Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Inilah Alasan Mengapa Kamu Di-unfriend (Unfollow)

23 Maret 2016   19:42 Diperbarui: 24 Maret 2016   16:26 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Apa yang harus dilakukan bila ada yang unfriend atau unfollow?(www.altpress.com)"][/caption]Kamu pernah merasa di-unfriend atau di-unfollow seseorang di media sosial? Misalkan saja kamu mau 'ngintip' kabar teman tersebut sudah bagaimana sih sekarang? Trus pas melihat account-nya ternyata sudah tidak temenan lagi. Bagaimana perasaan kamu saat menyadari di-unfriend seperti itu? Padahal tidak merasa memiliki masalah apa-apa dengannya. Bingung, penasaran, sakit hati, kecewa, atau apa? Selidik punya selidik ternyata di antara semua teman yang kalian kenal, hanya kamu yang di-unfriend. Teman lain masih tetap berteman sama dia. Ada apa yah mengapa sampai memutuskan pertemanan di media sosial?

Saya membaca status Facebook seorang kakak kelas di SMA dulu tentang "unfriend" ini, ternyata banyak juga yang komentar dan kasih alasan mengapa mereka memutuskan pertemanan di media sosial. Saya lumayan kaget karena sekarang ini, saya tidak bakal meng-unfriend teman saya di medsos kecuali karena dia selalu posting seks atau cowok-cowok kesepian 'pencari mangsa' yang suka inbox kalimat-kalimat pura-pura memberi perhatian. Pas lihat Facebook-nya isinya tentang kesepian atau tentang seks semua, jadi lebih baik di-delete sajalah. Bila ada teman saya yang posting tentang SARA lengkap dengan maki-maki agama, suku, atau golongan saya misalnya. Gak ngaruh sama sekali, biarin sajalah, itu kan pendapat dia. Saya tahu yang saya mau. Makanya saya enggak bakal unfriend dia. Alih-alih unfriend, saya malah menjadikannya ‘objek’ pelajaran dalam memahami karakter orang he..he....

Nah, bagaimana dengan teman-teman kakak kelas saya tersebut? Ternyata banyak loh alasan mereka mengapa memutuskan pertemanan medsos. Apa saja alasan teman-temannya meng-unfriend atau meng-unfollow teman-teman medsos mereka. Berikut status kakak kelas saya yang bernama Merry Ivana Turnip tersebut, “Pernah enggak kamu unfriend atau unfollow orang? Kira-kira apa sebabnya kamu melakukan itu? Kalau aku ada dua sebab utama: Bila dia rasis, over-expose muka, atau kehidupan pribadinya. Kalau kamu, apa sebabnya?”

Berikut alasan (komentar) mengapa mereka meng-unfriend teman medsos.

1. Status terlalu lebay. Sedikit-sedikit update. Kepala sakit langsung bikin status, mau ke kamar mandi update lagi, makan, meeting, tidur juga tidak lupa ‘absen’ dulu. Seolah banyak orang yang pengen tahu dia sedang apa dan di mana.

2. Sering update status atau komentar yang selalu menganggap diri paling benar sedunia. Misalnya dia merasa hebat karena bisa lancar mengurus keluarga tanpa asisten rumah tangga dan menyindir orang lain yang kebetulan punya ART. Jadi, orang yang merasa risi langsung unfriend.

3. Statusnya jualan terus setiap update. Setiap ganti status, gambarnya dagangan semuanya. Belum lagi kalau ada kata-kata promosi yang menyatakan produk tersebut bisa menyembuhkan semua penyakit. Hanya satu yang tidak bisa; membangkitkan orang mati he..he....

4. Orang yang tinggal lama di luar negeri kemudian statusnya selalu menghina Indonesia.

5. Statusnya kampanye melulu tetapi calon yang diusung berlawanan, hati-hati bakal ada yang unfriend juga loh nanti.

6. Pamer buku rekening, soalnya bisa bikin iri! Atau bisa juga pamer anak seolah anaknya yang paling sehat dan keren sedunia, he..he....

7. Sering share foto yang seram-seram seperti kecelakaan yang anggota tubuhnya berceceran ke mana-mana atau isi perut keluar semua.

8. Rasis, fanatisme berlebihan, dan merendahkan agama orang lain

9. Terang-terangan naksir padahal tahu pasti kitanya sudah merried bo! Tetap saja ditaksir.

Kira-kira semua alasan di atas yang membuat seseorang meng-unfriend atau meng-unfollow kita. Intinya, teman di media sosial tersebut merasa informasi yang diberikan tidak perlu sama sekali jadi lebih baik dia unfriend saja daripada statusnya nyampah di beranda.

Semoga saja ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk kita lebih berhati-hati menggunakan media sosial karena sejatinya media sosial memang dibuat untuk menciptakan pertemanan bukan permusuhan. Bila kita sudah merasa meng-update status yang biasa saja namun tetap ada yang unfriend, yah santai saja. Kita memang tidak bisa menyenangkan semua orang bukan? Sebaik-baiknya status kita tetap saja bakal ada yang komentar, “Ah lebay!” atau “Idih sok religius banget”.

Kalau saya sih berpikir, ini kan Facebook saya jadi selama saya tidak menghina dan merugikan orang lain yah saya akan menjadikan Facebook ini sebagai salah satu ajang aktualisasi diri. Saya tidak mau hanya karena takut dinilai begini begitu akhirnya saya tidak enjoy meng-update status. Asalkan memang niatnya positif, yah tentang update status, be your self saja! Bila mau jualan ya silakan, mau kampanye boleh-boleh saja donk, atau mau upload foto-foto anak yang menurut kita paling lucu sedunia, boleh juga. Mengenai ada yang tidak suka itu wajar dan sudah risiko karena memang setiap orang punya selera masing-masing. Apa sih di dunia ini yang tidak ada risikonya, asalkan tahu menempatkan diri sah-sah saja sih. Saya sih begitu, bagaimana dengan kamu?

Salam pertemanan,

 

Rahayu Damanik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun