Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beginilah Dahsyatnya Dampak Pujian yang Diberikan Istri kepada Suami

2 Agustus 2016   12:13 Diperbarui: 2 Agustus 2016   12:31 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya, suami, dan kedua anak kami makan di tempat yang baru saya kunjungi. Suami merekomendasikan tempat itu karena dia sudah pernah berkunjung dengan teman-teman kantor. Saya langsung memilih menu best seller untuk kami santap. Saat saya pertama kali mencicipi makanan tersebut saya sontak berseru, “Wow, enak banget ya Yank!” Suami kaget sekaligus terharu melihat ekspresi wajah sumringah yang tidak bisa saya sembunyikan. “Senang banget kamu mengajak makan di sini!” Demikian lanjut saya sambil menyelami kenikmatan sajian menu.

Saya orangnya memang cukup ekspresif apalagi terhadap sesuatu yang baik. Misalkan suami mengirim kabar, “Yank, ada bonus bulan ini jumlahnya sekian!” Saya langsung membalas “Wow, puji Tuhan banget. Syukur banget ya Yank!” Akibatnya, tanpa saya sadari suami menjadi bersemangat memberikan saya kabar setiap bulan saat dia mendapatkan penghasilan karena pasti akan saya sambut dengan sangat gembira. Pun suami antusias mengajak saya menikmati sajian restoran yang sudah pernah dia coba namun saya belum pernah. Katanya biar saya terkaget-kaget merasakan enaknya menu-menu baru tersebut he..he..

Mengingat-ingat kejadian itu, saya pun mengerti ternyata pria sangat suka bila kita mengapresiasi pencapaiannya karena dia merasa kita ternyata begitu menghargai kerja kerasnya. Hal tersebut membuat suami merasa menjadi seorang yang dibutuhkan sehingga semangatnya pun semakin terpompa untuk memberikan yang terbaik. Kalimat pujian tersebut misalkan saja seperti, “Sayang, terima kasih karena sudah menjadi suami dan papa yang sangat bisa diandalkan” atau kalimat lain yang menurut Ibu mengena di hati suami.

Kenyataan yang terjadi pada suami menyadarkan saya kalau memuji suami bukanlah sikap yang lebay atau hanya karena ada maunya. Saya pun kini semakin memahami kalau ternyata membahagiakan suami bukan selalu tentang mempersiapkan segala kebutuhannya namun juga dengan pujian tulus yang mampu membuatnya tersanjung.

Terkadang istri mungkin lupa memberikan apresiasi kepada suami dan sibuk menghujaninya dengan tagihan ini itu yang belum dibayar. Tentu saja tidak salah untuk sekedar mengingatkan kewajiban yang harus segera diselesaikan namun ternyata alangkah indah bila istri pun tidak abai memberikan penghargaan yang tampak kecil namun membawa arti dan dampak yang begitu besar bagi suami.

Salam,

Rahayu Damanik  

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun