Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Memetik Ilmu dan Menyebarkan Manfaat dari Akademi PLN-Kompasiana

1 Mei 2016   12:55 Diperbarui: 1 Mei 2016   14:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan beliau yang paling menarik perhatian saya adalah “7 Hari Tak Pulang Demi Kampung Manis”. Tulisan ini mengisahkan kejadian longsor di Kampung Manis Kecamatan Cikalong Kulon Jawa Tengah. Longsor mengakibatkan beberapa rumah tertimbun, termasuk satu gardu listrik sehingga mengakibatkan pemadaman. Pemulihan listrik menjadi sangat sulit karena terpaksa melewati sungai yang sedang banjir.

Perbaikan lisrik yang ditangani tim PLN membutuhkan waktu cukup lama karena untuk menjangkau lokasi bencana memerlukan waktu dua hari dengan melewati sungai. Mobil tim PLN yang hendak melintas harus berjuang keras melawan derasnya arus sungai di area bebatuan yang tajam dan medan yang terjal. Upaya itu juga harus disertai usaha mengangkut trafo dengan berat 1 ton dari gudang PLN Cianjur ke lokasi longsor. Sungguh dibutuhkan usaha yang keras dan kerja sama warga untuk mengangkat trafo baru dari bawah bukit ke lokasi longsor yang berada di atas bukit. Akhirnya dalam tujuh hari dengan usaha dan kerja tanpa henti, listrik di kampung Manis bisa hidup kembali.

Memberikan Dukungan Demi PLN yang Lebih Baik

Pengalaman mengikuti Akademi PLN-Kompasiana mengantarkan saya kepada sebuah pengalaman dan cara pandang yang berbeda terhadap PLN. Para pekerja PLN yang ternyata begitu berdedikasi di lapangan menggugah hati saya untuk memberikan sebuah dukungan nyata bagi PLN. Ternyata banyak insan PLN sungguh bisa diandalkan dan siap ‘babak belur’ demi memperjuangkan pasokan listrik; para teknisi, para humas, dan pekerja lain di tubuh PLN.

Bentuk dukungan saya mungkin tidak dalam hal melepas lahan (karena belum ada kabar kalau cluster perumahan saya harus dibangun pembangkit dan alat transmisi listrik), namun saya bisa mendukung PLN dengan beberapa cara. Tidak memberi tip kepada petugas PLN yang memberikan layanan kepada saya, melaporkan bila terjadi pencurian listrik, ikut berhemat listrik, dan turut menggunakan listrik pintar.

Saya pun kini sadar pernah melakukan tindakan yang tidak baik bagi PLN. Sudah tiga kali menerima layanan PLN, saya benar-benar tidak memberikan uang tip sama sekali. Namun, suatu hari saat saya ingin menaikkan daya listrik di sebuah rumah sekaligus tempat usaha yang saya sewa beberapa tahun yang lalu, saya tergoda untuk memberikan tip kepada seorang petugas PLN. Padahal saya sudah diingatkan operator untuk membantu PLN menjadi perusahaan yang bersih dengan tidak tidak memberikan tip atau ucapan terima kasih dalam bentuk apa pun kepada petugas PLN

Rambut petugas PLN yang sudah mulai ditumbuhi uban mengingatkan kepada almarhum Bapak saya sehingga sangat merasa bersalah bila tidak memberikan tip padahal petugas PLN tersebut tidak meminta kepada saya. Saya kini merasa apa yang sudah saya lakukan itu sangat tidak tepat apa pun alasannya. Satu sisi saya ingin terjadi peningkatan kinerja PLN, namun di sisi lain saya tidak memberikan dukungan untuk PLN yang lebih baik.

Syukurlah saya mengikuti kegiatan penjurian akademi PLN-Kompasiana ini sehingga saya bisa mengubah sikap dan memberikan dukungan bagi PLN dengan tidak akan pernah memberikan tip lagi saat menerima layanan. Terakhir, saya sangat berterima kasih mengikuti kegiatan Akademi PLN-Kompasiana apalagi saya juga diberi kesempatan memberikan feedback dan tanggapan yang bisa membangun kelistrikan bagi bangsa tercinta. Semoga nantinya, semua Akademi PLN-Kompasiana lebih terampil memberitakan kegiatan dan informasi layanan PLN melalui Kompasiana dan social media seperti Facebook, Twitter, Youtube, serta yang lainnya. Hal ini akan meminimalisir jumlah keluhan masyarakat akibat kesalahan dan ketidaktahuan informasi. Satu hal dan yang terpenting, keterbukaan komunikasi akan mendekatkan PLN di hati masyarakat.

Demikianlah pengalaman saya dan tidak lupa saya sampaikan juga kalau acara di usdiklat PLN jalan Letjend S. Parman Slipi Jakarta Barat ini pun ditutup dengan pengumuman peserta akademi menulis PLN terbaik yang jatuh ke tangan Ibu Emilia Tobing apprentice dari ruang Diponegoro.

Salam,

Rahayu Damanik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun