Mohon tunggu...
Romly Lengkoan
Romly Lengkoan Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis cerita.

Menulis untuk bercerita tentang apa saja. Tentang apa yang saya tahu dan yang saya mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Hari Kemarin yang Merisaukan

16 November 2019   04:13 Diperbarui: 17 November 2019   04:59 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DI TANAH INI 

Ia sedang berdiri memandang
hamparan tanah kering
ketika angin menceritakan padanya
kebahagiaan saat hujan turun

Waktu-waktu seperti itu
pohon-pohon membuka
mata hijau mereka di ujung
ranting-ranting

Bunga-bunga tersenyum warna-warni
dan di atas tanah tumbuh
rumput hijau mengalasi
dunia bermain anak-anak

Ia kemudian meneteskan air mata,
menarik nafas dan tersenyum
Ia pun bercerita pada angin
kebahagiaan sehabis hujan

Waktu-waktu seperti itu
semua orang bergembira
Para lelaki mencangkul
para wanita menaruh bibit dan
anak-anak bisa bersekolah.

(Gandasari, 2019)

HARI KEMARIN YANG MERISAUKAN

Gurun bersiul panjang
pertanda badai pasir
datang menggantikan angin

Hari ini kita pulang
bersama harapan tipis
tentang hari esok yang, jika memungkinkan,
akan jadi lebih baik.

Kita sudah berlari-lari
dalam hari-hari kemarin
yang merisaukan

Lelah kini tanpa makna, kekasihku,
sebab kita sedang terbaring
tenang, dengan lengan saling melingkar

Malam sudah jadi selimut,
membungkus kita
dan dingin hingga tak ada tempat
bagi ingin.

(Gandasari, 2019)

ORANG TUA

sepi diri saat semuanya pergi
saat di mana diri menggantungkan semua harapan
saat hari esok adalah impian yang ditunggu-tunggu
ketika malam adalah sukacita kemenangan

kenapa itu semua menjauh..

aku hanya ingin bersama mereka, ingin diandalkan
walau keringat darah harus kucucurkan
walau beling harus kuinjak-injak

sepi diri ini saat sadar aku menua dan lemah.

(Kota Bambu, 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun