Mohon tunggu...
PRIMA RETHA RAHAYU NINGTYAS
PRIMA RETHA RAHAYU NINGTYAS Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya memiliki hobi traveling dan menganalisis Kepribadian saya supel, ceria, tegas Topik yang saya suka adalah berkaitan dengan topik umum yang terjadi disekitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Over Thinking dan Insecure Pada Generasi Gen Z!

28 Agustus 2024   12:00 Diperbarui: 28 Agustus 2024   12:01 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Over Thinking dan Insecure Pada Generasi Gen Z!

Dewasa ini tantangan semakin kompleks bagi generasi muda terutama generasi Gen Z. Salah satu tantangan yang terlihat jelas adalah mengenai kesehatan mental, yang sering ditandai dengan perasaan insecure dan over thinking.  Rasa Insecure adalah perasaan tidak aman atau tidak percaya diri sedangkan over thinking adalah kebiasaan berpikir berlebihan tentang sesuatu hal. Kedua fenomena ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi.

Rasa insecure dan over thinking adalah dua hal sering dialami oleh seseorang di era digital dengan banyak informasi dan kompetisi. Rasa Insecure adalah ketidakpercayaan diri atau ketakutan akan penilaian orang lain, sedangkan over thinking adalah kecenderungan untuk memikirkan segala sesuatu secara berlebihan atau negatif. Dua hal ini pada kenyataannya banyak mempengaruhi kesehatan mental dan fisik, serta mengganggu hubungan sosial dan produktivitas seseorang. Generasi Gen Z merupakan generasi lahiran tahun 1997 - 2012, yang merupakan generasi yang rentan mengalami rasa insecure dan over thinking karena mereka tumbuh di zaman perkembangan teknologi dan media sosial yang kurang sehat. 

Menurut Noreena Hertz ekonom dan penulis dari Inggris mewawancarai 2.000 Generasi Gen Z dalam 18 bulan dan menemukan bahwa generasi ini cenderung mengalami rasa cemas, takut, dan lelah yang lebih dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Hertz menambahkan bahwa Gen Z tumbuh dewasa di tengah era serba cepat dengan perkembangan teknologi yang pesat dan bayang-bayang ekonomi, ketidakamanan, persaingan, tuntutan pekerjaan. Hal ini membuat insecurity dan over thinking menjadi sahabat karib. 

Berdasarkan Journal of  Islamic Studies tentang " Menyikapi Perasaan Insecure dan Over Thinking dalam Perspektif Al Quran" tahun 2024 menyatakan bahwa dari responden yang berjumlah 152 generasi Gen Z bahwa mayoritas responden dengan presentase 92.7% yang berjumlah 141 responden telah mengetahui definisi insecure serta 82.9% responden merasa insekuritas dalam hal pencapaian dalam karir dan 77% responden mengambil jalan untuk menyelesaikan masalah insecure dan over thinking dengan cara mendekatkan kepada Tuhan dan beribadah. 

Selain itu, masalah insecure dan over thinking bisa dikaitkan dengan Al Quran salah satunya di surat Al Isra ayat 70 :

"Dan Sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami Ciptakan"

Adapun pada surat Al Insyirah ayat 5:

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"

Perspektif agama khususnya Al Quran memberikan kontribusi berharaga dalam mengatasi masalah kesehatan mental. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun