Mohon tunggu...
Rahayu Damanik
Rahayu Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Best in Specific Interest Kompasianival 2016

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Maikel Kondologit: Generasi Muda Pendidik Perubahan Mindset Masyarakat Papua

29 Januari 2016   15:55 Diperbarui: 30 Januari 2016   17:52 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4. Maikel juga aktif dalam kegiatan menciptakan desa “Sobat Bumi” yang memiliki rumah baca dan mendidik anak-anak agar kreatif belajar melalui lingkungan alam.

5. Demi memaksimalkan kontribusinya, Maikel juga berinisiatif terlibat aktif dalam program Puskesmas untuk menghimbau masyarakat agar mau menggunakan jamban, memberikan imunisasi untuk anak-anak, dan rajin memeriksakan di ke puskesmas. Maikel menyampaikan kepada penulis kalau masyarakat Papua khususnya yang di pegunungan masih banyak yang enggan menggunakan jamban padahal sudah disediakan jamban selain itu ada perasaan malu dan minder saat memeriksakan diri ke puskesmas. Maikel ingin menyadarkan masyarakat bahwa semua fasilitas yang ada harus dimanfaatkan karena sangat membantu masyarakat Papua. Jadi, tidak perlu malu apalagi sungkan.

Intinya Maikel selalu mengerjakan apa saja yang menurutnya bisa mengubah mindset masyarakat dan akhirnya memajukan Papua. Maikel bahkan aktif dalam kegiatan karang taruna karena prihatin melihat anak muda yang suka mabuk-mabukan, terlibat narkoba, dan seks bebas. Karang taruna memiliki sebuah studio sehingga bakat-bakat anak muda di bidang musik bisa dikembangkan. Para wanita diajari berdagang berbagai jenis makanan sehingga memiliki penghasilan.

[caption caption="Membina Kegiatan Pemuda Karang Taruna"]

[/caption]Penulis menanyakan kepada Maikel setelah demikian banyaknya hal yang dia dan teman-teman lakukan, bagaimana Maikel menarik kesimpulan, mudahkah mengubah mindset masyarakat? Maikel mengatakan sungguh sulit mengubah pola pikir masyarakat. Tidak mudah membuat masyarakat sepakat untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dia miliki demi menghasilkan uang dan betapa sulitnya menyadarkan masyarakat untuk peduli kepada lingkungannya. Terlebih masyarakat banyak yang kurang berpendidikan sehingga walaupun sudah diberikan penyuluhan berulang-ulang dan selalu diberikan contoh tidak semua masyarakat mau mengikuti kebaikan yang dia tawarkan. Maikel maklum karena mereka yang berpendidikan saja masih banyak yang tidak mengerti memanfaatkan kekayaan alam Papua apalagi masyarakat yang masih terbelakang.

[caption caption="Mengajak Pedagang Pasar untuk Menjaga Kebersihan"]

[/caption]Namun Maikel percaya seiring berjalannya waktu, akan semakin banyak masyarakat Papua yang peduli asalkan Maikel dan kawan-kawan tidak berhenti memberikan pendidikan peningkatan taraf perekonomian dan cinta lingkungan. Menurut Maikel apa yang dikerjakannya selama ini bukan hanya sekedar memberi penyuluhan namun turun langsung ke lapangan karena Maikel percaya kalau pemimpin yang baik bukan hanya sekedar menyuruh tetapi haruslah memberi teladan. Perubahan membutuhkan pengarahan dan teladan. Tanpa bimbingan dan teladan yang baik, Maikel merasa mustahil menciptakan perubahan.

Sama seperti Papa Maikel yang berhasil mengubah Maikel menjadi seorang yang peduli pada Papua maka demikianlah Maikel optimis dengan didikan dan keteladanan yang diberikan, masyarakat Papua pasti akan berubah. Walau usia Maikel masih sangat muda namun berkat teladan sang Papa, Maikel terdorong menjadi seorang “Ayah” yang baik bagi masyarakat Papua. Layaknya papa yang baik demikianlah Maikel akan terus mendidik dan memberikan keteladanan serta motivasi tiada henti. Prinsip hidup ini mengingatkan saya pada filosofi: Ing ngarso sungtulodo,ing madya mbangun karsa,Tutwuri Handayani. Sebuah ajaran kepemimpinan yang pertama kali dipopulerkan oleh Ki Hadjar Dewantara yang secara sederhana berarti pemimpin yang baik adalah seorang yang bisa memberikan teladan dan mampu memacu semangat para pengikutnya. Maikel berprinsip ilmu yang dia miliki harus bermanfaat bagi pendidikan dan kemanusiaan.

[caption caption="Ajakan untuk Tidak Membuang Sampah Sembarangan"]

[/caption]Terakhir penulis pun menanyakan setelah begitu banyak kendala yang dihadapi Maikel, adakah perubahan yang sudah berhasil dia kerjakan bersama relawan lain? Maikel menjelaskan di tengah tantangan dan kendala yang dihadapi, Maikel bisa tersenyum puas dan lega karena ada perubahan yang membuatnya merasa bersyukur. Maikel mengatakan kalau ada masyarakat yang sudah bisa merasa memiliki program kebersihan yang dilakukan. Terlihat dari partisipasi masyarakat bertambah saat mengadakan kegiatan kebersihan. Bila ada warga yang ketahuan membuang sampah sembarangan, maka para warga yang melihat langsung menegur. Artinya sudah ada sistem pengontrolan dan pengawasan dalam diri masyarakat yang terbentuk dari perubahan mindset. Program kebersihan lingkungan pun bisa terus berjalan dan tidak hanya musiman saja. Maikel menyebutkan kalau perekenomian masyarakat sudah semakin membaik karena mempraktikkan ajaran pemanfaatan barang bekas untuk mendapatkan penghasilan. Hal yang paling melegakan dan membanggakan Maikel adalah masyarakat sudah mampu memanfaatkan lahan hutan untuk menghasilkan komoditas produktif seperti gaharu, jagung, tebu, pinang. Masyarakat bahkan sudah menikmati panen besar-besaran. Tahun 2019 masyarakat Sorong Selatan juga akan panen pohon gaharu dan mereka berterima kasih kepada Maikel atas dorongan dan peran aktif Maikel mengajak masyarakat Sorong Selatan untuk lebih cerdas meningkatkan perekonomian dengan cara memanfaatkan lahan. Bayangkan harga 1 pohon gaharu adalah sekitar 10-15 juta Rupiah. Sementara pohon yang Maikel, teman-teman, dan masyarakat tanam ada sekitar 4000 pohon. Betapa luar biasa kerja keras dan pengorbanan seorang Maikel untuk kemajuan masyarakat Papua. Atas dedikasi yang luar biasa, pada tahun 2014 Maikel mendapat perhargaan dari Pertamina Foundation sebagai Inspirator masyarakat menuju perubahan yang lebih baik.

[caption caption="Bersama Masyarakat Menanam Mangrove"]

[/caption]Kisah Maikel menyadarkan kita mengapa masyarakat Indonesia sulit mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. Jawabannya hanya satu, kita tidak memiliki cukup pemimpin yang rela berkorban dan memberikan keteladanan yang baik dalam mengarahkan masyarakat. Alih-alih berkorban demi masyarakat, pemimpin malah hanyut memperjuangkan kepentingan pribadi dan golongannya saja. Semoga kisah Maikel bisa menginpirasi kita dan para pemimpin bangsa akan pentingnya keteladanan dalam mengubah nasib bangsa.

 

Salam,

Rahayu Damanik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun