Mohon tunggu...
Rahel Maretha
Rahel Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication

positive vibes✨

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melihat Perjalanan Media di Korea Selatan

26 September 2021   17:52 Diperbarui: 25 Oktober 2021   23:27 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Pencarian NAVER. Sumber: hwsecter.tistory.com

Korea Selatan, surganya jaringan internet ini memiliki perkembangan media yang sangat kentara. Mulai dari media konvensional sebagai sumber informasi utama masyarakatnya, hingga saat ini sudah merambah ke online dengan beragam media penyajiannya.

Kalau kita dengar tentang negara "Korea", yang terlintas dipikiran kita mungkin banyak berputar tentang budaya K-Pop atau Dramanya yang sangat mengglobal. Namun, coba kita lihat sisi lain dari negara ini. Kali ini kita akan membahas tentang perjalanan jurnalisme di Korea Selatan.

Media Konvensional

Sebelumnya, perlu kita ketahui dulu bahwa Korea banyak dipengaruhi oleh negara Cina, Jepang dan Amerika dari aspek sosial, budaya, pendidikan, dan lainnya.

Jurnalisme modern di Korea Selatan dapat terlihat pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1880 hingga awal 1920-an, masyarakat di Korea mulai mengenal media informasi baru, yaitu surat kabar, majalah, dan radio. Kala itu, informasi yang disebarkan masih seputar transisi dari Korea kuno ke era yang lebih modern dengan pengaruh dari Barat dan banyak terjadi pro-kontra.

TV di Korea zaman dahulu. Sumber: Korea.net
TV di Korea zaman dahulu. Sumber: Korea.net

Kebebasan pers di Korea Selatan baru dapat sedikit dirasakan ketika pemerintahan militer dipimpin oleh Amerika Serikat di tahun 1945-1948 atau setelah terbebas dari penjajahan Jepang. Namun, media kala itu masih dikontrol penuh oleh pemerintahan Korea dengan batas-batas informasi yang harus diberikan harus sejalan, sensor yang berlaku cukup ketat hingga penutupan media koran.

Pada pertengahan tahun 1980-an, stasiun-stasiun televisi juga merasakan ketatnya kontrol dari pemerintah, karena banyak informasi menyimpang yang disiarkan. Kala itu, Korea memiliki media penyiaran yang dikelola negara, yaitu Korean Broadcasting System (KBS).

KBS yang mulai mengoperasikan televisi sejak tahun 1960-an, memiliki anak media TV, yaitu MBC yang dikendalikan KBS sejak tahun 1980. Jaringan komersial MBC ini kemudian melanjutkan siarannya secara independen.

The Korea Times zaman dahulu. Sumber: koreatimes.co.kr
The Korea Times zaman dahulu. Sumber: koreatimes.co.kr

Pada tahun 1989, terdapat empat media harian terbesar di Korea yang berkembang pesat, yaitu Hanguk Ilbo milik pemerintah, Chungang Ilbo, Choson Ilbo, dan Tonga Ilbo yang berjalan secara independen. Selain itu, juga terdapat koran berbahasa Inggris, yaitu Korea Herald dan The Korea Times.

Bisa kita lihat dari sisi jurnalisme multimedia, koran, majalah, radio dan TV disini belum termasuk ke dalam jurnalisme multimedia, karena penyampaiannya hanya dengan dua media, yaitu tulisan dan gambar atau bahkan hanya suara. Sama seperti negara lain pada umumnya sebelum mengenal Internet, media di Korea Selatan belum modern.

Mulai Mengenal Internet

Teknologi Internet mulai merambat masuk ke Korea ditandai dengan beroperasinya sistem internet pertama, yaitu System Development Network (SDN) pada 15 Mei 1982. Sistem ini terhubung dengan salah satu protokol komunikasi, yaitu TCP/IP yang juga menghubungkan komputer-komputer di Korea.

Pada tahun 1985, masyarakat Korea mulai dapat mengirim e-mail dengan karakter khusus bahasa Korea, yaitu Hangeul. Pada tahun 1988, Korea Economic Daily Express (KETEL) atau yang ditata ulang dengan nama Hitel, menjadi layanan komunikasi komputer pribadi yang paling terkemuka.

Komunikasi online yang menggunakan Hitel, dioperasikan secara independent dan terpisah dari internet, hingga tahun 1995 pengguna komputer dapat terhubung ke internet. Layanan ini menjadi salah satu penyumbang kontribusi bagi perkembangan konsep Komunitas Online.

KAIST Logo. Sumber: wikipedia.org/wiki/KAIST
KAIST Logo. Sumber: wikipedia.org/wiki/KAIST

Korea Advanced Institute of Science and Techology (KAIST) merupakan yang pertama kali membuat website, yaitu cair.kaist.ac.kr yang dioperasikan oleh Center for Artificial Intelligence Research (CAIR). Hal ini menjadi tanda lahirnya kemajuan teknologi internet di Korea dengan hadirnya World Wide Web pertama.

Internet mulai berkembang dan tersedia untuk layanan bisnis dan individu sejak pertengahan tahun 1990, tepatnya mulai tahun 1994 internet komersial mulai berkembang. KORNET dari Korea Telecom, DACOM InterNet dari Daom dan nuri.net dari Inet Technologies Bersama Nowcom, menjadi bukti berkembangnya internet komersial.

Media Semakin Berkembang

Joongang Daily News merupakan media Korea yang menjadi pemula penggunaan jaringan internet untuk media berita, disusul oleh Digital Chosun Daily News pada bulan Maret 1995. Setahun kemudian, layanan jual-beli online dimulai dengan dibukanya Interpark and Internet oleh Lotte Department Store.

Internet hadir, media online juga ikut berkembang tentunya. Pada awalnya, perusahaan media bingung untuk memonetisasi konten online mereka, karena awalnya berita disediakan secara gratis dan mudah diakses masyarakat.

DAUM. Sumber: urbanbrush.net
DAUM. Sumber: urbanbrush.net

Pada tahun 1997, lahir web portal besar pertama di Korea yang mengembangkan layanan e-mail gratis lalu membuka kafe internet (Daum Caf) atau forum publik, yaitu Daum. 

Selain itu, juga terdapat 'ruang publik' lain, yaitu Ohmynews yang dikembangkan dengan konsep "citizen journalism" untuk membuka peluang bagi masyarakat Korea untuk ikut menghasilkan produk-produk jurnalistik.

Mesin Pencarian NAVER. Sumber: hwsecter.tistory.com
Mesin Pencarian NAVER. Sumber: hwsecter.tistory.com

Portal web dan mesin pencarian online terbesar di Korea, yaitu Korea Naver dapat menjangkau 60% lebih masyarakat Korea karena menyediakan berita secara gratis. Naver merupakan mesin pencarian berbahasa Korea yang hadir di Korea Selatan.

Terdapat Top 5 media surat kabar nasional di Korea Selatan yang berkembang, yaitu Joongang Ilbo, Kyunghang Shinmun, Hankyoreh, Chosun Ilbo dan Donga Ilbo. 

Ketika Korea memasuki era digital, banyak media berita yang juga membuka situs media daringnya, seperti kelima media tadi yang juga membuka media sosial, channel YouTube, hingga konten berbahasa Inggris.

Perkembangan pesat ini terjadi karena adanya internet. Internet membuka peluang bagi perusahaan media untuk mengembangkan platform dan kontennya, sekaligus mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi.

Bila dibandingkan dengan zaman dulu yang penuh dengan kontrol pemerintah dan ruang gerak media yang tidak begitu leluasa, kini perusahaan media di Korea Selatan memiliki kebebasan pers dengan berdasar pada regulasi dan etika yang berlaku disana.

Dengan hadirnya internet, tidak menjadi pertanda akan matinya media konvensional di Korea. Media cetak meningkat jumlahnya sejak awal milennium, walaupun jumlah cetakan dan karyawannya berkurang. Berkurangnya minat kepada media cetak dipengaruhi oleh salah satu faktor dari kehadiran "light press" atau surat kabar gratis yang berisi berita terbaru secara singkat.

Korea Selatan mengalami perkembangan multimedia yang terlihat jelas dalam produksi dan publikasi konten beritanya. Di zaman dahulu, khususnya sebelum hadirnya internet, media yang hadir hanya berbasis teks dan gambar pada koran, video dan audio pada televisi, bahkan hanya audio saja pada radio.

Setelah kehadiran internet yang memberi pengaruh dan perubahan pada perkembangan media di Korea. Tidak hanya dengan satu atau dua media, namun kini publikasi produk jurnalistik sudah multimedia. 

Dengan berkembangnya media online, konten berita banyak dipublikasi dengan banyak media, seperti teks, audio, foto, dan video.

KBS (Korea Broadcasting System)

Masih ingat tentang KBS yang dibahas di awal tulisan ini? Yap, KBS adalah salah satu media yang masih terus eksis dan berkembang hingga saat ini, di mana mereka juga memanfaatkan internet untuk publikasi produk-produk jurnalistiknya.

Logo KBS. Sumber: english.kbs.co.kr
Logo KBS. Sumber: english.kbs.co.kr

Korea Broadcasting System (KBS) merupakan media berita yang menjadi sumber informasi terbesar di Korea Selatan. Berdiri pada tahun 1927 dengan produk pertamanya, yaitu radio. 

Setelah Korea merdeka, KBS ditata ulang menjadi Seoul Central Broadcasting pada tahun 1947 dan melahirkan layanan penyiaran televisi pertamanya pada tahun 1961.

Hingga saat ini KBS sudah memiliki website tersendiri dan menjadi tempat publikasi produk berita versi online mereka atau internet broadcasting pada tahun 1995, yaitu kbs.co.kr. Pada tahun 2001, KBS sudah memulai siaran televisi pada dua saluran digital terestrial.

Dua saluran terestrial tersebut adalah KBS-1 yang menyediakan layanan nasional dengan berita, budaya, dan peristiwa terkini. Kemudian, saluran KBS-2 yang kontennya berfokus pada hiburan keluarga dan dua saluran satelit (KBS Korea dan KBS World) serta memiliki tujuh saluran radio.

Salah satu artikel bahasa Indonesia di KBS World. Sumber: world.kbs.co.kr
Salah satu artikel bahasa Indonesia di KBS World. Sumber: world.kbs.co.kr

Tidak hanya melokal, KBS juga mengglobal. Pada tahun 2003, KBS melahirkan satelit penyiaran internasional, yaitu KBS World (world.kbs.co.kr). KBS World hadir dengan berbagai konten bahasa, seperti Inggris, Indonesia, Jepang, China, Prancis, Spanyol, Vietnam, dan lainnya.

Wah! Kalau kita lihat, perkembangan KBS ini terlihat jelas, ya! Mulai dari produknya yang hanya siaran radio, lalu mulai menyiarkan siaran televisi, hingga saat ini sudah memiliki media online-nya sendiri, bahkan sudah mengglobal. KBS juga merupakan media yang multi-platform dan multimedia.

Salah satu artikel di KBS News. Sumber: news.kbs.co.kr
Salah satu artikel di KBS News. Sumber: news.kbs.co.kr

Jadi, perkembangan jurnalisme di Korea Selatan dapat kita lihat melalui medianya. Bermula dari siaran radio, media cetak, dan televisi yang belum multimedia, kini sudah berkembang dengan mengembangkan berbagai media, seperti dalam bentuk teks, foto, video dan audio. Produk jurnalistik yang multimedia ini dapat ditemukan di media-media online yang berkembang di Korea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun