[caption caption="Pagi-pagi pukul 04.30 berangkat ke perkampungan Baduy yang lebih dalam (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Pukul enam kami tiba di jembatan bambu kampung Gazeboh (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Wanita Baduy yang ingin mandi pagi di sungai (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Melewati jembatan (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Perkampungan pertama yang kami lewati masih belum ada aktivitas pagi penduduk (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Saat matahari terbit kami sudah di Bukit Baduy (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Jalanan berbatu dan licin karena semalam baru diguyur hujan (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Sebelum turun ke perkampungan Baduy (dokpri Rahayu)"]
Selama hampir lima jam perjalanan, kami melewati sekitar lima jembatan bambu yang menghubungkan antara satu perkampungan Baduy dengan perkampungan lain. Setelah menemui beberapa sungai, kami pun akhirnya berhenti pada satu aliran dan langsung meminum dari air sungai yang jernih. Keringat saya mengucur deras sampai membuat baju basah kuyup dan muka memerah sementara persediaan air minum kami sudah habis. Mengaliri tenggorokan dengan air pegunungan jernih rasanya lega dan segar banget. Inilah namanya benar-benar air pegunungan asli. Ternyata tidak sia-sia kami menempuh perjalanan yang cukup panjang nan memberatkan ini.
[caption caption="Minum air yang jernih (dokpri Rahayu)"]
[caption caption="Menampung air minum di sungai yang lain (dokpri Rahayu)"]