sastra klasik asal Perancis yang masih cukup relevan hingga masa kini. Kisah ini ditulis oleh Seorang Sastrawan sekaligus pilot asal Perancis Antoine de Saint-Exupéry. Karena memiliki banyak nya pengalaman dan pandangan hidup saat menjadi pilot, hal ini banyak memberikan dampak pada karya-karyanya, termasuk Le Petit Prince. Pada awalnya saya kira buku ini adalah buku cerita anak-anak ternyata buku ini lebih dari itu— ia memiliki refleksi yang mendalam tentang kehidupan, cinta, kehilangan, dan makan menjadi 'manusia'. Dengan ilustrasi sederhana yang dibuat langsung oleh si penulis, membuat kisah buku ini terkesan personal dan universal. Buku dengan tebal 96 halaman untuk versi orisinil dan 120 halaman versi sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Diterbitkan pada tahun 1943 di Perancis.Â
   Le Petit Prince adalah salah satu karya  Le Petit Prince mengisahkan perjalanan seorang Pangeran Cilik dari planet B-612 yang meninggalkan rumahnya untuk menjelajahi alam semesta. Didalam perjalanannya, si Pangeran bertemu dengan beragam karakter unik! Seperti seorang raja, saudagar kaya, dan pemabuk yang dimana masing-masing mencerminkan absurditas perilaku manusia khususnya tingkat dewasa.Â
Akhirnya, ia tiba di Bumi, saat tiba di planet ini ia bertemu dengan Sang narator, juga seorang pilot yang terdampar di gurun. Nah, disinilah kisah penuh emosi dan filosofi ini pun terjalin.Â
  Buku ini menyentuh beragam tema, seperti rasa kehilangan (ketika Sang mawar yang ia tinggalkan), rasa keingintahuan anak-anak yang sirna terhadap orang dewasa, hingga makna akan persahabatan sejati. Ditiap dialog dan pertemuan dalam buku ini terasa sederhana namun mendalam. Gaya kepenulisannya yang puitis membuat pembaca termasuk saya terhanyut dalam metafornya. Ada salah satu bagian yang amat menyentuh adalah ketika Pangeran Kecil bertemu dengan seekor rubah, yang mengajarinya akan arti penting dari "menjinakkan" Seseorang—metafor ini untuk membangun hubungan yang berarti, dan dari part ini yang sangat dikenal kalau "hal-hal yang penting tidak selalu terlihat oleh mata. "
   Buku ini ini memiliki kelebihan sebagai narasi yang sederhana namun mengandung banyak filosofi diikuti oleh ilustrasi dari penulis yang cukup memperkuat jalan cerita. Buku ini juga masih bisa dinikmati kalangan usia; anak-anak dengan sisi dongeng yang, sedangkan orang dewasa dengan merenungi maknanya. Tetapi buku ini karena terlalu simbolisme, mungkin untuk beberapa pembaca merasa kalau ceritanya terlalu abstrak juga cukup singkat, sehingga terasa terlalu cepat berakhir untuk beberapa pembaca yang masih ingin terhanyut lebih lama.Â
  Le Petit Prince adalah buku yang cocok untuk siapapun yang sedang dalam mencari akan makna kehidupan atau sekedar mencari Jati diri. Dibalik sisi dongeng nya yang terlihat ringan, tentu ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dan bagaimana Cara kita untuk memandang dunia. Saya juga sangat merekomendasikan buku ini untuk pembaca dari segala usia terutama yang sedang ingin merenungi kembali atas pandangan hidup.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H