Robert Frost adalah salah satu penyair yang selalu berhasil menangkap sisi kehidupan ke dalam kesederhanaan, tapi sarat makna juga. Dalam puisi ini Frost menghadirkan pemandangan orang-orang yang ada di tepi pantai---terlihat biasa saja, tapi sebenarnya hal tersebut menyimpan refleksi yang dalam tentang kebiasaan yang dimiliki manusia. Puisi ini kasih gambaran bagaimana bisa kita sering kali hanya fokus pada apa yang ada didepan mata saja, tanpa pernah coba lebih serius menyelami maknanya lebih dalam. Walaupun puisi ini sudah ditulis hampir satu abad lalu, puisi ini masih relevan dengan era sekarang. Nah, saat ini kita coba bedah puisi dan lihat bagaimana Robert Frost tinggalkan pesannya yang masih 'nyambung' banget sama kehidupan anak muda masa kini.Â
Melihat sekilas, tapi tidak dipahami?
 puisi ini dimulai dengan gambaran sederhana: Orang-orang tengah berdiri di pantai, hadapannya satu pada laut, dan membelakani daratan.Â
" The people along the sand.
All turn and look one way.Â
They turn their back in the land.Â
They look at the sea all day. "
 Orang-orang tuh mengamati lautnya aja tanpa pernah bisa lihat lebih jauh ke cakrawala, atau sekedar mengerti kedalaman airnya. Baris berikutnya juga menegaskan kalau manusia itu masih terbatas dalam mengerti atas apa yang dilihat:
" they cannot look out far.
They cannot look in deep.Â
But when was that ever a bar.Â
To any watch they keep? "
  Frost mengungkapkan kalau manusia punya kebiasaan yang hanya "mengamati" saja, meski tahu kalau mereka tidak akan pernah paham betul dengan apa yang mereka lihat. Terdapat ironi disini---kita terus memandang, tapi sering kali hanya sebatas permukaannya saja.
Pesan penting untuk Generasi Muda.
apasih hubunganya Pantai, laut, dan puisi ini dengan anak zaman sekarang? Kalau kita berpikir sejenak, ada banyak loh relevansinya yang bisa kita dapat:
1. Kehidupan media sosial: fokus pada permukaan
  Di era gencarnya media sosial sekarang, kita ibaratnya orang-orang yang ada di tepi pantai itu. Kita lihat "laut" sebagai kehidupan orang lain lewat postingan yang berupa foto, video, dan story yang mereka bagikan atau posting. Tapi kita sering kali juga hanya dapat apa yang ditampilkan oleh mereka di permukaannya.Â
Foto liburan, pencapaian atau snapgram yang isinya bahagia nampak dimata sempurna nyatanya itu hanya sebagian kecil dari hidup mereka. Kita sering lupa kalau dibalik itu semua, ada perjuangan atau bahkan kesedihan yang telah dilalui tapi kita gak liat itu.Â
- Pelajaran yang diambil: Frost mengingatkan kita untuk tidak terjebak pada ilusi yang diperlihatkan. Apa yang ada dipermukaan juga belum tentu cerminan asli sepenuhnya.
2. Dunia yang serba cepat dan minum refleksi.
 Di zaman sekarang, kita nih cenderung tergesa-gesa dalam kejar target seperti pendidikan, karier, umur orang tua ataupun target hidup lainnya. Kita jadi jarang punya waktu buat berhenti sebentar dan bertanya "apa sih tujuanku sebenarnya? " Atau "apakah yang aku lakuin itu benar-benar penting buatku? ".
 Frost sepertinya ingin bilang kalau hidup itu bukan hanya soal terus bergerak. Ada momen dimana kita juga perlu berhenti, merenung, dan coba lagi pahami lebih dalam jalan yang kita tempuh.Â
3. Kebutuhan untuk memahami kedalaman diri.
 Laut di puisi ini juga bisa dilihat Sebagai bentuk Metafora untuk diri kita sendiri. Tidak sedikit dari kita yang hanya fokus pada "tampilan" Diri--bagaiman sih kita dipandangan orang lain --tanpa tahu pasti apa yang ada didalamnya.Â
 Padahal, memahami diri sendiri itu sangat penting, terutama dimasa yang penuh akan perubahan seperti usia. Robert Frost mengajak kita untuk coba menyelami bagian terdalam diri dan temukan apa yang menjadi penting bagi kita.
Relevansi di Era Modern.
 Puisi ini tuh seolah memberi kita peringatan: kita jangan mudah puas hanya dengan melihat permukaannya saja. Ditengah derasnya kemajuan teknologi, media sosial, dan ekspetasi dari sekitar, kita juga perlu belajar buat melambat, berhenti sejenak, dan menggali lebih dalam.Â
- Memandang lebih dalam : apa yang terlihat     diluar tidak selalu mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi. Jangan hanya percaya pada apa yang terlihat--coba deh untuk cari tahu apa yang ada dibaliknya.Â
- Berhenti bandingkan diri : Frost mengingatkan kita lagi bahwasannya tiap orang punya porsi kedalaman yang berbeda-beda. Fokus aja sama perjalananmu sendiri, bukan pada bagaimana "permukaan" atas hidup orang lain terlihat perlu kita gali jauh.Â
- Pentingnya refleksi : hidup bukan hanya tentang terus-menerus bergerak maju, tapi juga tentang paham betul akan hal yang bermakna bagi kita.
 Kesimpulan: Hidup lebih Autentik dengan Refleksi
 Melalui "Neither Out Far Nor In Deep" Robert Frost mengajarkan kita untuk tidak mudah puas dengan hanya melihat saja apa yang ada diluarnya. Dia mengingatkan kita juga kalau dunia ini penuh akan kedalaman makna. Baik itu dalam diri kita sendiri, orang lain, atau bahkan kehidupan secara umum.Â
  Bagi kami anak muda terutama bagi saya, puisi ini sendiri sebuah ajakan untuk hidup lebih autentik. Berani untuk menggali lebih dalam, kenali diri sendiri, dan cari makna yang sebenarnya dijalan hidup. Layaknya Laut, hidup ini penuh misteri, dan hanya bagi mereka yang berani untuk menyelam lebih dalam akan menemukan apa yang sangat berarti bagi mereka.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H