Mohon tunggu...
Rahayuning Harny
Rahayuning Harny Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Namaste... :-)\r\n======================= \r\nPlease visit my blog here http://harnyrahayuning.blogspot.com - \r\nhttp://trytowritelittle.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maki Dirimu!

25 April 2012   02:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:08 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak seperti yang dikatakan orang lain pada ku. Ia memang serasa menentang arus. Tak lazim. Jauh dari keadaan yang sepertinya sudah notok banget dalam masyarakat kebanyakan. Ia dianggap aneh, malah ada yang mengatakan ia orang gila.

Peduli amat!!! Itu yang ia ucapkan tatkala mendengar pendapat orang lain mengenai dirinya.

Peduli setan, toh yang tahu siapa diriku dan seperti apa diiri ya aku sendiri. Orang lain Cuma melihat sekilas saja, mereka tak mengenal lebih jauh tentang aku. Itu pula rentetan kalimat yang ia jabarkan berkenaan dengan pandangan orang lain yang lagi-lagi mengenai dirinya.

Sejak awal aku mengenal dirinya, ia memang sudah berbeda dari orang kebanyakan. Dari penampilannya saja sudah berbeda. Tapi perbedaan itu kan lumrah, setiap orang memang unik. Demikian yang ada dalam benakku tak mempersoalkannya.

Semakin jauh ku kenal dirinya, ia ternyata memang tak seperti opini-opini masyarakat sekitar. Tak sejelek yang mereka katakan, biasa saja seperti mereka-mereka yang berpendapat bahwa ia bla bla blab la mereka pun sebenarnya juga tak jauh berbeda dari dirinya. Hanya saja mereka berpenampilan yang “diterima” oleh masyarakat sedangkan ia tidak. Cuma segitu aja.

Hebat memang masyarakat, bisa menghakimi orang dari luar. Si ini baik, si itu buruk, si anu bijaksana, si ano bangsat. Wah wah wah….  Ia berkata pada lain waktu. Biarlah waktu berlalu dan mereka pun akan merubah pendapat mereka. Lanjutnya.

Pernah suatu kali, saat aku menceritakan keburukan atau kebiasaan buruk yang masih melekat pada diri ku, ia langsung setengah berteriak “ maki diri mu!!! “.

Aku sedikit tersentak kaget, perlahan aku mulai mengatur nafas untuk kembali

Maki diri mu, jangan biarkan lemah. Buat apa hidup Cuma untuk memperpanjang kebiasaan buruk yang ga Cuma merugikan diri mu sendiri. Liat aja sekitar mu pasti kena pengaruhnya dari kebiasaan buruk mu itu. Keluarga mu, coba ingat lekat-lekat wajah ibu mu.

Maki diri mu, jangan cengeng menyerah begitu saja. Jangan kayak anak kecil, tanpa daya bila ga ada pertolongan. Ayo…. Wake up!!! Berubahlah demi dirimu sendiri.

Panjang lebar ia menceramahi aku. Baru kali ini aku tertunduk tanpa kata-kata kecuali iya.

Hari itu, sekali lagi pendapat orang-orang mengenai dirinya betul-betul salah besar. Ia tak seperti yang mereka hujat, mereka hinakan.

Terima kasih kawan…

Terima kasih untuk hari ini…..

Image: Google Search

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun