Mohon tunggu...
Rahel Maretha
Rahel Maretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication

positive vibes✨

Selanjutnya

Tutup

Film

Sudah Eranya Nonton Film Streaming

6 September 2021   04:33 Diperbarui: 7 September 2021   07:42 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan berkembangnya teknologi, kita bisa melakukan banyak hal tanpa terhalang waktu dan tempat, bukan? Hmm... Seperti menonton film misalnya. Memang apa sih pengaruh internet bagi "Film"? Apakah hal ini juga berpengaruh bagi kita penikmat film? Mari kita bahas, yuk!

Flashback Sedikit

Kalau kita flashback, distribusi film atau penayangan film hanya mengandalkan layar lebar tunggal. Simple-nya, dulu film hanya ditayangkan melalui layar besar dan proyektor di bioskop -- bioskop, seperti yang kerap kita kunjungi untuk menonton film, terutama ketika pandemi Covid-19 belum melanda. Kita perlu datang ke bioskop, membeli tiket, membeli makanan (kalau ingin), lalu menikmati film bersama dengan penonton lain dalam suatu ruangan besar yang kedap suara. Seiring waktu berjalan pula, distribusi film juga menggunakan video on demand (VOD) dan VCD/DVD, hingga muncul bisnis rental VCD/DVD (Wibowo, 2018, hal. 192-193).

chairs-cinema-6135305e0101907baf19c7f2.jpg
chairs-cinema-6135305e0101907baf19c7f2.jpg
Banyak film yang mendapat kritik karena distribusinya yang terbatas dan tidak mampu menjangkau audiens yang lebih luas. Hal ini mengakibatkan masyarakat yang tinggal di kota kecil tidak dapat ikut menikmati film yang sedang diputar.

Berkat Internet

www-internet-613532b801019037551e9dc2.jpg
www-internet-613532b801019037551e9dc2.jpg

Kemudian Internet hadir dan berdampak besar pada kompleksitas film dan mendiversifikasi pasar industri film yang terjadi pada berbagai macam aspek. Salah satunya seperti cara distribusi film yang memanfaatkan internet. Karena hal ini, bisnis rental VCD/DVD menjadi surut dan menipis peminatnya. Menyusupnya internet ke dalam industri film ini tentu memiliki nilai plus yang menjadi perhatian, seperti mengalirnya sistem e-commerce, IP konten dan operasi pengguna yang bergantung pada internet. Di era digital ini juga, film dapat diproduksi dengan format yang tinggi atau high definition video, yang tentunya menambah kualitas film tersebut (Fang & Xiong, 2020, hal. 2-4).

production-film-6135335906310e15801e53d2.jpg
production-film-6135335906310e15801e53d2.jpg
Perkembangan teknologi ini belum pernah terjadi pada zaman dahulu, di mana Internet yang sifatnya masih sementara ini, dapat terus berubah atau berkembang seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman serta teknologi. Dengan sekali 'klik', suatu konten film dapat dengan mudah dibagikan maupun diterima atau diunduh ke dalam perangkat kita.

Berkat internet juga, masyarakat dimanapun dapat ikut menikmati karya seni film ini dengan lebih mudah. Selain melalui DVD dan Bluray online, juga terdapat perusahaan layanan streaming film, seperti Netflix atau Disney+ Hotstar dengan sistem berlangganan maupun platform legal lainnya yang secara gratis menyediakan film-film untuk ditonton (Barsam & Monahan, 2018, hal. 440).

Dengan kemajuan teknologi ini, tentu tidak sedikit masyarakat / penonton film yang lebih memilih untuk menonton film secara online, toh, fasilitas internet sudah mengelilingi kehidupan kita juga. Tidak perlu ke bioskop, kita dapat langsung membuka gawai kita dan mengakses film yang ingin kita tonton! Yang penting kuota terisi penuh, ya!

Klik, Klik, Nonton!

Kalau kita perhatikan yang paling dekat dengan kita, kehadiran situs atau website streaming film ini memberi banyak keuntungan bagi kita, dan bagi produsen film tentunya. Eits! Reminder untuk semuanya, yang kita bahas disini adalah platform menonton film yang legal, ya!

Platform streaming film online yang beredar saat ini memberi kita kemudahan dalam memilih judul film yang akan selalu diperbarui seiring bertambahnya produksi film, baik film luar maupun dalam negeri. Film yang disajikan dalam platform online ini pun beragam kategorinya, seperti tahun, paling banyak ditonton, genre, serial, negara, kualitas video, indeks judul film, dan lainnya (Wibowo, 2018, hal. 193-194).

Selanjutnya, kita akan membahas salah satu contoh film yang ditayangkan secara online melalui salah satu platform streaming film dengan ikon huruf "N" berwarna merah. Netflix adalah layanan streaming film yang sudah hadir dalam bahasa Indonesia sejak 18 Oktober 2018, dengan berbagai macam genre atau kategori, seperti dokumenter, serial TV, horror, komedi, romance, action, dan masih banyak lagi. Untuk dapat menonton film di Netflix, kita harus berlangganan lebih dulu dengan membayar sekian rupiah (Utami, 2019, hal. 72).

Melalui hal ini, bisa kita rasakan keuntungan dari kehadiran Internet itu sendiri, bukan? Tanpa terbatas ruang dan waktu, tanpa harus mengantre tiket seperti di bioskop, dan tidak perlu terlalu sering mengeluarkan banyak biaya untuk menonton film, karena layanan streaming seperti ini biasanya menyediakan pembayaran per bulan.

watching-movie-6136b64f06310e5e2139f7e2.jpg
watching-movie-6136b64f06310e5e2139f7e2.jpg

The Social Dilemma (2020)

Setiap bulan, Netflix selalu menghadirkan tayangan "baru" dan "original" resmi produksi Netflix, salah satunya film dokumenter original Netflix berjudul "The Social Dilemma (2020)". Singkat saja, film ini menampilkan beberapa inside dari cara kerja perusahaan media online (khususnya media sosial), seperti Facebook, Google, Twitter, Instagram, E-mail, dan lainnya. Namun, ternyata terdapat beberapa dampak negatif yang timbul di masyarakat akibat penggunaan media-media tersebut tanpa diketahui dan disadari masyarakat secara langsung. Narasumber yang dihadirkan pun juga merupakan tokoh-tokoh hebat yang mendirikan atau pernah bekerja untuk perusahaan media-media yang dibahas dalam film ini.

Dalam film ini juga mengedukasi penonton bahwa sebenarnya para pengguna media adalah 'sumber' keuntungan dari perusahaan, di mana mereka memanfaatkan algoritma yang dimiliki untuk dapat mengetahui minat pengguna, sehingga dapat terus mencekokkan konten atau bahkan iklan agar terus dilihat. Dengan seringnya kita mengakses media tersebut dan melihat iklan, tentu keuntungan perusahaan semakin banyak karena kita.

the-social-dilemma-4-6135353131a28760f82ab493.jpg
the-social-dilemma-4-6135353131a28760f82ab493.jpg
Beberapa dampak negatif yang dipaparkan di film ini, seperti insecurity, stres, berkurangnya intensitas kedekatan dengan lingkungan sekitar atau keluarga, kecanduan, dan dapat menjadi sumber hoaks yang memecah belah masyarakat. Melalui film ini, kita, penonton, sebenarnya berusaha disadarkan untuk membuka mata dan pikiran kita terhadap media yang kita gunakan. Dengan kualitas film yang baik dan merepresentasikan teknologi saat ini yang canggih, cukup menggugah hati untuk menyadari betapa buruknya bila kecanduan media sosial (Ashfiasari & Wiyata, 2021, hal. 46-53).

Kalau menonton film ini, sih, kita tidak hanya merasakan dampak Internet terhadap perkembangan industri film, namun juga dampak filmnya untuk kita. Saya juga ingin menyarankan bagi kita pengguna media sosial, khususnya para remaja pengguna aktif media sosial untuk menonton film ini dirumah sambil bersantai. Jangan lupa berlangganan terlebih dahulu untuk dapat menonton film ini. Jangan lupa juga kuota yang penuh, jaringan lancar dan asupan camilan untuk teman menonton! Harapannya, dengan menonton film ini, kita dapat mengontrol diri dalam penggunaan media, agar dampak negatif tidak menerpa kita dan kehidupan sosial dapat berubah dengan mengurangi penggunaan media tersebut.

 

Daftar Pustaka

Ashfiasari, S., & Wiyata, M. T. (2021). Analisis semiotika film the social dilemma. NOUMENA: Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan, 2(1), 44-54.

Barsam, R., & Monahan, D. (2018). Looking at movies (6th ed.). New York: W. W. Norton & Company, Inc.

Fang, J., & Xiong, W. (2020). Impact of digital technology and internet to film industry. IOP Science, 768(7), 1-4. doi:10.1088/1757-899X/768/7/072112

Utami, D. B. (2019). Mengenal Indonesia melalui netflix original movie. Jurnal Komunikasi, 11(1), 70-80.

Wibowo, T. O. (2018). Fenomena website streaming film di era media baru: Godaan, perselisihan, dan kritik. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(2), 191-203.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun