Mohon tunggu...
Rahel Maretha
Rahel Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication

positive vibes✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melihat Prinsip BASIC dalam Media Indonesia

7 November 2021   12:47 Diperbarui: 7 November 2021   12:52 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolom komentar di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Tokoh Paul Bradshaw (2012) memaparkan tentang lima prinsip jurnalisme multimedia yang bisa diterapkan oleh media berita online di era digital ini. Melalui tulisan ini, kita akan melihat salah satu media berita online, yaitu 'Media Indonesia' dalam memproduksi konten berita melalui media online berdasarkan lima prinsip jurnalisme multimedia.

Sekitar tahun 1990-an, aktivitas jurnalistik di Indonesia semakin berkembang dengan kehadiran media berita online. Banyak media berita yang ikut beradaptasi dengan kehadiran internet, yaitu dengan mengembangkan media online dan membuat website mereka masing-masing.

Hal ini menyebabkan kebebasan semakin dirasakan oleh masyarakat Indonesia dalam mencari dan memilih berita apa yang akan mereka baca.

Survei yang dilakukan Nielsen di tahun 2017 juga membuktikan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia lebih memilih untuk mengakses berita secara online, terutama para generasi muda yang sudah melek teknologi.

Hal ini semakin didukung oleh menurunnya produksi koran cetak yang diakibatkan oleh maraknya media online. Masyarakat cenderung memilih media yang dapat memberikan informasi secara cepat, tanpa terbatas ruang dan waktu, serta gratis.

Dengan semakin berkembangnya media online, penyajian berita pun menjadi lebih beragam. Tidak hanya sekedar teks, namun juga menyajikan foto/gambar, video, audio, animasi, hingga infografis, dll. Istilah lainnya adalah multimedia.

Lima Prinsip Jurnalisme Multimedia

Menurut tokoh Paul Bradshaw terdapat lima prinsip jurnalisme multimedia yang tentunya berbasis pada penggunaan internet. Kelima prinsip tersebut disebut BASIC yang terdiri dari Brevity (keringkasan), Adaptation (adaptasi), Scannability (memindai), Interactivity (interaktivitas), dan Community (komunitas) serta Conversation (percakapan).

Mari kita simak masing-masing prinsipnya secara singkat.

1. Brevity atau keringkasan merupakan wujud penyajian berita di media online secara ringkas, padat dan mencakup seluruh isi yang akan diinformasikan kepada pembaca. Dalam membaca di layar gawai, manusia cenderung lebih lambat dan kurang efektif dalam menangkap maksud tulisannya, daripada bila menggunakan media cetak.

Maka dari itu, para jurnalis harus dapat menyajikan berita dengan singkat, ringkas, namun dapat mencakup semua poin penting berita. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi tulisan ke dalam beberapa paragraf dengan pembahasan yang berbeda, sehingga tidak padat dalam satu paragraf saja.

2. Adaptation atau kemampuan adaptasi harus dimiliki oleh jurnalis di era ini untuk menyesuaikan dengan kebutuhan publik akan berita. Jurnalis harus mampu memiliki jalan pikiran tentang bagaimana beritanya akan tampak menarik dan tidak membosankan atau melelahkan saat dibaca.

Tidak seperti pada media penyiaran atau cetak yang hanya memiliki satu hingga dua media, dalam media online, jurnalis dituntut untuk dapat menyajikan berita dengan berbagai media. Menyertakan teks bersamaan dengan foto/gambar, video, audio, animasi, maupun infografis dalam menyajikan berita akan lebih menarik dan menjadi daya tarik pembaca.

Jurnalis tidak diwajibkan untuk dapat menguasai semua kemampuan membuat banyak media dalam satu berita, namun dapat memiliki pola pikir untuk menyajikan beritanya dengan berbagai media. Hal ini dapat dilakukan dengan kerja sama dengan pihak lain yang mampu memproduksi media lain yang tidak dikuasai jurnalis, misalnya editor video, desainer grafis, dan lainnya.

3. Scannability atau memindai, di mana pembaca cenderung melakukan scanning dalam membaca. Mereka fokus pada judul, subjudul, gambar, link, dan lainnya yang menurut mereka dapat memberikan inti informasi dengan cepat. Jurnalis dapat membuat berita dengan judu yang jelas atau to the point, lead atau paragraf pertama yang meringkas isi berita agar pembaca dapat paham sekilas tentang isi berita.

Subjudul penting di sini, karena dapat membawa pembaca kepada pembahasan berbeda tiap subjudulnya dan menjadi daya tarik untuk terus membaca. Berita juga dapat disajikan dengan list untuk menjabarkan poin-poin penting dan menautkan link untuk menambah informasi yang disajikan.

Penyajian tulisan dapat dikombinasi dengan kutipan langsung dari narasumber berita, di mana hal ini dapat menguatkan informasi yang diberikan dan menyorot atau menebalkan kata-kata tertentu agar pembaca dapat menemukan kata kunci dalam berita yang dibacanya.

4. Interactivity merupakan aspek penting dari jurnalisme. Media online memberi peluang bagi pembaca untuk menentukan sendiri ruang dan waktu yang mereka inginkan. Tidak seperti TV atau radio yang mengharuskan pengguna stay dalam waktu dan ruangan atau media cetak yang membuat pembaca harus menunggu edisi selanjutnya.

Dalam media online, pengguna memiliki kontrol atas suatu media. Dalam arti, pengguna dapat menggunakan konten sesuai keinginan mereka, seperti diunduh, disebarkan, disimpan, dll. Selain itu, feedback dari pengguna menjadi penting bagi jurnalis untuk dapat memberi tanggapan akan berita yang dibuat.

Dalam arti lain, jurnalis hendaknya mampu melibatkan pengguna ke dalam interaksi dengan media atau menciptakan komunikasi dua arah. Dapat melalui komentar, e-mail, kuis, game, bahkan melibatkan pengguna dalam pembuatan suatu berita. Pengguna juga memiliki peluang untuk memproduksi konten beritanya sendiri dengan adanya platform seperti Blog, Podcast atau jurnalisme warga.

5. Community menandakan bahwa jurnalis tidak dapat bekerja sendiri di era digital ini dan dalam publikasi berita pun, mereka memiliki peluang untuk menjaring komunitas. Jurnalis perlu komunitas untuk membantu dalam proses produksi berita, begitu juga dengan proses publikasinya, karena memungkinkan dalam hal ini, komunitas memiliki akses yang lebih luas kepada masyarakat.

Suatu produk berita juga dapat membentuk suatu komunitas, di mana mereka terbentuk berdasarkan persamaan hobi, kesenangan, pekerjaan, tujuan, masalah, atau sejarah. Keterlibatan jurnalis dalam komunitas juga diperlukan untuk menambah jejaring sosial dan memperluas sumber informasi.

Conversation menjadi kunci komunikasi antara jurnalis dengan publik atau komunitas. Jurnalis hendaknya mampu terlibat dan membangun hubungan baik dengan suatu komunitas dengan berkomunikasi melalui platform online yang tersedia.

Hal ini dapat dilakukan dengan saling memberi tanggapan atau informasi dalam suatu konten berita atau suatu forum. Berkaitan dengan aspek community, jurnalis harus mampu membuat keterlibatan komunitas atau publik dalam produk jurnalistiknya dan jangan lupa untuk memberi tanggapan balik kepada mereka serta berusaha membangun komunikasi yang baik dan bertahan lama.

Media Indonesia

Media Indonesia pada awalnya merupakan media cetak (koran) yang cukup besar di Indonesia. Berdiri sejak 19 Januari 1970, kala itu Teuku Yousli Syah menjalin kerja sama dengan Surya Paloh untuk mendirikan Media Indonesia.

Media yang awalnya memproduksi koran ini kemudian mengembangkan media online dengan portal mediaindonesia.com dan sudah diverifikasi oleh Dewan Pers. Media Indonesia sejak dulu berorientasi tentang ekonomi pada publikasi beritanya. Media Indonesia memiliki pembaca masyarakat kalangan muda dan mapan.

Saat ini, dengan bergerak di ranah media online, Media Indonesia menyajikan berita-berita layaknya media online lain dalam situs webnya. Untuk melihat bagaimana Media Indonesia memproduksi berita secara online, mari kita coba analisis dengan menggunakan lima prinsip BASIC milih Paul Bradshaw (2012) yang sudah dijelaskan di atas.

1. Prinsip Brevity

Secara umum, berita-berita dalam Media Indonesia sudah lengkap, padat dan informatif dalam menyajikan berita. Namun, masih ada beberapa artikel yang terlalu padat penyampaian informasinya dalam satu paragraf. Salah satunya seperti berita di bawah ini.

Salah satu berita di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Salah satu berita di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Kalimat dalam paragraf seperti ini hendaknya dapat dipecah lagi menjadi beberapa bagian atau dengan membuat sub judul. Berbeda dengan menulis pada media cetak, dalam media online, tulisan dapat diringkas dan dibagi dalam beberapa bagian, agar pembaca tidak lelah dan dapat membaca hingga akhir.

2. Prinsip Adaptasi

Media Indonesia sudah melangkah ke ranah digital dengan mengembangkan situs berita online, di mana ini membuktikan bahwa mereka sudah mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan media online, mereka menjadi salah satu media berita yang awalnya memproduksi koran dan bisa tetap eksis di era digital ini.

Adaptasi masih perlu dilakukan dalam memproduksi berita di media online, di mana multimedia dalam penyajian berita menjadi aspek penting dalam ranah online. Berbeda dengan media cetak yang hanya berupa teks dan gambar/foto.

Media Indonesia sendiri telah menyajikan beritanya dengan menggunakan media selain teks dan foto, yaitu dengan video dan infografis serta data lengkap seperti layaknya media berita. Namun, media-media tersebut disajikan secara terpisah.

Sejauh yang penulis lihat, kebanyakan artikel berita Media Indonesia masih meliputi teks dan foto saja, infografis saja, dan teks dan video saja. Dalam artian, penyajian dalam satu berita hanya meliputi setidaknya dua media saja.

Tampilan web Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Tampilan web Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Berita yang disajikan dengan video memiliki lebih sedikit teks dan penyajian berita fokus pada video tersebut lengkap dengan caption di dalamnya. Begitu juga dengan artikel yang menyajikan foto atau infografis.

Tampilan Infografis di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Tampilan Infografis di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Dapat dikatakan bahwa secara umum, Media Indonesia sudah menyajikan berita dengan multimedia, seperti teks dengan foto, gambar video, dan infografis. Tidak semua disajikan dalam satu artikel berita, melainkan terdapat zona video, foto, dan infografis tersendiri. Namun, juga terdapat berita yang disajikan secara multimedia tentunya.

Selain itu, berita-berita di Media Indonesia juga memiliki Tags-nya masing-masing untuk mempermudah pembaca mencari berita dengan kata kunci tertentu.

3. Prinsip Scannability

Berkaitan dengan pemindaian yang dilakukan pembaca dalam membaca berita di Media Indonesia. Dengan memposisikan diri sebagai pembaca dengan memindai judul-judul beritanya, secara umum sudah to the point dan berbobot serta tidak banyak mengandung clickbait.

Terutama untuk berita yang khusus disajikan dengan foto, video, dan infografis, inti informasinya terdapat dalam media tersebut dan teks hanya sebagai pelengkap atau pendamping saja secara singkat.

Salah satu berita di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Salah satu berita di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Bagian lead atau intro dari berita juga sudah mencakup inti dari berita yang akan disampaikan. Media Indonesia juga sudah menyertakan kutipan langsung dari narasumber untuk memperkuat fakta. Namun, untuk subjudul dan list, sebagai pembaca, penulis jarang menemui adanya dua hal ini.

