Mohon tunggu...
Rahel Maretha
Rahel Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication

positive vibes✨

Selanjutnya

Tutup

Film

Lima Film Karya Ernest Prakasa: Lucu tapi Menyentuh

27 September 2021   15:14 Diperbarui: 27 September 2021   15:25 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Franois Truffaut. Sumber: newyorker.com

Tidak hanya lucu, kelima film tersebut juga mengangkat kisah dari keluarga atau genre keluarga. Cerita keseharian dalam keluarga di kelima film tersebut dapat membuat penonton bisa relate dengan kehidupan sehari-hari.

Cerita tentang keluarga yang paling menonjol adalah dalam film Cek Toko Sebelah (2016) yang fokus pada cerita perjuangan keluarga etnis Tionghoa dalam menjalankan bisnis kelontong. Dalam Susah Sinyal (2017), lebih menggambarkan hubungan ibu dan anak dan film Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018) yang menceritakan kisah pasutri dengan hubungan keluarga yang rumit karena pekerjaan.

Poster film Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018). Sumber: Kompas.com
Poster film Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga (2018). Sumber: Kompas.com

Ernest Prakasa sebagai Seorang Auteur

Bisa kita simpulkan bahwa kelima film karya Ernest Prakasa memiliki konsistensi cerita dengan genre komedi dan keluarga. Makna atau pesan yang terkandung dalam film pun bisa menyentuh hati penonton dan bisa relate dengan kehidupan sehari-hari.

Pesan yang ingin disampaikan, seperti bagaimana etnis Tionghoa dipandang di Indonesia dan ingin mendobrak pandangan negatif tersebut. Hubungan keluarga anak-orang tua, dan suami-istri dengan permasalahan dalam cerita film yang dapat kita rasakan dan menyentuh hati.

Tidak hanya menyentuh, film-film Ernest Prakasa juga memberi motivasi kepada penonton untuk dapat melanjutkan kehidupan bersama keluarga dengan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, seperti cerita pada film.

Nah! Jadi, Ernest Prakasa ini bisa kita sebut sebagai Auteur, karena konsistensi dirinya sebagai sutradara dalam membuat film. Digarap dan disutradarai oleh Ernest langsung, kelima film tersebut juga menghadirkan Ernest sebagai aktor yang mencerminkan ciri film karyanya.

Dapat kita rasakan dalam filmnya, warna atau personality Ernest yang merupakan seorang komedian tercermin melalui candaan-candaan yang dilakoni para pemain film. Selain itu, kemampuan Ernest dalam menyisipkan dan menyampaikan pesan menyentuh dan memotivasi melalui filmnya juga dapat kita rasakan.

Mending gas nonton aja lah, biar bisa merasakan sendiri, hehehe.

Sumber:

Kogawa, Y., Yoanita, D., & Budiana, D. (2019). Representasi etnis Tionghoa di Indonesia dalam film cek toko sebelah. Jurnal E-Komunikasi, 7(1), 1-12.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun