Setelah Lebaran tiba, sesudahnya kita akan halal bi halal dengan keluarga besar, tetangga, juga teman atau sahabat lama. Acara kumpul-kumpul bareng selalu riuh dengan tawa jenaka anak-anak kadang juga tangisan, rengekan. Setelah acara sungkeman, juga makan-makan dengan keluarga besar, sembari bercengkrama biasanya anak-anak akan secara alamiah bermain bersama saudaranya sebaya yang lain. Sebagai orang tua idealnya kita memberi ruang untuk anak-anak agar saling mengenal dengan saudaranya yang mungkin jarang bertemu apalagi kalau tinggal di luar kota.
   Di kalangan anak SD bahkan SMP atau mungkin juga SMA sedang tren mabar (main game bareng/ bersama). Aneka games yang ada pada ponsel pintar kerap kali menyita waktu dan perhatian anak-anak. Bahkan kadang anak-anak sampai lupa bersosialisasi dengan dunia nyata saking asyiknya dengan ponsel dan acara mabar mereka.
   Ada banyak games yang biasa di mainkan anak-anak, mulai PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang-Bang, Minecraft, Free Fire, Stumble Guys, League of Legends, dan lainnya.
   Kira-kira kalau anak-anak kita sedang berkumpul dengan saudara sebaya, lantas mereka mabar apakah perlu kita larang? Tentu saja tidak. Kita tidak perlu melarang hanya mengingatkan dan membatasai jam mabar mereka. Sebab, ada banyak hal lain yang bisa di lakukan, terutama kegiatan silaturahmi ke rumah saudara lain di kampung halaman. Bisa jadi mereka tidak mau ikut, justru kumpul bareng untuk mabar.  Interaksi sosial mereka teralihkan lewat media ponsel dan game online.
  Kecenderungan antar sesama saudara mabar meskipun beda daerah juga bisa berlangsung di luar acara kumpul di hari lebaran. Nah, jika hal itu terjadi bagaimana sebaiknya anggota keluarga menyikapi? Lagi-lagi kembali pada fleksibilitas orang tua, kita tidak bisa mengatur anak untuk mematuhi segala aturan yang kita buat meskipun tujuannya baik. Yang ada kita tetap memantau dan mengawasi, memberikan fleksibilitas bermain di jam libur sekolah.
   Selain bermain games di ponsel pintar, anak-anak biasanya juga tetap akan berinteraksi dengan teman sesamanya dengan permainan tradisional. Di Jogja ada delikan ( main petak umpet). main sepak bola bersama meskipun di halaman rumah.
   Di daerah penulis tinggal, selain acara mabar, anak-anak juga bermain voli bersama karena dekat dengan lapangan voli, selain itu anak-anak juga masih bermain dengan mainan  seperti main truk pasir. Permainan tradisional di waktu lebaran tetap di lakukan bersama saudara dan tetangga dekat.
  Beberapa games alternative yang  bisa kita lakukan bersama dengan anak-anak diantaranya main tebak kata, main monopoli, atau ular tangga, true or dare versi anak-anak.. Jika anak-anak berhasil menebak pada permainan tebak kata atau true or dare, maka kita bisa memberikan angpao pada mereka. Meskipun pada akhirnya angpao tersebut akan kita berikan juga pada mereka, namun dengan memberikan karena interaksi dan partisipasi mereka pada permainan, tentu saja effort dari mereka akan berbeda.Â
   Game modern melalui aplikasi, permainan tradisional keduanya tetap di senangi anak-anak. Satu lagi wahana yang juga  di sukai oleh  anak-anak adalah permainan di timezone. Kumpulan permainan dengan alat ini bisa dimainkan bersama saat acara jalan bareng saudara ke mall, atau setelah berkeliling dari tempat berwisata.  Setelah mengumpulkan lembaran kertas gulung atau struk permainan, lantas kita bisa menukarnya dengan mainan. Hal itu tentunya sangat membuat anak-anak bahagia. Meskipun untuk bermain di wahana sebagai orang tua harus merogoh kocek, juga antri wahana. Biasanya setelah lebaran, mall akan di padati oleh anak-anak untuk bermain di timezone.Â
  Saat kita berkunjung di mall setelah lebaran, tentunya kita perlu mewaspadai keselamatan anak-anak juga keluarga besar kita yang ikut berkunjung ke mall. Tetap mengaktifkan ponsel untuk berkomunikasi supaya mudah mencari keberadaan satu dan lainnya jika keberadaannya berpencar. Jangan sampai ada kejadian anak-anak atau keponakan tersesat karena lepas dari gandengan atau kita lalai dalam menjaga mereka. Jangan lupa juga memberi pemahaman pada anak-anak untuk tidak berpencar jauh dari orang tua. Ada baiknya juga kita tetap menemani mereka, meskipun kita hanya mendampingi dari dekat tidak ikut bermain di wahana.
  Realitanya, di keluarga penulis sendiri, baik game online, permainan tradisional atau main di timezone sama-sama disukai anak-anak. Mau jalan ke mall juga mabar dulu di mobil, sebelum pergi ke mall mereka juga masih main bersama dengan saudara lain juga tetangga.Â
  Nah, kira-kira di tempat kompasianer sekalian, games atau permainan apa yang di lakukan bersama keluarga besar?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H