Mohon tunggu...
Rahel Sulaiman
Rahel Sulaiman Mohon Tunggu... Sekretaris - hanya orang biasa yang menikmati dunia melalui alam

jika tak kenal, cobalah untuk mengenal jika tak tahu, cobalah untuk mengetahui tapi jika tidak kenal dan tidak tahu, jangan coba untuk menggurui aku hanya manusia biasa, sama halnya dengan kamu facebook page : @annoite.r instagram : @rahelsulaiman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menelusuri Sudut Lain Kota Bogor - "Jonggol"

16 September 2016   22:26 Diperbarui: 16 September 2016   22:30 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
In frame : Akbar, Mega, Ginanjar, Rahel, Supray, Dimas (cuci kaki)

Jalan-jalan di Bogor tidak melulu soal makanan dan taman kotanya. Mari bermain sedikit ke pinggiran kota Bogor. Ke arah Selatan kota ini, kalian harus mencoba menelusuri sesuatu yang baru, karena sesuatu yang baru memang selalu membuat bersemangat. Terutama menjajal daerah-daerah baru yang belum pernah disinggahi, salah satunya daerah Jonggol, Bogor.

Jalan yang kami lewati menuju Curug Cipamingkis
Jalan yang kami lewati menuju Curug Cipamingkis
Menurut banyak orang daerah ini masih menjadi salah satu daerah rawan untuk disinggahi karena tempatnya yang sepi dan masih banyaknya pepohonan, serta kurangnya lampu jalan menuju tempat wisata ini. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa benar hal tesebut, kami coba mengunjungi daerah ini dengan mengunjungi objek wisatanya. Ya, salah satu tempat wisata yang mau kami kunjungi adalah Curug Cipamingkis. Salah satu curug terkenal di daerah Jonggol selain Curug Ciherang. 

Mengendarai motor menuju Jonggol
Mengendarai motor menuju Jonggol

Untuk bisa mencapai tempat ini, kami memakan waktu kurang-lebih 4 jam, start pkl 08.00 pagi dari Ciomas dan sampai di lokasi tepat pkl 12.00 siang. Daerah Bogor memang terkenal dengan kejernihan dan tingkat kedinginan airnya yang cukup tinggi, termasuk Jonggol, sehingga sangat menarik banyak pengunjung, terutama bagi kalian yang suka bermain air dan berenang.

In frame : Mega, Ginanjar
In frame : Mega, Ginanjar
Sampailah kami di parkiran menuju Curug Cipamingkis. Ternyata curug ini memiliki legenda tersendiri. Jadi Curug Cipamingkis ini merupakan curug yang menjadi satu pertemuan antara Sungai Cipamingkis dan Sungai Cisarua. Konon katanya, curug ini merupakan curug jodoh, jadi jika seseorang yang belum memiliki jodoh dan mau segera mendapatkan jodoh, silakan mandi di curug ini. hehehe....tapi ini kembali ke diri kalian masing-masing ya, mau percaya atau tidak. Penghuni curug ini merupakan Ratu Ular atau Dewi Ular yang menurut salah satu pemilik warung yang kami singgahi, ada pengunjung yang pernah melihatnya langsung di antara hutan pinus melingkar dari satu pohon ke pohon dan nampak sangat besar. Tapi, kembali lagi, percaya atau tidak percaya ya.. :D

Tempat parkir Curug Cipamingkis
Tempat parkir Curug Cipamingkis
Curug Cipamingkis yang terletak di daerah Sukamakmur ini sudah menjadi tempat wisata terpopuler di Jonggol. Walaupun jalanan menuju curug ini tidak terlalu bagus tapi kalian akan puas datang ke tempat ini. Ketika sampai di tempat ini kalian akan disambut dengan hutan pinus yang rindang. Bagi kalian yang suka memasang hammock, kalian pasti akan senang berada di tempat ini. Kalian dapat melepas lelah sejenak sesampainya di tempat ini karena sudah banyak warung. Penjaganya pun ramah-ramah.

Hutan pinus di area curug
Hutan pinus di area curug
Parkir di tengah Pepohonan Pinus
Parkir di tengah Pepohonan Pinus
Setelah beberapa menit kami melepas lelah. Mari berjalan ke arah curugnya dan lupakan sejenak hutan pinusnya. Karena curug inilah kami berada di Jonggol. Berjalan menanjak sedikit, lalu turun ke bawah melewati bukit kecil. Berkeringat sejenak sebelum sampai di curug untuk mandi.

Menapaki bebatuan menuju Curug Cipamingkis
Menapaki bebatuan menuju Curug Cipamingkis
Dan sampailah kita pada keindahan semesta. VOILA! Inilah penampakan curugnya.

Curug Cipamingkis
Curug Cipamingkis
ydxj1251-copy-57cec06f40afbd044c55d18f.jpg
ydxj1251-copy-57cec06f40afbd044c55d18f.jpg
Mungkin bagian kalian semua curug terlihat sama. Hanya sebuah aliran air dari atas ke bawah. Tapi, bagi saya setiap curug di suatu tempat menampilkan keindahan dan keunikan tersendiri, terutama curug yang sulit dijangkau dan jarang dijamah oleh manusia.

In frame : Mega
In frame : Mega
Curug cipamingkis sudah menjadi tempat wisata wajib bagi para penikmat curug. Tapi, karena banyaknya pengunjung ke tempat ini menjadikan tempat ini kotor karena sampah. Hal inilah yang membuat keindahan alam suatu tempat berkurang. Terutama keindahan curug seperti Curug Cipamingkis ini.

Curug Cipamingkis
Curug Cipamingkis
Oleh karena itu, marilah kita jaga bersama-sama tempat indah yang sudah Tuhan berikan secara cuma-cuma ini. Buanglah sampah pada tempat yang disediakan, atau bawalah trash bag di tas kalian dan kumpulkanlah lalu buang ketika hendak meninggalkan tempat ini.

Mari beranjak dari Curug Cipamingkis
Mari beranjak dari Curug Cipamingkis
Beranjaklah ke atas gunung, Gunung Batu
Beranjaklah ke atas gunung, Gunung Batu
Setelah asyik bermain curug dan kelelahan, kami pun berniat meninggalkan tempat ini. Waktu sudah menunjukan pkl 15.00, waktunya bagi kami untuk berpindah tempat, menjajal Gunung Batu. Sebenarnya agak nekad untuk kami mendatangi tempat ini. Selain karna sudah terlalu sore, kabut pun sudah mulai berhamburan. Tapi, karena rasa penasaran kami akan tempat ini, kami pun memaksakan diri untuk nanjak ke atas.

In frame : Dimas, Supray, Ginanjar
In frame : Dimas, Supray, Ginanjar
Jarak dari Curug Cipamingkis ke Gunung Batu tidaklah jauh, hanya berkisar 30 menit ke atas. Tak lama, kami pun tiba di depan plang selamat datang, sejenak mengabadikan moment untuk menyambut keindahan gunung yang sudah sedikit tertutup kabut tipis.

Selamat Datang di Wisata Gunung Batu
Selamat Datang di Wisata Gunung Batu
Inilah kami yang terlalu excited mengunjungi tempat ini. Sudah nampak sekali kabut berdatangan. Tapi, tidak menyurutkan tekad kami. Kami pun mulai berjalan meninggalkan halaman depan dan beranjak ke dalam.

In frame : Rahel, Supray
In frame : Rahel, Supray
Gunung Batu ini sebenarnya tidak terlalu tinggi. Ketinggiannya hanya 875 mdpl. Tapi, yang membuat kami kesulitan menapaki gunung ini adalah kontur tanahnya yang licin dan basah sehingga kami agak kesulitan mengangkat kaki kami. Terutama karena daerah ini sebelumnya sudah diguyur oleh hujan, tepatnya ketika kami berada di Curug Cipamingkis tadi.

In frame : Akbar, Mega, Ginanjar, Rahel, Supray, Dimas (cuci kaki)
In frame : Akbar, Mega, Ginanjar, Rahel, Supray, Dimas (cuci kaki)
Jalur menuju puncak Gunung Batu
Jalur menuju puncak Gunung Batu
Belakang kami tempat untuk berkemah
Belakang kami tempat untuk berkemah
Tapi, bermodalkan tekad yang kuat, kami pun berjalan ke atas dan sampailah di camping groundnya. Waktu sudah menunjukan pkl. 17.30 agak sedikit takut untuk melanjutkan perjalanan ke puncaknya karena kabut dan kurang perlengkapan, kami pun mengurungkan niat melanjutkan perjalanan. Jika kalian memiliki waktu yang cukup banyak, silakan kalian menjajal Gunung Batu ini, karena jika siang hari pemadangan akan sangat indah. Kalian bisa melihat hijaunya pepohonan dan sawah di bawahnya. Kami kurang berutung waktu itu, sehingga harus segera turun untuk pulang. Sesampainya di tempat parkir tepat pkl. 18.15 dan areanya sudah sangat gelap. Jadi bagi kalian yang ingin berkunjung ke Gunung Batu, silakan nanjak di pagi hari atau berkemah disana, dijamin tidak akan menyesal. Salam lestari!

In frame : Dimas, Mega, Rahel, Ginanjar, Akbar ; Photo by : Supray
In frame : Dimas, Mega, Rahel, Ginanjar, Akbar ; Photo by : Supray
Last but not the least, jika ingin mengunjungi curug-curug atau tempat indah lainnya bersama kami, silakan mengunjungi fanpage kami dan kontak admin kami di : 

https://www.facebook.com/travelmateadv 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun