Mohon tunggu...
rahayu ningsih
rahayu ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sangat suka nyamil

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pernikahan Dini

20 September 2022   08:54 Diperbarui: 20 September 2022   09:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

PERNIKAHAN DINI

Pernikahan anak merampas masa kanak-kanak mereka, sering kali memaksa mereka untuk putus sekolah, mengekspos mereka pada kekerasan seksual, fisik dan emosional serta mendorong mereka ke dalam pengalaman yang belum siap untuk pikiran dan tubuh muda mereka, seperti menjadi ibu.

Pernikahan Usia Dini merupakan ikatan yang dilakukan oleh pasangan yang masih tergolong dalam usia muda pubertas.Sehingga pelaksanaan pernikahan dibawah usia tersebut termasuk pernikahan usia dini.

*Faktor terjadinya Pernikahan di Usia Dini

1. Faktor Ekonomi.

Hal ini biasa terjadi karena kondisi keluarga yang kesulitan ekonomi sehingga salah satu jalan keluarnya adalah menikahkan anaknya di usia dini untuk meringankan beban keluarga dan mengharapkan anaknya mendapat kehidupan yang layak.

2. Faktor Pendidikan yang Rendah. Faktor Pendidikan yang rendah terjadi pada orangtua dan anak. Orang tua yang berpendidikan rendah pasti akan cenderung berfikir pasrah dan tidak melakukan kalkulasi dampak yang disebabkan kepada anak. Begitu juga Pendidikan yang rendah bagi anak mengakibatkan mereka hanya bisa menerima apa yang diperintahkan orangtuanya.

3. Faktor budaya atau tradisi. Faktor ini biasnaya bersifat kaku dan tidak bisa diubah. Bagi beberapa masyarakat menganggap bahwa menolak lamaran adalah sesuatu yang menghina padahal umurnya belum mencukupi 16 tahun.

4. Faktor Media Massa. Faktor ini terjadi karena mudahnya mengakses informasi dari segala bentuk dan macam sumber di era saat ini. Anak-anak mudah sekali melihat situs-situs pornografi yang kemudian tidak dibekali bekal emosinal dan pengetahuan yang cukup sehingga menimbulkan banyaknya hamil diluar nikah menjadi pemicu pernikahan dini.

*Dampak Pernikahan Usia Dini bagi anak.

 Faktanya pelaksanaan pernikahan pada usia dini memberikan banyak dampak negatif bagi anak, baik secara fisik dan mental. Berdasarkan Laporan Kajian Perkawninan Usia Anak di Indonesia, tingginya angka pernikahan usia dini dapat meningkatkan angka risiko kematian ibu dan anak. Beberapa contoh dampak yang bisa diakibatkan karena pernikahan usia dini antara lain: Risiko pendarahan dan keguguran,Kondisi fisik perempuan yang belum cukup matang mengakibatkan organ reproduksinya rentan akan beberapa penyakit,kehamilan dibawah usia 20 tahun akan beresiko menyebabkan terjadinya pendarahan, anemia, dan keguguran,risiko kondisi bayi yang buruk. Selain berdampak pada kondisi fisik ibu, hal ini juga berdampak pada kondisi bayi, Proses kelahiran bayi bisa juga bersifat premature, berisiko mengalami gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, penurunan kemampuan kognitif, cacat bawaan, berat badan, dan bahkan kematian janin.

Risiko Kesehatan Mental Pasangan tidak hanya berdampak bagi Kesehatan fisik, pernikahan di usia dini akan menganggu kesehatan mental pasangan. Kondisi emosional yang belum cukup dan stabil akan sangat memungkinkan terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Selain KDRT, perceraian juga sangat mungkin terjadi karena kondisi penyelesaian masalah pasangan usia dini belum matang dan stabil.

Pendidikan yang terhambat dikarenakan sudah memiliki rumah tangga dan akan banyak persoalan yan diurus, hal ini sangat memungkinkan bagi pasangan menikah usia dini berhenti bersekolah dan menempuh pendidikan. Hal ini disebabkan karena pasangan usia dini harus melakukan tanggungjawabnya sebagai orangtua dan suami-istri.

Muncul pekerjaan dibawah umur dan kesulitan ekonomi. Pernikahan usia dini tentu akan menimbulkan pekerjaan dibawah umur karena mau tidak mau pasangan usia dini harus mencari nafkah untuk kehidupan selanjutnya. Karena kondisinya dibawah umur, tentu mencari pekerjaan akan terasa sulit, hal ini nantinya akan berakibat kesulitan ekonomi dan jangka jauhnya adalah terjadinya penelantaran anak.

Dengan adanya Webinar tersebut diharapkan anak-anak Indonesia dapat lebih lagi dalam mencapai cita-cita yang diharapkan dan mampu memberikan sosialisasi bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama para Orangtua akan penting bahayanya pernikahan di usia dini bagi kesehatan mental dan fisik anak.

Berikut daftar daerah dengan pernikahan dini tertinggi di Indonesia.

1. Kalimantan barat

2.jawa barat

3.jawa timur

4.sulawesi barat

5.kalimantan tengah

Adapun cara yang efektif untuk mencegah terjadinya pernikahan dini sebagai berikut:

1.menyediakan akses pada pendidikan formal

2.mengedukasi anak muda tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi seksual

3.mempromosikan kesetaraan gender di tingkat akar rumput.

4.memberdayakan anak dengan informasi ketrampilan dan jaringan pendukung lainya..

5.mendidik dan orang tua dan anggota komunitas

6.meningkatkan akses dan kualitas pendidikan formal bagi anak

7.menawarkan dukungan ekonomi dan pemberian insentif pada anak dan keluarganya

8.membuat dan mendukung kebijakan terhadap pernikahan dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun