[caption caption="Kehidupan bahagia ala saya (www.galeria-kaufhof.de)"][/caption]Apakah Bapak/Ibu bahagia dengan kehidupan sekarang? Bagaimana Bapak/Ibu mendefenisikan kebahagiaan? Mungkin ada yang mengatakan bahagia itu bila miliki banyak teman yang mengasihi dan mencintai apa adanya. Ada yang mengatakan bahagia itu bila hidup damai, tentram, dan tenang. Ada juga yang berpendapat bahagia itu bila murah rezeki dan kesehatan selalu terjaga. Saya bahagia dengan kehidupan saya yang sekarang, setidaknya ada beberapa alasan mengapa saya begitu enjoy dan happy.
1. Saya bisa tidur dengan nyenyak setiap malam bahkan di tempat baru. Saya tidak bisa membayangkan betapa malangnya orang yang mengeluhkan susah tidur padahal berbaring di dalam kamar yang megah, luas, dan hangat. Walau sedang tidak ada masalah pribadi, namun mata sangat sulit terpejam. Betapa tersiksanya! Sebaliknya bila saya sedang ada kesibukan dan membuat kurang tidur, saya bisa bertahan melek. Misalkan karena memiliki target menyelesaikan sebuah artikel.
2. Saya memiliki suami yang demokratis serta selalu mendukung semua impian saya untuk menjadi seorang penulis sukses dan jurnalisme yang profesional. Dia bahkan tidak segan-segan mengawasi anak-anak dalam pengasuhan asisten rumah tangga selama saya sedang ada kegiatan di luar. Sungguh sedih bila memiliki suami yang doyan melarang.
3. Memiliki anak-anak yang lucu, rupawan, pintar, sehat, dan menggemaskan.
4. Saya bebas menekuni passion saya sebagai penulis dan jurnalis. Saya pernah merasakan bekerja tanpa passion, rasanya ingin membantu jam dinding bergerak karena berputar sangat lambat.
5. Saya bisa melihat, menyentuh, mencium, dan bercengkerama dengan anak-anak sendiri kapan saja saya mau. Banyak ibu mengatakan kalau ini adalah sebuah kesempatan yang mewah.
6. Saya tipe orang mudah memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain sesakit apa pun dia melukai karena saya selalu berhasil menemukan pelajaran berharga di balik setiap persoalan. Lagipula saya juga merasa sebagai manusia yang penuh kekurangan jadi sangat mengerti bila ada yang melakukan hal yang sama. Namun bukan alasan untuk tidak menjadi pribadi yang lebih baik.
7. Suami selalu rutin mentransfer gaji yang masuk ke rekeningnya setiap habis gajian ke rekening saya. Istri mana yang tidak bahagia bila diperlakukan seperti ini. Namun bukan berarti saya memfoya-foyakan uang suami, saya termasuk tipe yang tidak mudah tergoda discount.
8. Saya memiliki waktu untuk melakukan me time. Saya ini penyuka film Indonesia khususnya yang inspiratif. Selain menikmati isi ceritanya, saya juga mempelajari alur dan teknik pembuatannya. Saya terkadang nonton film di bioskop seorang diri, pergi ke Gramedia untuk membaca dan membeli buku, dan melakukan perawatan diri di salon seperti creambath dan massage. Kata adik perempuan saya, jarang-jarang suami mengizinkan istri senang-senang walau hanya sebentar.
9. Saya memiliki kehidupan spiritualitas yang sangat baik sehingga saya tidak pernah merasa khawatir akan masalah apa pun. Banyak yang gentar terhadap gonjang-ganjing perekonomian, namun saya tetap tenang karena percaya Tuhan selalu menyertai setiap langkah saya.
Demikianlah bahagia ala saya. Namun sebenarnya masih banyak harapan saya yang belum tercapai. Saya belum pernah keluar negeri dan belum pernah keliling Indonesia. Suami saya ‘hanya’ karyawan BUMN, dia bukanlah seorang manager apalagi direksi, selain itu rumah saya masih status kredit (KPR). Suami saya juga memiliki kekurangan yang terkadang membuat kesal. Hal yang paling memilukan, bapak yang sangat saya kasihi sudah meninggal dunia 4,5 tahun yang lalu. Jangan harap ada foto keluarga besar seperti yang orang lain pamerkan di ruang tamu mereka. Foto keluarga yang lengkap dengan papa, mama, menantu, anak, dan cucu-cucu.
Apakah semua ini mengurangi keceriaan saya? Tidak! Saya bahagia dan bersyukur dengan kehidupan saya yang sekarang karena saya percaya bahagia bukan berarti memiliki semua yang saya cintai sebaliknya bahagia itu mencintai semua yang saya miliki.
Â
Salam bahagia
Â
Rahayu Damanik
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H