Mohon tunggu...
Rahayu Dwi Yulianti
Rahayu Dwi Yulianti Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Memahami Konflik dalam Tim Kerja

6 Agustus 2021   21:38 Diperbarui: 6 Agustus 2021   21:44 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://jogja-training.com/

Dalam suatu tim pasti akan terjadi yang namanya konflik. Konflik merupakan interaksi antagonis di mana satu pihak berusaha untuk menghalangi niat atau tujuan pihak lain. Dalam suatu tim konflik ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti persaingan, perbedaan tujuan, dan hubungan yang kurang baik antar individu dalam tim tersebut.

https://blog.payrollbozz.com/
https://blog.payrollbozz.com/

Jika dilihat dari penyebab konflik, maka konflik tersebut dapat dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:

  • Konflik Persaingan, konflik ini terjadi karena adanya suatu persaingan dalam tim tersebut seperti ingin mendapatkan gaji yang lebih tinggi atau posisi yang lebih tinggi dalam tim tersebut. Sehingga timbulah rasa egois yang akhirnya menyebabkan terjadinya konflik dalam suatu tim.

  • Konfik Perbedaan tujuan, konflik tersebut terjadi ketika adanya perbedaan pandangan untuk menetapkan tujuan dalam suatu tim. Perbedaan tujuan adalah hal yang wajar dalam organisasi. Misalnya dalam tim perusahaan yang terdiri dari departemen penjualan dan departemen manufaktur, di mana departemen penjualan memiliki tujuan untuk pengiriman cepat pada pesanan baru tetapi tujuan tersebut bertentangan dengan tujuan departemen manufaktur untuk kualitas dan efisiensi yang tinggi. Karena ketidaksepakatan di antara orang-orang tentang tujuan yang ingin dicapai maka terjadilah konflik dalam tim tersebut.

  • Konflik Tugas, konflik ini terjadi karena tugas yang harus dilakukan itu tidak jelas pembagiannya oleh pemimpin tim. Kurangnya peran dan tanggung jawab yang jelas juga dapat menimbulkan konflik.

  • Konflik Hubungan, konflik ini biasanya terjadi karena masalah pribadi antar anggota tim. Karena ketidakcocokan pribadi yang menciptakan ketegangan dan perasaan permusuhan pribadi di antara orang-orang. Akhirnya hubungan yang kurang baik antar anggota tim dapat menimbulkan suatu konflik pekerjaan.

Berbagai jenis konflik yang terjadi dalam suatu tim atau organisasi tidak boleh dibiarkan begitu saja. Konflik harus diselesaikan secepatnya agar tujuan yang sudah ditetapkan dalam tim tersebut dapat tercapai dan tidak banyak waktu yang terbuang karena konflik tersebut. Untuk menyelesaikan suatu konflik tentu harus ada campur tangan pemimpin tim karena ketika pemimpin turun tangan untuk ikut menyelesaikan konflik yang ada, maka konflik dapat dengan cepat diselesaikan.

http://jogja-training.com/
http://jogja-training.com/

Namun dalam menyelesaikan suatu konflik, terdapat berbagai gaya penyelesaian yang dilakukan oleh para pemimpin tim yaitu,

  1. Gaya mendominasi, yaitu pemimpin dengan gaya ini akan mendominasi jalannya penyelesaian konflik dengan menampilkan ketegasan yang ada pada dirinya untuk mendapatkan cara sendiri dan harus digunakan ketika tindakan cepat dan tegas sangat penting bagi tim tersebut.

  2. Gaya menghindar, yaitu pemimpin dengan gaya ini lebih cenderung meninggalkan konflik yang sedang terjadi karena dianggap sebagai sebuah masalah sepele dan merasa tidak ada peluang untuk menang. Pemimpin seperti ini tidak mencerminkan ketegasan dalam dirinya maupun kooperatif dalam menyelesaikan konflik.

  3. Gaya kompromi, yaitu penyelesaian dengan gaya ini akan terjalin kerja sama yang moderat karena mereka akan melakukan diskusi atau musyawarah untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Pemimpin yang melakukan penyelesaian dengan gaya ini memiliki ketegasan dalam dirinya. Hal ini tepat ketika tujuan di kedua belah pihak sama pentingnya, ketika lawan memiliki kekuatan yang sama dan kedua belah pihak ingin membagi perbedaan, atau ketika orang perlu sampai pada solusi sementara atau bijaksana di bawah tekanan waktu.

  4. Gaya akomodatif, merupakan gaya penyelesaian konflik dengan tingkat kooperatif yang tinggi. Gaya penyelesaian ini terjadi ketika seseorang yang melakukan konflik tersebut y menyadari bahwa mereka salah. Orang dengan gaya penyelesaian seperti ini akan terjadi jika mereka berpikir ketika suatu masalah lebih penting bagi orang lain daripada diri sendiri, dan ketika menjaga harmoni sangat penting.

  5. Gaya berkolaborasi, yaitu hampir sama dengan gaya kompromi di mana kedua belah pihak memiliki tingkat ketegasan dan kerja sama yang tinggi. Karena mereka memiliki tingkat kerja sama yang tinggi maka dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dengan melakukan kolaborasi. Dengan gaya kolaborasi tersebut memungkinkan kedua belah pihak untuk menang atau mendapatkan win win solution.

Tentunya ketika suatu tim memiliki kinerja yang tinggi biasanya memiliki tingkat konflik yang lebih rendah, dan konflik lebih sering dikaitkan dengan tugas daripada dengan hubungan interpersonal. Tentu ketika konflik dalam tim jarang terjadi dan selalu terjalin hubungan yang baik antar anggota maka pekerjaan dapat cepat terselesaikan dan tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun