Mohon tunggu...
Rahayuning Harny
Rahayuning Harny Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Namaste... :-)\r\n======================= \r\nPlease visit my blog here http://harnyrahayuning.blogspot.com - \r\nhttp://trytowritelittle.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Shalat di Rumah Wayan

29 Juli 2010   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada suatu hari menjelang sore, di beranda sebuah rumah nan sederhana,  terdengarlah sebuah percakapan antara seorang ayah, ibu dan anak lelakinya yang berusia 10 tahun.

Ayah: apakah kamu sudah shalat ashar nak?

Si anak yang sedang asyik dengan permainan kubiknya, lantas berusaha mengingat-ingat. Belum sempat ia menjawab pertanyaan ayahnya itu, sang ibu sudah menyelanya. si ibu memang seorang yang agak temperamental  dan juga mudah sambar sana-sambar sini ( he he he )

Ibu: sepertinya sih belum yah, soalnya anak kita ini kan baru pulang les bahasa Inggris. Nak, kamu sudah shalat atau belum?  ( tanya si ibu dengan nada agak tinggi )

Anak: tadi aku shalat kok yah, bu. Aku memang baru pulang les, tapi sepulang les aku mampir dulu ke rumah  teman les ku yang bernama Wayan. Kami ada tugas dari guru les jadi langsung kami kerjakan di sana. Dan ketika waktu shalat Ashar tiba, aku minta ijin untuk shalat di rumahnya. Jadi aku shalat di sana bu, yah.

Mendengar jawaban si anak, kontan saja ayah dan ibunya marah. Memang, kedua orang tuanya itu adalah golongan yang fanatic, menganggap bahwa hanya agama merekalah (Islam ) yang benar.

Ayah: Wayan temanmu itu kan orang Hindu, kok kamu Shalat di sana, di rumah orang Hindu? Bisa-bisanya kamu ini. Apakah kamu tidak takut shalatmu tidak diterima oleh Alloh, sia-sia saja shalat kamu itu.

Tak mau ketinggalan, si ibu pun menambahkan

Ibu: Wayan yang beberapa hari datang kemari? Setahu ibu keluarga dia memelihara anjing. Kamu tahu bahwa anjing itu hewan najis, aduh-aduh nak, kamu shalat di tempat yang bernajis. Sungguh shalat kamu sia-sia.

Si anak menjadi diam beberapa saat mendengarkan omelan kedua orangtuanya itu, maklum sudah beberapa lama ia tak “menikmati” omelan mereka. Dalam hati ia berkata: ah, dasar orang tua kok begitu aja marah, shalat salah ga shalat juga salah.

Ayah: kamu sebaiknya tidak terlalu sering bergaul dengan temanmu itu, lagi pula kan masih banyak temanmu yang seagama dengan kita. Bergaul saja dengan sesama muslim, ngerti kamu?

Ibu:  apalagi kalau kamu sering bermain di rumahnya, ingat itu ya!

Setelah keduanya diam walau sesaat, akhirnya si anak memberanikan dirinya untuk berbicara

Anak: ayah, ibu, bukankah agama kita, Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk menjalin silaturahmi kepada sesama? Bukankah ayah pernah berkata bahwa Islam itu rahmat bagi semesta alam? Rahmatan lil ‘alamin?

Ayah dan ibu: betul itu nak

Anak: jadi mengapa aku tidak boleh bersilaturahmi pada teman ku yang Hindu itu, toh ia juga manusia. Bagaimana umat agama lain tahu bahwa Islam itu rahmat bagi semesta alam apabila pemeluknya bersikap seperti ayah dan ibu?

Ayah dan ibu: ?????

Sebuah pelajaran yang menohok kedua orang tua itu. Islam memang mengajarkan untuk menjalin tali kasih (silaturahmi) pada sesama tanpa melihat pada suku, ras, maupun agama. Islam merupakan rahmat bagi semesta alam, jangan lah menistakan hal ini dengan menjadi pemeluk yang tak mengamalkannya dalam keseharian kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun