Lebaran Kuda siapa yang tau kapan tepatnya tanggal perayaan tersebut ? Dan pastinya apakah kuda memiliki hari raya lebaran ? Hanya Mantan Presiden SBY yang tau.
Tebak-Tebak Buah Manggis
Berkat Mantan Presiden SBY, lebaran kuda menjadi viral di media sosial. Pernyataan ini terkait niat positif SBY atas proses hukum AHOK yang dianggap tumpul. Menurutnya, aksi unjuk rasa besar pasti dipicu oleh suatu sebab. Apabila tuntutan si pengunjuk rasa tak pernah diakomodir, unjuk rasa akan tetap ada aksi. Barangkali karena mereka merasa yang diprotes itu tuntutannya tidak didengar. Kalau tuntutannya tidak didengar, sampai lebaran kuda bakal ada unjuk rasa.
Lebaran Kuda mungkin istilah yang pertama kali diungkapkan Presiden SBY, entah apa artinya hanya beliau yang tau, dan kapan dirayakan ya hanya beliau saja yang dapat menjawabnya. Karena terusik dengan pernyataan ini, ya boleh saja kita menebak-nebak buah manggis untuk mendapat arti dari pernyataan beliau.
Bagi sebagian masyarakat Jakarta, Lebaran Kuda mungkin adalah istilah baru (majas). Sebelumnya sebenarnya ada juga majas “Lebaran Monyet”. Majas ini dapat diartikan sebagai sesuatu yang entah kapan bisa terwujud ataupun bisa terjadi. Majas ini dipopulerkan oleh alm Benyamin S saat berduet dengan Ida Royani dalam lagu Siapa Punya, dalam syairnya Ida Royani melantunkan ntar lebaran monyet. Mungkin karena mantan Presiden SBY sebagai sesama pemusik, mendapatkan ilham dari lagu ini. Atau mungkin saja yang lain ahhh hanya beliau yang tau.
Pernyataan Lebaran Kuda juga mungkin juga tidak terlepas dari dinamika politik yang terjadi saat Presiden Jokowi bertemu sahabat Prabowo Subianto. Kedekatan mereka direkam dengan baik oleh pewarta sedang mengendarai kuda. Bahkan bagi sejumlah elit politik digambarkan dengan diplomasi berkuda.
34 Proyek Listrik Mangkrak !
Setelah Lebaran Kuda bisa ditetapkan tanggal 2 November oleh mantan Presiden SBY. Keesokan harinya Presiden Jokowi meminta kejelasan atas nasib 34 proyek kelistrikan yang mangkrak. Bagi sebagian orang mungkin pernyataan Jokowi sebagai balasan atas pernyataan sikap SBY sebelumnya.
Namun, jika merenut didapatkan bahwa isu ini sendiri sudah disampaikan oleh Jokowi tanggal 29 Januari 2016. Jauh sebelum Jokowi berkuda dengan Prabowo. Perlu dijelaskan bahwa 34 proyek mangkrak ini adalah bagian dari program Fast Track Program 10.000 MW tahap 1 dan FTP 10 MW tahap II pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bukan dari program 35.000 MW yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.
Kejelasan ! Diperlukan untuk berjalan tidaknya proyek tersebut. Sebab Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, rata-rata 34 pembangkit mangkrak tersebut berada di daerah-daerah terluar, dan terpencil di Indonesia. Mengutip data PLN, peringkat rasio elektrifikasi di Asia Tenggara hingga realisasi akhir tahun 2015 lalu Indonesia berada di bawah Vietnam (98 persen), Indonesia (88,3 persen) dan yang tertinggi adalah Singapura 100 persen. Adapun tiga daerah dengan rasio eletrifikasi terendah di Indonesia adalah Sulawesi Tenggara: 68,84 persen, Nusa Tenggara Timur: 58,64 persen dan Papua 45,93 persen. Dari data ini dapat disimpulkan masyarakat yang justru menjadi korban.
Adapun dari proyek 34 yang mangkrak sebagian besar pembangkit listrik tersebut merupakan pembangkit jenis PLTU dan PLTG dengan kapasitas pembangkit kecil dengan rata-rata hanya mencapai 7 MW, 10 MW, dan 20 MW. Dengan kapasitas yang kecil tersebut, Sofyan mengaku PLN bisa menyelesaikan pembangunan 34 pembangkit listrik tersebut dengan dana dari PLN. Dana dari internal PLN, nilainya kurang dari Rp 10 triliun.
Dapat dibayangkan, ketika program pembangunan infrastruktur kelistrikan sedang digenjot. Sebaliknya duit TRILIUNAN terhambur-hamburkan begitu saja. Kini Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) sudah melakukan audit dan KPK juga telah member sinyal akan mengawal kasus ini hingga tuntas.
Ketika hiruk pikuk Lebaran Kuda disampaikan oleh SBY atas proses hukum terhadap AHOK yang belum tentu juga bersalah. Namun sudah mendapatkan penilaian bahwa proses hukum yang sedang berjalan ternyata tumpul. Penilaian ini dapat diartikan pemerintah jelas berpihak- intervensi terhadap kasus AHOK.
Terkait hal ini kiranya saya juga memerlukan pernyataan kejelasan dari 34 proyek mangkrak apakah akan selesai saat LEBARAN KUDA berlangsung atau selesai saat LEBARAN MONYET ??? Ahhh saya mah hanya bisa menjawab….kukuruyukkkk..maaf ini bunyi ayam, kalau bunyi Kuda tanyakan saja yang tau hari raya lebarannya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H