Mohon tunggu...
Rahayu Ningsih
Rahayu Ningsih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pesta Bikini dan Moral Keluarga

25 April 2015   13:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaget menjurus shock ketika membaca berita ada EO yang merencakan kegiatan untuk anak-anak SMU yang baru lulus UN (Ujian Nasional). Yaitu acara pesta bikini. Kaget, kok ada EO yang berdomisili di Indonesia begitu vulgar, tak mengerti adat, moral, etika Indonesia sama sekali. Sepertinya mereka bukan anak kelahiran Indonesia. Sepertinya mereka mempunyai nenek moyang tak berdarah Indonesia. Mereka hadir di Indonesia disetting untuk menjerumuskan bangsa ini menjadi bangsa biadab, bangsa rendahan, bangsa pelacur.

Hanya saja pertanyaannya, kenapa mereka bisa eksis di Indonesia? Kenapa mereka bisa dapat izin beraktivitas di Indonesia?

Anak SMU adalah kuncup bangsa yang sedang mekar. Masih dalam tahap pencarian jati diri. Masih labil secara emosional dan sikap, sehingga bisa diomabng-ambing oleh gaya hidup modern, tergantung siapa yang membawa dan menawarkan "program" pada mereka. Mereka masih suka pada kesenangan dan sangat sering alpa untuk melakukan penyaringan apakah itu baik atau buruk pada masa depan mereka. Dalam kondisi seperti itu, ketika ada tawaran pesta, apalagi kalau gratis, serta merta mereka akan ikut. Tanpa ada antisipasi sama sekali pada agenda jahat pada pesta tersebut.

Kondisi seperti inilah yang dimanfaatkan oleh EO Pesta Bikini itu. Mereka bisa menangkap rasa haus dahaga anak SMU yang lulus UN akan pesta perpisahan yang wah, ramai, dan penuh gemerlap. Dalam pesta, apapun yang disediakan pasti akan disantap anak SMU tersebut. Ketika bencana sudah terjadi, misalkan keperawanan mereka terenggut karena berhubungan badan ketika di bawah alkohol, baru penyesalan ada dalam diri mereka.

Sebagai ibu rumah tangga, orang tua yang mempunyai anak remaja, peristiwa tersebut sungguh-sungguh bikin miris. Kok bisa-bisanya ada EO yang begitu berniat jahat pada negara dan generasi bangsa.

Tapi sekaligus peristiwa ini bisa membuat kita makin waspada, bahwa ternyata anasir-anasir setan, kaki tangan jahat setan, bergentayangan dalam berbagai bentuk di negara ini, yang setiap saat siap menjerumuskan kuncup bangsa lewat perangkap penuh kenikmatannya.

Tak ada kata lain bagi setiap orang tua untuk lebih memberi perhatian pada pendidikan karakter, pendidikan agama, pendidikan akhlaknya. Setiap saat setiap waktu harus ditanamkan sehingga mereka tidak mudah terperdaya pada kenikmatan duniawi penuh duri yang ditawarkan para marketing-marketing kiriman neraka jahannam.

Semoga pemerintah berani bertindak keras pada "lembaga atas nama apapun" yang terbukti ingin merusak moral bangsa. AMin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun