Tengok kanan, tengok kiri, teman, keluarga, lingkungan kita, hampir semuanya lebih berfokus pada gawainya masing-masing, seperti handphone. Sebenarnya apa sih yang menarik dari ‘ponsel’ yang kerap kita gunakan ini? Apa sih yang menunjang ponsel kita sehingga memiliki ketertarikan bahkan kecanduan bagi diri kita?
Sejarah Singkat Internet
Tentu saja gawai kita ini ditunjang oleh “Internet” atau Interconnection-networking yang merupakan suatu sistem global jaringan dalam komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan dan memiliki standar Internet Protocol Suite. Awal kehadiran Internet adalah ketika Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat di awal 1960-an. Kala itu, United States Department of Defense mengembangkan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) sebagai alat untuk berkomunikasi bagi personil militer dan peneliti sipil mereka.
Bersama dengan Leonard Kleinrock yang merupakan bapak dari Modern Data Networking, ARPANET dipertahankan sebagai penyebar jaringan untuk para penelitinya agar dapat berbagi perangkat lunak maupun keras, berbagi layanan dan aplikasi.
Pada tahun 1969, ARPANET resmi rilis dan terdapat empat komputer untuk membangun jaringan komputer jarak jauh yang pertama, yaitu di University of California Santa Barbara (UCSB), University of Utah, University of California LA (UCLA), dan Stanford Rsearch Institue (SRI) yang berhasil membentuk Network Working Group (NWG).
Pada tahun 1971, melalui proyek ARPA, UNIX sebagai basis software dan hardware komputer, menjadi media untuk demonstrasi komunikasi dengan jarak yang tak terhingga melalui saluran telepon. Melalui hal ini juga, UNIX menyediakan rangkaian program yang menunjang kerja komputer dengan sistem multi-user dan multitasking untuk server, desktop hingga laptop (Cohen-Almagor, 2011).
Pusat superkomputer ini didanai oleh NSF dengan menyediakan interkonektivitas pada tahun 1986 melalui proyek NSFNET. Pada tahun 1990, proyek ARPANET resmi diberhentikan yang mengakibatkan meluasnya koneksi pribadi ke internet oleh entitas komersial. Aksesibilitas internet, multiaplikasi dan sifatnya yang terdesentralisasi, memiliki peran penting dalam pertumbuhan ini. Baik komputer pribadi maupun bisnis dengan sistem operasi yang berbeda, dapat bergabung dengan jaringan universal.
Setelahnya, internet menjadi fenomena yang mengglobal, banyak orang dari berbagai negara di dunia ikut berpartisipasi dalam memperluas platform ini dengan inovasi-inovasi baru. Hal ini juga dapat dilihat dari dampak revolusioner yang diberikan Internet, khususnya pada pertengahan tahun 1990-an yang berdampak pada aspek budaya dan ekonomi, termasuk hidupnya kembali komunikasi instan melalui pesan instan, e-mail, dan panggilan telepon, dan Voice over Internet Protocol (VoIP), panggilan video interaktif dua arah, World Wide Web dengan forum diskusi, situs belanja online, jejaring sosial, dan blog.
Internet semakin berkembang dengan luas dan pesat, seperti pada tahun 1993 terdapat 623 Websites di dunia dengan 36 juta pengguna pada tahun 1996. Pada tahun 2000 terdapat 361 juta pengguna dengan 10 juta nama domain yang terdaftar, semakin berkembang lagi pada tahun 2007 yang penggunanya mencapai 1,319 juta dan tahun 2010 mencapai 1,971 juta pengguna (Cohen-Almagor, 2011).
Eitss! Sebelum kita bahas ke masyarakatnya, mending kita bahas sedikit tentang bagaimana, sih berkembangnya Internet di Indonesia ini?
Internet di Indonesia
Di Indonesia, Protokol Internet pertama yaitu UI-NETLAB (1942.41.206/24) yang didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. Internet service provider komersial pertama di Indonesia dengan Sanjaya sebagai pemimpinnya, yaitu IndoNet resmi beroperasi pada tahun 1994. Kemajuan ini tentu membuka peluang dalam market place sekaligus meningkatkan interaksi masyarakat.
Internet juga berperan sebagai penunjang efektifitas dan efisiensi bagi perusahaan-perusahaan yang ada, khususnya dalam hal memberi dan menerima informasi. Dapat kita lihat kembali implementasi nyata dalam keseharian kita, seperti aktivitas jual-beli online (e-commerce) yang marak terjadi, pendaftaran untuk berbagai bidang pendidikan dan pekerjaan yang memanfaatkan website atau secara online, maraknya penggunaan media sosial dan berbagai platform untuk menunjang kegiatan di berbagai bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan masih banyak lagi (Gani, 2013).
Penetrasi Internet di Indonesia
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),pada tahun 2019-2020, penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7%. Melalui survei ini, terdapat 196,71 juta jiwa pengguna Internet dari 266,91 juta jiwa penduduk Indonesia. Selanjutnya, wilayah Indonesia yang memiliki kontribusi penetrasi internet paling besar adalah Jawa dengan 56,4%, yang kemudian disusul oleh Sumatera sebesar 22,1%, Sulawesi 7,0%, Kalimantan 6,3%, Bali dan NTT 5,2%, Maluku dan Papua 3,0% (APJII, 2020).
Perlu kita ketahui bahwa pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah 274,9 juta jiwa. Penetrasi internet di Indonesia ini menduduki urutan 15 dari 20 negara di Asia yang memiliki penetrasi internet tertinggi pada Maret 2021 (databoks, 2021).
Ternyata, perkembangan internet di Indonesia ini pesat juga, ya! Bisa kita rasakan juga dalam keseharian kita, kita dikelilingi oleh internet yang mempermudah aktivitas/kegiatan kita. Sebagai masyarakat Indonesia, mari kita sama-sama menggunakan Internet dan segala layanan atau platform di dalamnya dengan bijak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H