Mohon tunggu...
Sarifatul Huda Rahayu
Sarifatul Huda Rahayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

disin aku akan membahas mengenai psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Stanley Smith Stevens dalam Ilmu Statistika

25 Mei 2024   01:40 Diperbarui: 25 Mei 2024   01:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

STANLEY SMITH STEVENS ialah seorang psikolog dan ahli statistika ia memiliki peranan penting dalam mengembangkan ilmu statistika. Salah satu kontribusinyayng terkenal adalah pengembangan skala pengukuran yang dikenal sebagai "skala stevens", skala ini mengklasifikasikan jenis-jenis skala pengukuran menjadi empat kategori, yaitu : Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio. Pengklasifikasian ini sangat penting dalam statistika karena memungkinkan peneliti untuk memahami jenis data yang mereka miliki. Misalnya, dengan menggunakan skala stevens, peneliti dapat menentukan apakah mereka dapat menggunakan metode statistika parametik atau nonparametik dalam analisi mereka. Bahkan, ia juga berkontribusi dalam pengembangan teori pengukuran psikologis. Ia mengembangkan konsep teori respon item, yang digunakan dalam pengukuran psikologis untuk mengukur konstruk abstrak seperti : Kecerdasa, Kepribadian, dan Sikap. Dengan kontribusinya, STANLEY SMITH STEVENS telah memberikan landasan penting bagi pengembangan ilmu statistika dan pengukuran dalam berbagai bidang, termasuk psikologi, sosiologi, dan ilmu sosial lainnya. 

apa saja sih Implementasi Visi nya ?

1. Mengkomunikasikan visi

Menerapkan komunikasi yang efektif dengan cara Menyampaikan visi kepada semua tim dan pihak terkait.

2. Integrasikan visi kedalam budaya perusahaan

Dengan mengintegrasikan visi ke dalam budaya perusahaan, setiap karyawan akan memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan perusahaan.

3. Buat Rencana Bisnin

Buat rencana bisnis yang mencakup langkah-langkah konkret untuk mencapai visi. . Rencana bisnis ini akan menjadi panduan dalam mengarahkan upaya perusahaan menuju visi yang diinginkan.

4. Libatkan TIM

. Berikan tanggung jawab dan peran yang jelas kepada setiap anggota tim untuk mencapai tujuan visi. Dengan melibatkan tim, akan tercipta kolaborasi dan semangat kerja yang kuat untuk mencapai visi bersama.

5. Evaluasi dan Tinjau Kembali

Lakukan evaluasi secara berkala dan tinjau kembali rencana bisnis dan langkah-langkah yang sudah diambil. Evaluasi yang teratur akan membantu perusahaan mencapai visi tersebut.

contoh implementasi :

implementasi strategi dalam bisnis juga merupakan contoh implementasi yang sukses. Implementasi strategi melibatkan langkah-langkah konkret yang harus diambil oleh tim atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dan retrospeksi juga merupakan langkah penting dalam implementasi strategi untuk mengevaluasi kesuksesan proses implementasi dan strategi itu sendiri. 

Contoh tersebut menunjukkan bahwa implementasi yang sukses melibatkan perencanaan yang matang, langkah-langkah khusus, dan evaluasi yang teratur. Dengan pendekatan yang tepat, implementasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Selama proses implementasi visi, ada beberapa hambatan yang mungkin dihadapi. Berikut adalah beberapa contoh hambatan yang umum terjadi:

1. Kurangnya pemahaman dan komitmen:

 Salah satu hambatan utama adalah kurangnya pemahaman dan komitmen dari tim atau pihak terkait terhadap visi yang ingin dicapai. Jika tidak ada pemahaman yang jelas tentang visi atau kurangnya komitmen untuk mencapainya, implementasi dapat terhambat.

2. Keterbatasan sumber daya: 

Keterbatasan sumber daya seperti anggaran, tenaga kerja, atau infrastruktur dapat menjadi hambatan dalam mengimplementasikan visi. Tanpa sumber daya yang cukup, sulit untuk menjalankan rencana dan langkah-langkah yang diperlukan.

3. Perubahan resistensi:

 Perubahan sering kali dihadapi dengan resistensi dari individu atau kelompok yang tidak ingin mengubah cara kerja atau rutinitas yang sudah ada. Resistensi ini dapat menghambat implementasi visi dan memperlambat kemajuan.

4. Ketidakpastian dan perubahan lingkungan:

 Lingkungan bisnis yang dinamis dan tidak pasti dapat menjadi hambatan dalam implementasi visi. Perubahan eksternal seperti perubahan regulasi, persaingan yang meningkat, atau perubahan tren pasar dapat mempengaruhi implementasi visi.

5. Kurangnya komunikasi dan koordinasi: 

Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara tim atau pihak terkait dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, atau ketidaksesuaian dalam implementasi visi. Komunikasi yang efektif dan koordinasi yang baik sangat penting untuk memastikan semua orang berada pada halaman yang sama.

6. Kurangnya pemantauan dan evaluasi:

 Tanpa pemantauan dan evaluasi yang teratur, sulit untuk mengetahui sejauh mana kemajuan implementasi visi. Kurangnya pemantauan dan evaluasi dapat menghambat kemampuan untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang muncul dan mengambil tindakan yang diperlukan.

7. Ketidaksesuaian dengan budaya perusahaan:

 Jika visi tidak sesuai dengan budaya perusahaan yang sudah ada, implementasi visi dapat menghadapi hambatan. Budaya yang kuat dan resisten terhadap perubahan dapat menghambat kemajuan implementasi visi.

Penting untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. Setiap situasi implementasi visi dapat memiliki hambatan yang unik, dan solusinya akan tergantung pada konteks dan tantangan yang dihadapi. 

Hambatan-hambatan yang disebutkan sebelumnya umum terjadi dalam proses implementasi visi. Beberapa hambatan yang umum terjadi adalah kurangnya pemahaman dan komitmen terhadap visi, keterbatasan sumber daya, resistensi terhadap perubahan, ketidakpastian dan perubahan lingkungan, kurangnya komunikasi dan koordinasi, kurangnya pemantauan dan evaluasi, serta ketidaksesuaian dengan budaya perusahaan.

Sumber menjelaskan bahwa hambatan bahasa, miskomunikasi, dan perbedaan pemahaman informasi dapat menjadi hambatan dalam komunikasi. Sumber menjelaskan bahwa hambatan internal dan eksternal, seperti hambatan fisik dan psikologis, dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi. Sumber menyebutkan bahwa hambatan semantik dan hambatan simbol dapat menghambat komunikasi tulis. Sumber menjelaskan bahwa hambatan komunikasi organisasi, seperti perbedaan status, gender, budaya, dan prasangka, dapat mempersulit komunikasi.

Namun, setiap situasi implementasi visi dapat memiliki hambatan yang unik tergantung pada konteks dan tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang muncul dalam konteks spesifik dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun