Kak Merry Ivana menganjurkan untuk melihat teladan Hillary Clinton. Apalagi janji nikah itu adalah janji yang bukan hanya kepada pasangan namun juga diri sendiri bahkan Tuhan. Apakah Nikita Mirzani sedemikian hebatnya sampai kita harus melupakan janji kepada Tuhan, pasangan, dan diri sendiri? Kak Rosmaulina Damanik dan Gian Minar WS menambahkan kalau keputusan Nafa memang berat namun sudah benar dan sungguh menerapkan ajaran untuk terus mengasihi tanpa batas.
Membaca komentar teman-teman, saya pun menarik kesimpulan kalau memaafkan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan namun memelihara sakit hati apalagi dendam hanya akan membuat kita tambah menderita. Life must go on dan pandang orang lain termasuk pasangan dengan lebih realistis.
Artinya, pasangan juga adalah manusia biasa yang terkadang mudah melupakan kebaikan istri atau ingin enak sendiri. Ibaratnya suami pun bisa jatuh sakit sehingga perlu ada istri yang menolongnya untuk sembuh. Memang berat membantu suami untuk sembuh namun setelah selesai semuanya akan indah kembali. Terakhir, sering kali kejadian buruk yang kita alami justru membawa pelajaran bagi orang lain. Seperti kasus Nafa Urbach ini, siapa yang menyangka caranya menghadapi masalah justru menginspirasi banyak perempuan lain khususnya yang mengalami masalah serupa.
Salam,
Rahayu Damanik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H