Mohon tunggu...
Rahayu Triatin
Rahayu Triatin Mohon Tunggu... Guru - guru sdit al-ukhuwah pagaden

Rahayu adalah seorang pendidk dan penulis buku antologi .Bekerja di sebuah yayasan Islam YPI AL-Ukhuwah Pagaden sebagai Guru SDIT. Kini sedang menggapai mimpinya untuk bisa menjadi penulis buku solo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seminar Seni dan Budaya Subang dalam Presfektif Koleksi dan Inventarisasi Naskah (Masa Kolonial)

29 Agustus 2023   21:34 Diperbarui: 29 Agustus 2023   22:06 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seminar Seni dan Budaya Subang dalam Prespektif Koleksi dan Inventarisasi Naskah (Masa Kolonial) tentang Subang

Subang, 29 Agustus 2023 – Sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya, Museum Subang menjadi tuan rumah Seminar Seni dan Budaya dengan tema "Prespektif Koleksi dan Inventarisasi Naskah (Masa Kolonial) tentang Subang". Acara ini diadakan dalam rangka mendalami pengetahuan tentang sejarah dan budaya Subang pada masa kolonial, serta menjalankan program kerja UPTD Subang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Seminar yang diadakan pada tanggal 29 Agustus 2023 ini akan menghadirkan dua pemateri yang ahli di bidang seni, budaya, dan sejarah, yaitu Bapak Moch Kadar Hendarsyah, S.Pd., M.Hum dan Bapak Anggi Arismunandar, S.Pd., M.Hum. Keduanya akan berbagi wawasan serta penelitian terbaru terkait seni budaya dan koleksi naskah dari masa kolonial yang berkaitan dengan Subang.

Dalam dasar kajian seminar ini, beberapa regulasi yang menjadi landasan adalah Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Selain itu, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2015 tentang Museum turut menjadi dasar acara ini, mengingat seminar ini juga berfokus pada program kerja UPTD Subang yang berkaitan dengan pengelolaan dan pelestarian koleksi naskah.

Seminar ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang sejarah, seni, dan budaya Subang pada masa kolonial, sekaligus untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pentingnya melestarikan dan menghargai warisan budaya yang dimiliki. Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran dan diskusi yang bermanfaat bagi masyarakat Subang dan para pemerhati seni dan budaya.

Seminar Seni dan Budaya ini diselenggarakan secara langsung dengan akses yang terbuka untuk masyarakat umum yang tertarik untuk ikut serta dalam diskusi dan bertukar pandangan.

Berikut isi materi pemaparan seminar yang didapat hari ini adalah:

PENGERTIAN MUSEUM 

Museum adalah Lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan ,memanfaatkan dan mengkomunikasikannya  kepada Masyarakat.

 Pada Undang-undang  No: 5 2017  tentang pemajuan kebudayaan disebutkan ada 10 pemajuan kebudayaan + cagar budaya:

1. Tradisi lisan

2. Manuskrip

3. Adat istiadat

4. Ritus

5. Pengetahuan tradisional

6. Teknologi tradisionaal

7. Seni

8. Bahasa

9. Permainan rakyat

10. Olahraga tradisional

11. Cagar budaya

                   Yang diambil dalam materi seminar kali ini adalah Seni.

         Warisan budaya tak benda Indonesia kabupaten Subang :

  • Sisingan 
  • Permainan rakyat kolecer
  • Kesenian gamyung ( subang Selatan )
  • Kesenian Toleat 
  • Bajidoran  
  • Gintingan 

 GENJRING BONYOK 

Genjring bonyok  adalah sebuah kesenian genjring  yang berasal dari bonyok merupakan sebuah nama daerah  dan nama kampung  di wilayah desa Pangsor yaitu  kampung Bonyok. Instrumen utamanya adalah bedug dan genjring. Kesenian ini terinspirasi oleh genjring solawat, genjring rudat dan kesenian adem ayem yang sejuk di pantai utara.

Seniman yang berperan penting dalam pendirian genjring ini adalah Talam dan Sutarja

Alat musik yang digunakan pada masa awal perkembangnnya adalah :

Satu bedug dan tiga buah genjring.  Cikal bakal kesenian genjring bonyok  alat musiknya terdiri dari :

Genjring

Bedug

Kecrek

Tarompet

Abah Ana adalah salah seorang pelaku pemain genjring bonyok yamh saat ini tinggal di cerelek dengan spesialisasi penabuh bedug.

Dengan ketrampilan ini menciptakan tripingan yang terkenel dengan jaipongan.

Ada dua jenis pementasan genjring bonyok yaitu berupa iring-iringan di jalan raya dan di panggung.

 KESENIAN TAYUB KOSAR

Merupakan kesenian tradisis yang berasal dari kalangan menak. Berkembang di kampung tosar  cipendey subang.   berkembang di daerah pamanukan en landen ciasem .berdiri sejak tahun 1975 organisasi kesenian tayub  oleh bah cangkod di kampung Ciracas ciri  khas di sajikan di malam hari dengan penerangan lampu cempor tanpa panggung atau alas.

Lagu yang wajib dinyanyikan pada pertunjukan kosar:

  • Kembang gadung
  • Sulanjana, soder
  • Karatagan
  • Kuntul biru

 TOLEAT

Alat music tradisional terbuat dari bambu  menyerupai seluling. Yang terihlami dari alat tiup permainan anak2 gembala yaitu empet-empetan / ole-olean di sawah. Di pasawahan kab Pamanukan.

 Salah seorang tokoh muda yang mengembangkan kesenian toleat  yaitu Asep nur budi  yang di kenal mang Aep toleat.

 TOPENG MENOR

Berasal dari Jati Cipunagara Subang. Topeng menor merupakan perpaduan topeng gaya kecribonan dan dermayuan. Yang dikembangkan oleh Sutawijaya dalang kulit Indramayu dan Mimi Sani dari Cirebon. Penari topeng yang tinggal dari desa Jati Cipunagara. Menor merupakan nama panggilan dari ibu Carini.

 

TOPENG BANJET

 Kesenan ini termasuk  kedalam teater tradisionaal. Merupakan seni pertunjukan rakyat  berisi lawakan dengan topeng banjet.

Diawali dari kampung Lembang Sari desa Binong.yang mengawali grup banjet yaitu Bah Rion.

                      NASKAH TENTANG SUBANG MASA KOLONIAL DALAM PERSFEKTIF KOLEKSI

Naskah colonial yang ditemukan di subang  yaitu:

Wawatjan  Rasiah soebang

The soebang weekly

RASIAH SOEBANG

Jumlah halaman 16 hakaman

Kertas cukup rapuh

Tinta masih bagus

Tidak ada peta

Merupakan periode colonial

Masa kekuasaan anglo Dutch Plantation

Di buat  S .Tjakraprawira pada 1 mei 1930

Naskah berisi cerita deskripsi naratif ttg subnag uang dituangkan dalam bentuk pupuh dan tergolong jarya sastra sunda

 Dua  persoalan

Cakraprawira hanya menulis tentang keadaan kota Subang berdasarkan pituduh dari Tanuwijaya

Jumlah bait pupuh

19 bait pupuh sinom cerita isi ttg Sejarah subang

11 bait pupuh dangdanggula

23 bait asmarandana

3 bait pupuh kinanti

             The soebang weekly

Jumlah halaman kurang lebih 20 halaman

Kondisi kertas baik berbahan ivory

Di bundle dg jumlah terbitan selama 1-3 th

Terbit 1 minggu sekali

Periode  colonial

Majalah khusus org subang

Menggunakan Bahasa inggris dan belanda

Berisi informasi peristiwa yg terjadi di subnag secara khususu dan hindia belandaa secara umum

Berisi informasi tentang agenda kegiatan club dan  jadwaal film bioskop

Demikian pemaparan lengkap seminar Museum Subang hari ini semoga bermanfaat dan berguna untuk semua nya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun