Jalan-jalan di Bogor tidak melulu soal makanan dan taman kotanya. Mari bermain sedikit ke pinggiran kota Bogor. Ke arah Selatan kota ini, kalian harus mencoba menelusuri sesuatu yang baru, karena sesuatu yang baru memang selalu membuat bersemangat. Terutama menjajal daerah-daerah baru yang belum pernah disinggahi, salah satunya daerah Jonggol, Bogor.
Jalan yang kami lewati menuju Curug Cipamingkis
Menurut banyak orang daerah ini masih menjadi salah satu daerah rawan untuk disinggahi karena tempatnya yang sepi dan masih banyaknya pepohonan, serta kurangnya lampu jalan menuju tempat
wisata ini. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa benar hal tesebut, kami coba mengunjungi daerah ini dengan mengunjungi objek wisatanya. Ya, salah satu tempat wisata yang mau kami kunjungi adalah Curug Cipamingkis. Salah satu curug terkenal di daerah Jonggol selain Curug Ciherang.Â
Mengendarai motor menuju Jonggol
Untuk bisa mencapai tempat ini, kami memakan waktu kurang-lebih 4 jam, start pkl 08.00 pagi dari Ciomas dan sampai di lokasi tepat pkl 12.00 siang. Daerah Bogor memang terkenal dengan kejernihan dan tingkat kedinginan airnya yang cukup tinggi, termasuk Jonggol, sehingga sangat menarik banyak pengunjung, terutama bagi kalian yang suka bermain air dan berenang.
In frame : Mega, Ginanjar
Sampailah kami di parkiran menuju Curug Cipamingkis. Ternyata curug ini memiliki legenda tersendiri. Jadi Curug Cipamingkis ini merupakan curug yang menjadi satu pertemuan antara Sungai Cipamingkis dan Sungai Cisarua. Konon katanya, curug ini merupakan curug jodoh, jadi jika seseorang yang belum memiliki jodoh dan mau segera mendapatkan jodoh, silakan mandi di curug ini. hehehe....tapi ini kembali ke diri kalian masing-masing ya, mau percaya atau tidak. Penghuni curug ini merupakan Ratu Ular atau Dewi Ular yang menurut salah satu pemilik warung yang kami singgahi, ada pengunjung yang pernah melihatnya langsung di antara hutan pinus melingkar dari satu pohon ke pohon dan nampak sangat besar. Tapi, kembali lagi, percaya atau tidak percaya ya.. :D
Tempat parkir Curug Cipamingkis
Curug Cipamingkis yang terletak di daerah Sukamakmur ini sudah menjadi tempat wisata terpopuler di Jonggol. Walaupun jalanan menuju curug ini tidak terlalu bagus tapi kalian akan puas datang ke tempat ini. Ketika sampai di tempat ini kalian akan disambut dengan hutan pinus yang rindang. Bagi kalian yang suka memasang hammock, kalian pasti akan senang berada di tempat ini. Kalian dapat melepas lelah sejenak sesampainya di tempat ini karena sudah banyak warung. Penjaganya pun ramah-ramah.
Hutan pinus di area curug
Parkir di tengah Pepohonan Pinus
Setelah beberapa menit kami melepas lelah. Mari berjalan ke arah curugnya dan lupakan sejenak hutan pinusnya. Karena curug inilah kami berada di Jonggol. Berjalan menanjak sedikit, lalu turun ke bawah melewati bukit kecil. Berkeringat sejenak sebelum sampai di curug untuk mandi.
Menapaki bebatuan menuju Curug Cipamingkis
Dan sampailah kita pada keindahan semesta. VOILA! Inilah penampakan curugnya.
ydxj1251-copy-57cec06f40afbd044c55d18f.jpg
Mungkin bagian kalian semua curug terlihat sama. Hanya sebuah aliran air dari atas ke bawah. Tapi, bagi saya setiap curug di suatu tempat menampilkan keindahan dan keunikan tersendiri, terutama curug yang sulit dijangkau dan jarang dijamah oleh manusia.
Curug cipamingkis sudah menjadi tempat wisata wajib bagi para penikmat curug. Tapi, karena banyaknya pengunjung ke tempat ini menjadikan tempat ini kotor karena sampah. Hal inilah yang membuat keindahan alam suatu tempat berkurang. Terutama keindahan curug seperti Curug Cipamingkis ini.
Oleh karena itu, marilah kita jaga bersama-sama tempat indah yang sudah Tuhan berikan secara cuma-cuma ini. Buanglah sampah pada tempat yang disediakan, atau bawalah trash bag di tas kalian dan kumpulkanlah lalu buang ketika hendak meninggalkan tempat ini.
Mari beranjak dari Curug Cipamingkis
Beranjaklah ke atas gunung, Gunung Batu
Setelah asyik bermain curug dan kelelahan, kami pun berniat meninggalkan tempat ini. Waktu sudah menunjukan pkl 15.00, waktunya bagi kami untuk berpindah tempat, menjajal Gunung Batu. Sebenarnya agak nekad untuk kami mendatangi tempat ini. Selain karna sudah terlalu sore, kabut pun sudah mulai berhamburan. Tapi, karena rasa penasaran kami akan tempat ini, kami pun memaksakan diri untuk nanjak ke atas.
Lihat Travel Story Selengkapnya