Bila ingin mencari berita di Media Indonesia, pembaca dapat melakukan searching langsung menggunakan kata-kata kunci, karena Media Indonesia sudah menyertakan berita dengan kata kunci dan tags.

4. Prinsip Interactivity

Kontrol yang diberikan Media Indonesia bagi pembacanya dapat terlihat jelas melalui beritanya yang dapat diakses kapan dan di mana saja sesuai kemauan pembaca. Data-data juga disajikan dengan lengkap dalam berita.

Berita yang disajikan juga terdapat media video yang dapat dengan bebas diatur oleh pembaca bagaimana cara menontonnya, dipercepat, diperlambat, atau memilih bagian video yang disukai.

Salah satu berita di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Salah satu berita di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Untuk hyperlink, jarang ditemukan dalam berita yang berisi informasi tambahan atau tautan langsung ke sumber informasi yang asli. Hyperlink dalam berita Media Indonesia cenderung berisi tautan untuk ke berita lainnya yang relevan.

Pada intinya, Media Indonesia sudah cukup interaktif . Mempersilahkan pembaca untuk menyimpan, membagikan, dan memilih berita mana yang mereka sukai. Selain itu, juga terdapat kolom komentar di setiap berita yang disediakan untuk pembaca.

5. Prinsip Community

Media Indonesia tercatat dalam data perusahaan pers oleh Dewan Pers yang dinyatakan terverifikasi administratif dan faktual pada 6 April 2021.

Media Indonesia memiliki pihak-pihak yang saling menunjang konten beritanya, terutama karena bergerak di ranah online dan multimedia, mereka memiliki content creator, pengelola media sosial, desainer grafis, videografer, hingga di bidang publikasi cetak pun ada.

Kolom Pakar di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Kolom Pakar di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Kategori berita di Media Indonesia, seperti Politik dan Hukum, Ekonomi, Humaniora, Megapolitan, Nusantara, Internasional dan Olahraga dapat menunjukkan bahwa target pembaca atau pasar mereka merupakan orang-orang tertentu yang bergerak di bidang-bidang tersebut atau kalangan masyarakat muda dan mapan, di mana hal ini sudah berjalan sejak mereka masih fokus pada produksi koran.

Media Indonesia juga memiliki ruang bagi pihak di luar Media Indonesia untuk berkontribusi menyajikan berita. Dapat dilihat pada bagian "Views" terdapat ruang "Kolom Pakar" dan "Opini" yang ditulis oleh pihak di luar Media Indonesia.

Prinsip Conversation

Setiap berita di Media Indonesia terdapat kolom komentar yang terkoneksi dengan media sosial Facebook, di mana pembaca harus log-in ke akun Facebook untuk bisa meninggalkan komentar.

Kolom komentar di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Kolom komentar di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Di Media Indonesia sendiri, tidak banyak komentar yang ditinggalkan pada berita-berita di sana. Penulis pun tidak atau mungkin belum melihat adanya respon balik dari Media Indonesia bila ada yang berkomentar. Namun, dalam hal ini pembaca diberi tempat untuk berkomentar dan dapat berinteraksi dengan sesama pembaca.

Opini di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)
Opini di Media Indonesia. Sumber: mediaindonesia.com (Dokpri)

Dengan disediakannya ruang kontribusi bagi pihak-pihak di luar Media Indonesia, dapat terlihat bahwa media Indonesia menyediakan tempat bagi mereka untuk bisa berkontribusi dalam proses produksi editorial.

Dapat disimpulkan bahwa Media Indonesia sebagai media berita online sudah cukup memenuhi kelima prinsip BASIC jurnalisme multimedia. Walaupun belum sepenuhnya memenuhi prinsip, Media Indonesia dapat menjadi salah satu pilihan media berita yang kredibel.

Media Indonesia juga memiliki koran digitalnya sebagai bentuk berkembangnya media mereka yang awalnya hanya memproduksi koran saja. Di era digital ini, pembaca masih dapat mengakses koran dengan berlangganan di e-paper Media Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun