Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Administrasi - content writer

Seorang ibu rumahtangga,blogger, hotel reviewer, mompreneur, pemerhati makanan sehat yang hobi memasak,jalan-jalan. dan membaca. Ibu dari dua orang anak lelaki, yang saat ini sedang menjajaki dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jorge Blass dan SOS Children's Village Bali

19 Juli 2016   08:39 Diperbarui: 19 Juli 2016   08:54 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bersama Jorge Blass"][/caption]Sabtu (16 juli 2016) kemarin saya dan keluarga berkesempatan mengunjungi SOS CHILDREN'S VILLAGE BALI yang berlokasi di Selamadeg Tabanan Bali. Terus terang saya beruntung sekali mendapat undangan dari kompasiana untuk berkunjung ke tempat ini, dan menyambut kedatangan seorang magician asal Spanyol Jorge Blass. Awalnya saya tidak tahu keberadaan tempat ini, saya berpikir bahwa SOS Children Village itu adalah sebuah program saja atau even tahunan.  Ternyata saya salah besar saudara!!  

SOS  Children's Village adalah sebuah organisasi non-profit yang memiliki kegiatan utama yaitu memberi pengasuhan para anak terlantar,  dan anak yang kurang kasih sayang. Organisasi ini didirikan sejak tahun 1949 dan tersebar di 134 negara termasuk indonesia.

Ada kurang lebih 1300 anak yang berada dalam pengasuhan SOS children's Village Indonesia.  Mereka tersebar di 8 desa dengan model pengasuhan berbasis keluarga. Lembaga ini juga berperan aktif dalam program Pemberdayaan Keluarga yang mendukung kurang lebih 3500 keluarga yang menyebar di 10 lokasi di indonesia.

Adapun 10 lokasi tersebut adalah Medan, Banda Aceh, Meulaboh, Lembang, Jakarta, Semarang, Bali, Flores, Yogyakarta dan Bogor.  Di dalam sebuah desa terdapat 12 hingga 15 rumah yang dihuni oleh masing -masing 1 keluarga.  Setiap keluarga di beri tanggungjawab untuk mengasuh 8 -10 anak asuh. Sistem pengasuhan yang diterapkan di duplikasi dari pengasuhan dalam sebuah keluarga pada umumnya.  Ada seorang ibu asuh di tiap rumah yang bertanggungjawab untuk merawat dan membesarkan anak-anak dengan penuh kasih seperti anak sendiri. Inilah yang membedakan SOS Children's Village dari sebuah panti asuhan. Ada 3 hal menarik yang saya temukan di tempat ini.  

1. Saya tidak melihat tempat ini sebagai panti asuhan, melainkan seperti sebuah desa yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas seperti arena bermain, gedung wantilan, rumah penduduk, sarana pendidikan dan pengasahan ketrampilan yang diharapkan dapat menjadi bekal para anak asuh dalam meraih impiannya.

2. Prinsip pengasuhan yang terjabarkan dalam 4  prinsip yaitu : (1) Lingkungan keluarga yang asah, asih, asuh, dan penuh perhatian ,(2) Penguatan jaringan dan dukungan sosial untuk anak dan keluarganya ,(3) Kepentingan terbaik bagi anak sebagai dasar dari seluruh kegiatan dan keputusan, (4) Keterlibatan anak secara penuh dalam menemukan solusi terhadap tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupannya.

3. Pemilihan dan desain lokasi yang sangat nyaman sehingga membuat anak asuh merasa seperti berada di lingkungan sendiri.

Menengok Keharmonisan di SOS Children's Village

Pada kesempatan kali ini kami dan para insan media berkesempatan untuk menengok kehidupan dan keharmonisan di tempat ini dengan kegiatan village tour. Kami diajak melihat bagaimana pola asuh, suasana di dalam setiap rumah pengasuhan dan menikmati sejuknya udara pedesaan. 

[caption caption="Kenyamanan Sebuah Rumah Tinggal Anak Asuh SOS CHILDREN'S "]

[/caption]

Sebagai Desa anak yang menerapkan pola asuh berbasis keluarga, tentu tak semua berjalan sempurna. Seperti halnya sebuah keluarga, riak -riak kecil pasti ada, salah satunya adalah anak yang kabur dari rumah karena bertengkar dengan adik ataupun kakaknya.  Untuk hal -hal seperti ini pendekatan yang dilakukan pun pendekatan sebuah keluarga. Sang ibu asuh akan mencari si anak hilang ini dan merayunya untuk kembali ke rumah.  Di adakan semacam pendekatan agar sang anak mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik bersama kakak dan adiknya.

Inilah yang menjadi alasan mengapa mereka tumbuh normal seperti layaknya anak yang dibesarkan oleh keluarga kandung yang utuh dan normal.  Anak -anak ini tumbuh menjadi generasi-generasi yang sukses dan mampu bersaing di masyarakat. Tak sedikit dari mereka yang kembali untuk mengabdi di desa yang telah membesarkan mereka.

[caption caption="Kubjungan Jorge Blass ke SOS Children's Bali"]

[/caption]

Semua hal ini tidak saja membuat kami para blogger terhipnotis, bahkan pesulap dunia asal spanyol pun sampai turun gunung untuk berinteraksi bersama anak -anak di SOS Children's village Bali.  Ditemani Bapak Agung Suweca selaku Village Director SOS BALI,  Pak  Gregor Hadi Nitihardjo selaku National Director SOS Indonesia, para staff SOS indonesia, insan media dan tamu undangan lainnya, kami menikmati aneka hiburan tarian tradisional dan pertunjukkan sulap bertema "Little Magic To Big Dream"  yang di bawakan oleh anak -anak SOS Children dan Jorge Blass.  Sebuah pertunjukan yang luar biasa. Bahkan Jorge Blass sempat  mempertontonkan beberapa atraksi permainan tangan saat berada di salah satu rumah pengasuhan.

[caption caption="Pertunjukan Jorge Blass"]

[/caption]

[caption caption="Jorge Blass in action"]

[/caption]

Sekilas Tentang Jorge Blass

Jorge Blass seorang magician asal spanyol lahir pada tanggal 2 Mei 1980.  Kecintaannya pada dunia magic dimulai sejak masa balita yang membuatnya terus memacu diri dan mengasah kamampuan sulap agar menjadi pesulap tingkat dunia. Pria yang terdaftar sebagai pesulap termuda spanyol ini sangat menyukai dunia anak dan sulap. Kehadirannya di SOS Children's Village tak lain untuk memotivasi para anak di SOS Children agar tak pernah berhenti bermimpi.  Kecintaannya pada anak membawanya untuk menjadi sahabat SOS Children sejak tahun 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun