Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teruntuk Pasangan Menikah, Inilah Cara Melupakan Mantan

14 Oktober 2016   10:42 Diperbarui: 14 Oktober 2016   10:49 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan di masa lalu biarkan tersimpan begitu saja tanpa perlu dibangkit-bangkitkan (foto: Soompi Forums)

Mengalami pernikahan yang bahagia ternyata tidak serta-merta membuat seseorang begitu saja melupakan mantan. Ada kalanya ingatan masa lalu otomatis teringat kembali begitu saja. Itulah sebabnya sebelum menulis artikel ini, saya membuka pertanyaan bagi teman-teman Facebook yang ingin memberikan pendapat bagaimana cara menghilangkan ingatan terhadap mantan padahal sudah sama-sama menikah.

Seorang teman bernama Yandi Olopan Sitio meyakini kalau rumah tangga sudah bahagia dan sejahtera maka tidak akan ada ruang untuk memikirkan sang mantan. Sayangnya hal ini bertentangan dengan seorang teman bernama Triwany Purba yang mengaku masih memiliki secuil ingatan mengenai sang mantan padahal keluarga yang dijalani saat ini sudah bahagia. Pun saya mengakui kalau sedikit ingatan bersama orang di masa lalu pastilah masih ada apalagi saya sering menjadikan pengalaman-pengalaman dulu sebagai materi tulisan.

Salahkah memiliki ingatan yang demikian padahal kita sudah menikah? Sabar, kita akan bahas di bagian akhir. Lalu apa yang dilakukan seorang Triwany Purba kalau tiba-tiba mengingat mantan? Triwany mengatakan akan langsung mengingat, membayangkan wajah suami, dan bersyukur betapa beruntungnya dia karena sudah memiliki pasangan seperti sekarang. Mbak yang satu ini berpesan agar kita harus menerima pasangan apa adanya sama seperti kita ingin diterima sebagaimana adanya. Dia pun meyakini hidupnya tidak akan sebahagia sekarang bila masih bersama mantan. Triwany Purba menarik kesimpulan kalau mantan memang layak hanya dijadikan mantan.

Seorang kakak kelas di SMA bernama Korvri Purba memberikan tips cara cepat melupakan mantan yaitu dengan mengingat keburukan sang mantan. Ingatlah sang mantan tidak pantas untuk kita jadi untuk apa diingat-ingat lagi. Pun demikian penting menjaga hubungan yang harmonis dengan suami sehingga tidak ada kesempatan untuk mengingat-ingat mantan.

Teman lain yang bernama mbak Liana Desianamenambahkan kalau melupakan mantan itu adalah perkara yang mudah asalkan ada niat dari dalam diri sendiri. Lebih baik kita mengenang hal yang baik saja dan penting untuk mengikhlaskan mantan bahagia bersama orang lain. Pun mbak Liana berpendapat penting berdoa, pintar-pintar mengendalikan perasaan, bersyukur atas keluarga yang sekarang, dan fokus untuk masa depan. Sebab mantan itu hanyalah masa lalu dan suamilah masa depan kita.

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, sebenarnya salahkah bila masih memiliki ingatan mengenai sang mantan padahal diri sendiri sudah menikah? Haruskah kita membenci mantan dan salahkah bila tetap berteman biasa? Saya percaya hanya sekedar teringat mantan bukanlah hal yang salah sebab masa lalu memang tidak bisa dihilangkan begitu saja apalagi untuk seseorang yang pernah dinilai terbaik di dalam hati. Kenangan tersebut mungkin akan terus tersimpan di dalam ingatan sampai meninggal dunia.

Ingatan yang tersimpan di dalam pikiran tentulah tidak dapat disalahkan. Hanya niat dan waktu yang bisa menghilangkan memori tersebut. Tidak perlu berjuang untuk melupakannya sebab akan sia-sia. Kita hanya perlu menyikapi ingatan tersebut dengan bijaksana dan mengontrol sehingga tidak semakin membesar. Artinya selama ingatan tersebut kita biarkan saja di dalam pikiran maka hal tersebut tidak akan membahayakan. Sebaliknnya, bila kita mengungkit-ungkit atau malah menindaklanjuti ingatan tersebut maka sama saja kita menyiram bensin ke api yang kecil. Simpan saja semua kenangan itu di dalam hati namun tetap dengan tekad melupakan. Waktu akan membantu menghilangkannya perlahan namun pasti.

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga agar ingatan tentang sang mantan tidak terus bertumbuh namun berangsur-angsur menghilang. Ada yang berpendapat untuk melupakan sang mantan kita perlu mengingat kekurangan dan rasa sakit yang pernah diperbuatnya kepada kita. Sekalipun cara ini cukup manjur namun menurut saya hal demikian bisa menimbulkan rasa benci kepada sang mantan. Sedapat mungkin kita hidup berdamai dengan semua orang tanpa dendam dan benci sehingga alih-alih memikirkan keburukan mantan lebih bermanfaat bila kita memikirkan kelebihan dan besarnya cinta pasangan kepada kita.

Hindari sikap membanding-bandingkan mantan dengan pasangan karena semakin dibandingkan akan semakin sulit menerima dan bersyukur atas pasangan. Pun bila masih menyimpan barang-barang pemberian atau yang bisa mengingatkan pada sang mantan seperti foto berdua atau hadiah lebih baik dibuang atau diberikan kepada orang lain.

Jangan pernah memberi celah yang akan merusak keluarga misalkan menghubungi sang mantan melalui telepon atau pesan. Awalnya sekedar sapa namun lama-lama ingatan di masa lalu bisa semakin bertambah besar dan menimbulkan keinginan untuk mencoba-coba kembali ke masa lalu lagi. Hindari juga keinginan untuk bertemu berdua saja sebab romantisme lama akan mudah tumbuh saat pertemuan hanya antara kita dengan mantan.

Masa lalu memang tidak perlu kita sangkal namun biarkan itu hanya menjadi masa lalu. Tutup pintu hati kita rapat-rapat karena kehidupan indah menanti di depan mata. Jangan-jangan sia-siakan pasangan dan anak-anak hanya demi cerita masa lalu. Masa lalu cukuplah sebagai bayangan yang semu dan keluarga masa kini adalah sebuah kenyataan. Daripada buang-buang waktu untuk memikirkan seorang yang hanya menjadi masa lalu lebih baik membahagiakan pasangan dan anak yang jauh lebih berhak mendapat hati, jiwa, dan pemikiran kita. Jangan biarkan diri kita terjebak masa lalu dan raihlah masa depan terbaik untuk keluarga kita.

Salam,

Rahayu Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun