Mengunjungi curug di kawasan Leuwi Hejo cukup membuat kami bingung lantaran curugnya yang begitu banyak. Tujuan utama kami sebenarnya yaitu Curug Benjol dan Curug Batok. Mencoba bertanya kepada 'penunggu' sekitar tetap saja tak membuat kami menemukannya. Rasa kecintaan kami pada curug membuat kami tidak ambil pusing kemana kami harus berlabuh. Yang penting kami bisa mengistirahatkan badan sejenak dari rutinitas, bermandikan aliran air yang alami.
Tracking dari parkiran ke Curug 2
Persiapan sebelum berenang
Inilah curug pertama yang kami singgahi, saya sendiri secara personal menamakannya Curug 2. Curug ini terbentuk dari aliran air yang turun dari Curug Barong di atas. Tidak terlalu dalam, hanya sekitaran 1,5 meteran kurang lebih. Tapi, alirannya cukup deras sehingga berjaga-jagalah ketika bermain air. Inilah penampakan curug 2. VOILA!
In frame : Erwin, Etty & Fatma
Tak perlu berlama-lama, kami langsung berenang. Airnya yang segar dan dingin inilah yang membuat kami selalu cinta dengan curug. Disertai semilir udara dingin, serasa tenaga kami yang sudah hilang pun datang kembali. Menyempatkan diri mengisi energi melalui alam memang cara paling menakjubkan yang Tuhan berikan. Bersyukur masih diberikan rasa memiliki dan rasa cinta pada alam. Dengan begitu, alam pun ikut menyambut kedatangan kami.
Inilah penampakan curug 2 dari dekat. Debit air kala itu sedang besar-besarnya, sebenarnya tidak seharusnya kami berenang. Tapi sekali lagi, kecintaan kami pada curug tidak mengurungkan niat kami.
Berendam melepas lelah, meninggalkan beban hiruk pikuknya ibukota. Rasa inilah yang selalu membuat kami selalu menyempatkan diri mendekatkan pada alam ciptaan-Nya yang sederhana tapi terlihat sempurna. Coba saja bayangkan, sebenarnya, curug itu hanya aliran dari sungai atau air mata yang turun ke bawah melalui sela-sela bebatuan atau permukaan. Tapi, dari sesuatu yang sederhana tersebutlah, kami belajar menyatu dengan alam. Alam mengajarkan kepada kami betapa kuat dan indahnya kesederhanaan, terlihat biasa tapi nampak indah di mata dan dirasakan.
Selepas berenang, seperti biasa yang kami lakukan ketika di curug adalah menyeduh teh & kopi. Oh! Bukan menyeduh, tapi memasak teh & kopi menggunakan air curug. Sedikit menghangatkan badan yang kelelahan tak mengenal waktu menikmati air dinginnya curug 2 supaya tidak masuk angin. hehehe..... Tak lelah selalu mengingatkan, bawalah sampah yang kalian bawa, jangan pernah meninggalkannya. Lestarikan alam,lestarikan pemberian-Nya.
Badan sudah kembali hangat, waktunya untuk beraktifitas kembali. Salah satu kegiatan yang paling kami sukai dari curug adalah tracking sungai. Melewati bebatuan dan derasnya arus air merupakan tantangan tersendiri bagi kami para penikmat curug. Ada kepuasan tersendiri ketika menjejakan kaki-kaki kami di bebatuan itu. Tetap berbekal waspada dan hati-hati ya, ingat jangan sekali-sekali meremehkan kekuatan alam. Ketenangan yang terlihat mata, bisa saja menipu. Jadi, tetaplah hati-hati menjejakan kaki melewati bebatuan.
In frame : Rahel (Xiaomi Yi)
Apakah wajah saya terlihat kelelahan? Sepertinya tidak ya...hehehe....ini hanya duduk karena tidak bisa melanjutkan perjalanan tracking ke atas. Bebatuan yang cukup besar dan arus sangat kencang, apalagi untuk bisa melewati bebatuan besar ini, kami harus memanjat atau membutuhkan tali untuk membantu. Setidaknya diwajibkan tolong menolong untuk bisa melewati bebatuan ini. Tapi, dikarenakan kami yang paling belakang tracking, jadi tidak ada yang bisa membantu kami.Â
Tracking menuju Curug Barong
In frame : Etty, Asep, Erwin, Hadi, Mulyana
Itulah gambaran suasana ketika kami tracking menajak bebatuan demi bebatuan. Tapi, lucunya, untuk bisa mencapai Curug Barong di atas sebenarnya tidak perlu bersusah payah untuk tracking sungai karena sudah ada jalan setapak yang dibuat untuk memudahkan pengunjung menikmati Curug Barong. Pengalaman lucu tersendiri bagi kami yang hobi tracking sungai. hahahahha...... Dengan sedikit peluh keringat, akhirnya sampailah kami di Curug Barong. VOILA!
Inilah sedikit banyak penampakan Curug Barong. Kami memang suka mengabadikan moment, jadi maaf jika muka kami banyak beredar. heheheh....Curug Barong ini tepat berada di atas Curug 2 yang tadi kami singgahi. Sedikit mengingatkan kembali, jangan berenang di area dekat curug ini ketika debit air sedang besar-besarnya jika tidak ingin terseret oleh besarnya arus bawah curug tersebut. Keindahan alam memang patut untuk dinikmati, tapi keselamatanlah yang terpenting dan paling utama. Sebentar mengabadikan moment di tempat ini, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Leuwi Cepet.
Perjalanan melewati hutan kecil
Berjalan sebentar sudah sampai di Leuwi Cepet. Tak perlu berlama-lama berjalan, cukup 10 menit sudah sampai di Leuwi Cepet. Beginilah penampakannya, curug di Leuwi Cepet ini di balik tebing. Curugnya tidak terlalu besar, hanya saja untuk bisa sampai ke curug tersebut, harus berenang melewati tebing-tebing dengan arus yang cukup deras dan kedalaman kurang lebih 2 meter. Disediakan tali bagi yang tidak terlalu bisa berenang untuk mencapai curug tersebut. Tapi, usahakan berenang bersama teman yang bisa untuk meminimalisir kecelakaan.
 Bermain di Leuwi Cepet memang membuat kami lupa waktu. Kesegaran air dan udara di sekitar curug membuat kami betah berlama-lama disana. Kami sempat menyantap indomie di warung terdekat. Tapi, waktu cepat berlalu, sehingga tiba waktunya bagi kami untuk berpisah meninggalkan tempat ini.
Last but not least, bagi kalian yang ingin menghabiskan waktu menikmati kesejukan alam bersama kami, silakan klik fanpage kami dan kontak admin salah satu admin kami:
http://www.facebook.com/travelmateadv
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya