Indah mungkin ketika masa mesra dan belum diketahui oleh siapa pun. Menikmati suasana baru jatuh cinta yang berjuta rasanya, jantung berdebar indah, dan kenikmatan yang tiada tara. Namun bila diibaratkan makanan, selingkuh hanya nikmat pada gigitan pertama namun akan membawa musibah pada bagian selanjutnya. Artinya, selingkuh adalah awal keruntuhan keluarga. Tidak selamanya selingkuh itu indah bukan? Janganlah kita hanya memikirkan enaknya saja tanpa memikirkan konsekuensi.
Sepandai-pandainya menyembunyikan perselingkuhan maka cepat atau lambat pasti akan ketahuan. Selain kemungkinan ditinggal pasangan, pikirkan juga apa yang akan menjadi respon anak-anak kita ketika mengetahui papa atau mamanya adalah seorang yang tidak setia? Dari mana dia belajar tentang arti kesetiaan kalau bukan dari orang tuanya? Masih sudikah anak-anak mendengarkan nasihat dari seorang yang tidak bisa dipegang sumpah janji setianya? Masih berani main-main dengan yang namanya selingkuh?
Hanya seorang kekanakan yang tidak punya prinsip hidup dan tak tahu konsekuensilah yang berani memilih untuk berselingkuh. Seorang yang memiliki prinsip hidup yang kuat akan bertahan sepenuh hati dan jiwa untuk tetap pada pilhannya menjadi pribadi yang setia. Tidak mudah. Namun dengan tekad yang kuat maka menjadi seorang yang setia bukanlah hal yang mustahil. So, say no to selingkuh!
Salam,
Rahayu Damanik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H