Mohon tunggu...
Rahayu Putri Hidayah
Rahayu Putri Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Kesehatan Lingkungan di Pinggiran Sungai Mahakam: Tantangan dan Upaya Penyelesaian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kesehatan Lingkungan di Pinggiran Sungai Mahakam: Tantangan dan Upaya Penyelesaian

22 Desember 2024   08:24 Diperbarui: 22 Desember 2024   08:31 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sungai Mahakam merupakan tulang punggung kehidupan bagi masyarakat Samarinda dan

sekitarnya. Sungai ini tidak hanya menjadi sumber air dan jalur transportasi, tetapi juga menopang

berbagai aspek ekosistem. Namun, kondisi lingkungan di kawasan pinggiran Sungai Mahakam

kini menghadapi sejumlah persoalan yang memengaruhi kesehatan masyarakat serta keberlanjutan

lingkungan.

Salah satu isu utama adalah pencemaran air. Limbah domestik maupun industri sering dibuang

langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan yang memadai. Hal ini menyebabkan kualitas

air di Sungai Mahakam menurun drastis, yang pada gilirannya dapat memicu berbagai penyakit

seperti diare, kolera, dan gangguan kulit. Selain itu, aktivitas pertambangan di sekitar sungai

menyumbang tingkat sedimentasi yang tinggi, mengurangi kemampuan alami sungai untuk

membersihkan diri.

Polusi udara di wilayah sekitar sungai juga menjadi perhatian penting. Pembakaran sampah

secara terbuka dan emisi dari kapal-kapal menambah buruknya kualitas udara. Warga yang tinggal

di kawasan tersebut kerap mengalami gangguan kesehatan saluran pernapasan, terutama anak-anak

dan lanjut usia.

Masalah lain adalah sanitasi yang kurang memadai. Banyak pemukiman di pinggiran sungai

tidak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang layak, sehingga limbah manusia sering dibuang

langsung ke sungai. Kondisi ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular seperti

hepatitis dan infeksi parasit.

Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan kerja

sama dari berbagai pihak. Pertama, pengelolaan limbah harus ditingkatkan dengan menyediakan

fasilitas pengolahan limbah domestik dan industri yang memadai. Pembangunan instalasi

pengolahan air limbah (IPAL) di daerah padat penduduk, terutama sepanjang aliran Sungai

Mahakam, menjadi langkah penting untuk mencegah pencemaran lebih lanjut.

Kedua, program edukasi perlu digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya menjaga kebersihan sungai. Kampanye seperti pengurangan penggunaan plastik sekali

pakai, membuang sampah pada tempatnya, serta penerapan praktik sanitasi yang sehat dapat

membantu mengubah perilaku masyarakat secara bertahap.

Ketiga, upaya reboisasi dan pelestarian hutan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS)

Mahakam harus diprioritaskan. Kehadiran hutan riparian, yaitu hutan di sekitar tepi sungai,

berperan penting dalam mengurangi erosi, sedimentasi, dan menjaga kualitas air sungai.

Keempat, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas industri dan

tambang di sekitar sungai. Regulasi yang ketat serta penegakan hukum yang konsisten harus

diterapkan untuk memastikan perusahaan bertanggung jawab atas dampak lingkungan yang

ditimbulkan. Selain itu, penerapan teknologi ramah lingkungan dalam operasional tambang perlu

diwajibkan.

Kesehatan lingkungan di kawasan pinggiran Sungai Mahakam mencerminkan bagaimana

manusia menjaga hubungan harmonis dengan alam. Dengan mengatasi pencemaran, memperbaiki

sistem sanitasi, dan melindungi ekosistem sungai, kualitas hidup masyarakat dapat meningkat

secara signifikan. Kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta

merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan di sepanjang

Sungai Mahakam. Melalui langkah-langkah yang tepat, sungai ini dapat terus menjadi sumber

kehidupan yang berharga bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun