Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semarak FFPI 2015: Bukti Cerahnya Masa Depan Perfilman Indonesia

2 Februari 2016   02:13 Diperbarui: 3 Februari 2016   05:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya: Sebelas Sinema Pictures, Bandung, Jawa Barat

2. Ruwat

Sinopsis: Kisah seorang anak berambut gimbal di Wonosobo yang menurut kepercayaan, bila rambutnya hendak dipotong, maka apa saja permintaannya harus dituruti. Sang anak ternyata memiliki impian yang tampaknya sangat memberatkan orang tuanya yaitu jalan-jalan ke Hongkong. Sang orang tua pun berusaha membuat sebuah strategi jitu nan licik agar anaknya bersedia menggunting rambut gimbalnya tanpa harus memenuhi syarat yang sedemikian berat. Ternyata cara menipu yang dilakukan oleh orang tuanya justru memperhadapkan orang tua pada situasi yang tidak bisa mengelak lagi untuk mengabulkan permintaan sang anak. Orang tua pun pasrah menjual sapi satu-satunya untuk modal membawa anak jalan-jalan. Mengejutkan di detik-detik terakhir saat sang orang tua hendak menjual sapi, ternyata sang anak tiba-tiba saja membatalkan sendiri niat jalan-jalan ke Hongkong hanya karena mendengar dari orang lain kalau di Hongkong ada sajian makanan dari kodok yang merupakan binatang paling menakutkan bagi si anak.

Pesan film: Tidak perlu menggunakan strategi licik dalam memuluskan rencana, pasti selalu ada jalan yang baik tanpa harus berdusta.

Bahasa: Jawa dengan teks Bahasa Indonesia.

Karya: Tanah Hijau Creative.

3. Nilep

Sinopsis: Mengisahkan rencana mulia sang anak yang ingin mengembalikan barang hasil curiannya kepada si empunya. Sang anak sadar atas perbuatannya karena diingatkan oleh temannya kalau apa yang dia lakukan sangat merugikan orang lain. Sang anak awalnya sangat ketakutan mengembalikan barang hasil curian karena khawatir digebuki layaknya seorang maling yang dihajar warga padahal barang hasil curian sang anak harganya sebenarnya tidaklah seberapa. Namun si anak ternyata sangat tulus dan bulat hati ingin mengembalikan barang curiannya. Sang anak pun memikirkan bagaimana caranya agar dia tidak digebuki dan barang hasil curian bisa sampai ke tangan si empunya. Anak tersebut menemukan cara, dia mengirimkan barang curian melalui paket pos lengkap dengan surat permohonan maaf.

Pesan film: Orang dewasa harus banyak belajar jujur dari anak kecil yang polos hatinya sehingga mudah dibentuk dan disadarkan. Terkadang orang dewasa melihat temannya salah, bukannya menegur namun kesalahan tersebut dibiarkan bahkan diikuti. Inilah salah satu sebabnya mengapa kita sulit memberantas budaya korupsi karena saat ada rekan kantor korupsi, alih-alih teriak malah turut menikmati.

Bahasa: Jawa dengan teks Bahasa Indonesia.

Karya: Ravacana Film

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun