Anda suka kopi? Kebiasaan "ngopi" sudah membudaya di masyarakat kita sejak zaman nenek moyang dimana kopi masih jadi komoditas yang mahal. Saat itu masyarakat di Aceh Gayo harus puas dengan memanfaatkan daun kopi menjadi  minuman, sebab biji kopinya terpaksa dijual pada para saudagar.  Namun ada juga yang membuat kopi dari jagung, namanya "kopi Jagung".  Konon kebiasaan ngopi ini lahir seiring berkembangnya kepercayaan bahwa kopi dapat membuat tubuh menjadi segar dan merangsang kecerdasan otak. Ngopi juga sudah membudaya di kota Malang, bahkan dua tahun terakhir ini kebiasaan ngopi mendapat dukungan penuh dari pemerintah dengan adanya kegiatan Malang Sejuta Kopi.
Salah satu Cafe yang terlibat dalam event ini adalah Avantree Cafe. Â Beralamat di Jl. Sukarno Hatta Blok B No. 4A, Jatimulyo, kedai yang memiliki konsep menu Korea ini khusus di event Malang Sejuta Kopi ingin mengenalkan Kopi Arabika Gunung Kawi. Kenapa dipilih Gunung Kawi, bukan kopi Dampit yang terkenal enak? Â Alasannya adalah kopi Gunung Kawi adalah kopi lokal yang juga tak kalah enak dan dikembangkan secara organik. Â Wow ! Â Penasaran yaaa seperti apa istimewanya?
Beberapa waktu lalu kami pun mengunjungi cafe ini dan berbincang sedikit dengan Mas Indra Sang Barista sambil menyaksikan proses penyajian kopi dengan V60 dan Vietnam Drip. Â Suasana sore yang sedikit mendung memang cocok banget buat ngopi bareng teman ditemani sepiring kentang goreng.
Cukup lama juga proses penyajiannya, tidak seperti bikin kopi tubruk, sampai-sampai sebagian coffee lover menyebut kopi dengan metode  V60 dengan sebutan kopi sabar, sebab yang pesan harus sabar hingga tetes kopi terakhir jatuh ke cangkir.  Hal yang membuat lama adalah proses penyaringan kopi dengan menggunakan kertas filter, belum lagi nih, airnya tidak digrujuk melainkan dituang pelan dengan cara memutar bisa sambil goyang juga loh. Â
Kopi Arabika Gunung Kawi yang disajikan dengan metode V60 rasanya soft, meski tanpa gula tidak terlalu pahit. Â Sedangkan yang disajikan dengan metode vietnam drip lebih manis karena ada susunya. Â Kalau saya lebih suka yang vietnam drip karena saya tidak suka kopi pahit. Â Arabika gunung kawi ini rasanya ssangat berbeda dengan Arabika dari daerah lain. entah kenapa, mungkin karena hara tanah yang dikandungnya atau juga perlakuan tanam para petani kopi di gunung kawi. Â Rasanya lebih nikmat dan tidak asam seperti robusta.
Hanya sayangnya, dari informasi yang saya dapat, kopi ini masih belum dibudidayakan secara baik, jadi hanya terbatas tanaman pekarangan saja. Semoga dengan event Malang Sejuta Kopi bisa menjadi gong dan motivasi bagi para petani kopi di gunung kawi untuk bisa mengembangkan budidaya kopi gunung kawi lebih baik.
Ngopi di Avantree cafe ini bikin betah.Cafe ini sangat nyaman, dilengkapi fasilitas toilet, mushola, dan ada kolam ikan koi juga, sehingga cukup nyaman buat cuci mata setelah seharian bekerja.  Di meja bagian dalam dilengkapi kompor, alat grill dan panci untuk menyajikan menu shabu-shabu.  Nah kita bisa menikmati menu  barbeque sambil masak bersama.
Buat anda pecinta hidangan barbeque, cafe ini menawarkan paket promo mulai Rp.50000,- hingga Rp. 118000 untuk satu meja. Â Puas tidak puas anda bisa menuliskan kesan pesan dan kritik anda di selembar kertas warna warni yang disediakan dan bisa ditempel di dinding resto. Â Unik ya?
Avantree cafe juga dilengkapi dengan layanan kamar yang ratenya mulai Rp.250.000. Nah startegis banget buat para foodlover. Â Menginap di Avantree adalah cara efektif jika ingin berwisata kuliner di Malang, sebab lokasinya ada di sentra kuliner. Baik siang atau malam, lokasi ini dikelilingi oleh berbagai kedai dan spot kuliner yang banyak ragamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H