13. SSC Semarang
14. SSC Solo
15. SSC Batam
16. SSC Mojokerto
17. dan SSC lain di Jabodetabek
Meskipun SSC Jabodeta tidak berkaitan dengan SSC lain namun mereka semua memiliki impian yang sama untuk membangun anak jalanan menjadi generasi bangsa yang memiliki akses pendidikan yang memadai. Septi mengaku banyak belajar dari SSC kota lain meskipun hanya mengamati perkembangan SSC lain dari sosial media. Terkadang ada beberapa SSC yang melakukan kunjungan ke SSC Jabodeta sehingga mereka saling share dan menginspirasi.
Anak di day care yang saya kelola semuanya diimunisasi dan bahkan banyak yang diberikan imunisasi tambahan seperti imunisasi influenza sehingga tidak mudah tertular dan menularkan batuk pilek. Penulis menanyakan kepada Septi apakah tidak takut terkena berbagai penyakit menular karena pemahaman orang tua yang kurang sehingga jarang anak jalanan mendapatkan imunisasi. Septi mengakui ada ketakutan terjangkiti penyakit menular namun itulah letak pengorbanan mereka. Ketulusan yang mengalahkan ketakutan.
Anak-anak jalanan diajarkan juga dasar-dasar ilmu kesehatan sehingga paham bahwa kebersihan bisa mencegah mereka dari berbagai macam penyakit. Septi dan kawan-kawan tahun ini sedang merealisasikan program visit dokter sehingga anak-anak jalanan bisa semakin sehat. Jadi, keinginan merangkul anak-anak jalanan adalah persoalan kompleks mulai dari pendekatan, memotivasi untuk belajar, mencari relawan, masalah kesehatan, dan daya tangkap terhadap pelajaran yang mungin tidak secepat anak pada umumnya sehingga butuh totalitas dan kesungguhan hati.
Kepuasan terbesar yang Septi rasakan adalah saat ada anak yang tadinya tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung menjadi bisa. Anak yang sebelumnya malas menjadi termotivasi sehingga rajin dan semangat belajar. Bahkan para orang tua banyak yang sudah memberikan dukungan atas kegiatan belajar anak mereka. Para relawan kini semakin berkomitmen memberikan pelajaran karena tanpa dukungan mereka, SSC tidak bisa menjalankan semua program untuk anak jalanan.
Semuanya membuat Septi bersyukur karena dikelilingi orang-orang hebat nan baik hati. Septi berharap SSC selamanya bisa menjadi sarana pendidikan alternatif untuk merangkul anak-anak marginal sehingga bisa menjadi salah satu jembatan mewujudkan cita-cita mereka. Semoga SSC semakin bisa dirasakan dampaknya oleh anak jalanan dan semakin banyak yang bisa merasakan kehangatan pelukan yang mereka berikan. SSC didirikan dengan nama Yayasan Sekarya Sobat Cinta. SSC didirikan berbentuk badan hukum karena memang founder, Septi, dan kawan-kawan benar-benar serius dan peduli untuk pendidikan anak jalanan.
Saya menarik kesimpulan ternyata kita tidak harus menungggu usia senja dan harus memiliki perekonomian mapan untuk memulai berperan dalam mengangkat derajat anak jalanan. Usia boleh muda tetapi kepedulian bisa sekeras baja. Bila melihat orang terlantar di jalanan, kita mungkin selalu berpikir kalau mereka hanya gemar meminta-minta. Tetapi sesungguhnya mereka memiliki ketangguhan yang mungkin tidak kita miliki. Setiap detik para anak jalanan berjuang melawan kerasnya hidup hanya demi sesuap nasi. Walau sudah banting tulang dan melawan teriknya matahari hasil yang didapatkan mungkin tidak seberapa. Fakta demikian tidak membuat mereka berputus asa. Bagaimana dengan kita yang hanya sesekali menghadapi masalah berat, apakah begitu mudahnya menyerah dan berteriak kalau dunia ini tidak adil bagi kita?