Mohon tunggu...
rahel alfiandra
rahel alfiandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi makan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dampak Kenaikan UMP 6.5% dan PPN 12% terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kota Serang, Banten

17 Desember 2024   09:55 Diperbarui: 17 Desember 2024   09:51 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6.5% dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% di Indonesia, khususnya di Kota Serang, Banten, menimbulkan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan menganalisis dampak tersebut dari perspektif mahasiswa, mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi dan sosial.

 

Dampak Positif Kenaikan UMP

 

Kenaikan UMP 6.5% secara langsung meningkatkan daya beli pekerja berpendapatan rendah. Ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan konsumsi rumah tangga. Lebih banyak uang yang beredar di pasar dapat merangsang aktivitas bisnis dan menciptakan lapangan kerja baru, terutama di sektor informal yang banyak menyerap tenaga kerja di Kota Serang. Namun, perlu diingat bahwa dampak ini sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menyerap kenaikan UMP tanpa mengurangi jumlah pekerja atau mengurangi investasi.

 

Dampak Negatif Kenaikan UMP

 

Di sisi lain, kenaikan UMP dapat meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki margin keuntungan tipis. Beberapa perusahaan mungkin terpaksa mengurangi jumlah karyawan, menunda perekrutan, atau bahkan mengurangi investasi untuk bertahan. Hal ini dapat berdampak negatif pada tingkat pengangguran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai kemampuan daya saing UMKM di Kota Serang dalam menghadapi kenaikan UMP ini.

 

Dampak Kenaikan PPN

 

Kenaikan PPN menjadi 12% berdampak langsung pada harga barang dan jasa. Inflasi akan meningkat, mengurangi daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang proporsi pengeluarannya untuk kebutuhan pokok relatif lebih besar. Kenaikan harga barang dan jasa juga dapat mengurangi daya saing produk lokal di pasar internasional. Pemerintah perlu memastikan bahwa kenaikan PPN ini diimbangi dengan program-program perlindungan sosial yang efektif untuk meringankan beban masyarakat.

 

Dampak Gabungan Kenaikan UMP dan PPN

 

Dampak gabungan kenaikan UMP dan PPN terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Serang sangat bergantung pada interaksi kedua faktor tersebut. Jika kenaikan UMP mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan menyerap dampak inflasi akibat kenaikan PPN, maka kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Namun, jika kenaikan biaya produksi akibat kenaikan UMP lebih besar daripada peningkatan daya beli akibat kenaikan UMP, dan inflasi akibat kenaikan PPN signifikan, maka kesejahteraan masyarakat dapat menurun.

 

Kesimpulan dan Rekomendasi

 

Analisis ini menunjukkan bahwa dampak kenaikan UMP 6.5% dan PPN 12% terhadap kesejahteraan masyarakat di Kota Serang, Banten, bersifat kompleks dan multidimensional. Pemerintah perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap dampak kebijakan ini dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Program-program perlindungan sosial yang tepat sasaran dan efektif sangat penting untuk meringankan beban masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk meningkatkan daya saing UMKM agar mampu bertahan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Kajian lebih mendalam mengenai dampak kebijakan ini terhadap berbagai sektor ekonomi di Kota Serang sangat diperlukan untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat dan efektif.

 

Ini adalah analisis awal dan perlu kajian lebih lanjut dengan data empiris yang lebih detail untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih akurat. Perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor lain seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi nasional, dan kebijakan pemerintah lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun