Aku ingat, layar itu
yang membuatku harus tidur
bersama musim ini,
nyamuk dan laba-laba yang masih
samar rupanya
diingatanku.

Gandasari, 2019.

KHAYALAN

Sehelai daun lewat di depanku
Seperti menari ia terbang ke rumahmu
Ia ajak aku ke sana
Dengan ringan langkah di atas debu yang melayang

Rumahmu dirindangi hijau pohon-pohon
Dialasi warna-warni bunga
Ditemani suara jahil binatang-binatang kecil
Dan saat malam
Langit membuka mata
Dengan bintang-bintangnya

Aku lihat kau memandang datangku
Dengan senyuman

Oh, alam! Engkau telah mengubah
senyum sederhana itu menjadi
begitu mempesona.

Gandasari, 2019.

MALAM

Malam menghamparkan selubung kabut
Bulan membangunkan makhluk-makhluk kecil

Mereka menyanyikan melodi riang
Mereka menyusuri dahan pohon
Kaki-kaki mungil berderap
Sayap-sayap tipis mengepak

Air sungai mengantar
makhluk-makhluk kecil itu menyeberang
Perahu mereka adalah daun-daun kering
Jembatan mereka adalah ranting-ranting patah
Bintang-bintang jadi latar mereka

Saat malam melipat kabut
Saat bulan membersihkan langit
Saat matahari membuka tudungnya
Saat itulah keramaian berakhir.

Gandasari, 2019. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun