Tak berhenti disitu, Â Presiden Jokowi turut mengundang tokoh agama baik dari NU, Muhamadiyah, serta MUI Pusat. Pesan yang disampaikan ternyata senada. Dan yang terpenting adalah Presiden Jokowi memberi penegasan dengan menjawab keraguan sejumlah pihak bahwa dirinya menjunjung tinggi hukum dan tidak melakukan intervensi terhadap proses hukum yang sedang berjalan.
Pesan teduh dan menyejukan tiba-tiba menjadi kembali berujung dramatis, penuh melodi dengan intrumen yang disampaikan berupa konspirasi,, data intelejen yang salah, dan hukum yang tumpul. Â Manakala mantan Presiden SBY yang turut melakukan road show seperti Presiden Jokowi mengunjungi Menko Polhukam Wiranto dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Serta menggelar konfrensi pers yang membantah jika ada isu aksi digerakkan oleh partai tertentu. Meski tidak disebutkan siapa yang memfitnah dan siapa-seseorang yang diftah menggerakkan, kalangan, dan  partai apa yang dimaksudkan.
Kemudian disebutkan aksi unjuk rasa besar pasti dipicu oleh suatu sebab. Apabila tuntutan si pengunjuk rasa tak pernah diakomodir, unjuk rasa akan tetap ada aksi. Kalau ingin negara ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan, Pak Ahok mesti diproses secara hukum. Jangan sampai beliau dianggap kebal hukum. Dan tak lupa beliau juga menekankan keberhasilan di eranya bahwa adanya kasus serupa di masa lalu yang diproses hukum dan dianggap bersalah.
Dari dinamika politik yang ada, kasus AHOK tanggal 4 November akan terus berlanjut. Aksi ini  hanyalah bagian dari serentetan pertemuan titik sumbu x dan y dan memiliki trend yang positif, dapat diibaratkan sebagai KURVA PENAWARAN,  semakin lama semaik menaik belum tahu dimana akan berhenti menuju titik klimaks.
Titik klimaks yang sudah ditawarkan pemerintah melalui Presiden Jokowi dengan kesejukan justru berbuntut ancaman penggulingan pemerintahan. Â Bahkan, titik klimaks proses yang dilakukan pihak Kepolisian dianggap proses yang nihil (baca: tidak ada) oleh Mantan Presiden SBY. Atau jika-pun ada dianggap proses yang lamban dan penuh intervensi oleh Habib Riziq.
Saya hanya bisa mengucapkan….Meongggg
Salam.
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H