Indonesia mengalami perkembangan jurnalisme yang sangat terlihat perbedaannya. Zaman dahulu, masyarakat masih memanfaatkan surat kabar sebagai sumber informasi. Di era sekarang, akses informasi menjadi lebih mudah dengan hadirnya media berita online, seperti Kompas.
Telah Lahir Sejak Zaman Belanda
Jurnalisme sudah ada di Indonesia sejak Belanda masih menginjakkan kaki di negara kita. Media massa yang pertama kali dikenal Indonesia adalah surat kabar, yaitu dari Belanda pada pertengahan abad ke-18. Bataviase Nouvelles merupakan surat kabar terbitan pertama di Indonesia pada tahun 1744-1746.
Selanjutnya, terdapat Brotomani yang merupakan surat kabar produksi negeri sendiri dengan bahasa Jawa pada tahun 1855 dan tahun 1956, terbit surat kabar berbahasa Melayu, Soerat Kabar Bahasa Melajoe.
Surat kabar menjadi sumber informasi utama masyarakat Indonesia kala itu. Akses informasi yang berkaitan dengan berita-berita terbaru di Indonesia hingga pendidikan banyak bersumber dari surat kabar.
Media cetak ini kemudian dimanfaatkan oleh kaum berpendidikan atau cerdas untuk menyebarkan nilai-nilai nasionalis bangsa Indonesia. Melihat hal ini, wartawan di Indonesia menjadi kunci untuk pelaksanaan penyebaran nilai-nilai tersebut.
Indonesia Mulai Menguasai Medianya SendiriÂ
Kemerdekaan Indonesia menjadi salah satu tanda bagi pers Indonesia untuk mendirikan sendiri dan menguasai media lokal. Berita Indonesia menjadi surat kabar pertama di masa orde lama yang terbit pada 6 September 1945 di Jakarta.
Dari sisi masyarakat, setelah kemerdekaan Indonesia, minat baca surat kabar meningkat pesat bila dibandingkan ketika masih dijajah. Para pemilik media massa pun juga semakin gencar dalam memproduksi produk jurnalistiknya melalui koran-koran.
Pada 9 Februari 1946, dengan tujuan mempersatukan para wartawan/jurnalis Indonesia, diadakanlah suatu kongres di Surakarta dengan menunjuk Mr. Sumanang sebagai pemimpin Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Pada 8 Juni 1946, juga berdiri Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).