Mohon tunggu...
rahayau
rahayau Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kemanakah Langkahku Ini? Aku dan Liku-liku Hidupku

20 Mei 2016   06:21 Diperbarui: 20 Mei 2016   07:21 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah demi langkah,aku berjalan tampa henti menyusuri alam kegelapan.Hingga aku tak sadari sebuah kalimat yang melintas di benak ku,sebuah kalimat-kalimat yang tak ingin aku hadirkan dalam hidupku”Takut,cemas dan binggun” akan masa depan yang tak ku ketahui.ya itulah kalimat yang selalu terlintas di kepala cantik ku ini.Hingga suatu hari aku bertanya pada diriku sendiri ,dimanakah langgkah kakiku ini?kenapa aku merasa tenggelam di dasar laut ,hingga tak bisa kembali di permukaan air.Padahal Dunia begitu canggih-canggihnya,oh dimanakah langgkah kaki ku ini?Aku seperti bayi yang baru di lahirkan ke dunia,yang tidak tau apa-apa.Dan juga seperti seekor katak yang terperangkap di dalam tempurung,yang mengira hidupnya tiada penuh kebebasan,kecil,dan sempit serta selalu di lingkupi dengan kegelapan,ya tidak lebih itulah diriku.

Langkah demi langkah aku berjalan seorang diri,melewati kejamnya kegelapan.Dan tak terasa tahun berganti tahun,bulan berganti bulan,minggu berganti minggu dan bahkan hari berganti hari.Aku mulai tersadar dan terbangun dari langkah tidurku yang penuh dengan kegelapan.Bangun dan lihatlah betapa indahnya dunia atau tenggelam dan teridur selama-lamanya dalam kegelapan?Itilah kalimat yang selalu menari-nari di kepalaku sebuah kalimat yang bagaikan bom atom yang membumihanguskan kota hirosima dan Nagasaki jepang.

Tapi aku sadar gelap ada terangnya begitu juga siang ada malamnya,dan kebahagiaan ada juga kesedihannya, itulah dunia yang penuh dengan liku-likunya.Dan akupun menyadari seorang bayipun bisa melakukan sesuatu dengan sendirinya seiring pertumbuhannya.dan begitu juga seekor katak mau tidak mau dia akan tersadar bahwa dunia bagitu luas.

Dan kemudian akupun memilih bangun,dan menatap dunia ini yang penuh dengan warnah keindahan.Dan terus melangkah untuk mencapai tujuan hidupku.Dan untuk masa depan aku tak harus takut,cemas maupun ntuk menghawatirkannya.Melainkan untuk menghadapinya dengan senyuman keberanian.Dalam langkah sadarku satu hal yang selalu aku pegang dari sebuah kisah sang penakluk kota Kostantinopel yang sekarang namanya Istambul turki Sultan Mahmud II(Sultan Al-Fatih)”Yang menjadikan daratan seperti lautan”itulah makna hidupku yang akan aku perjuangkan hingga langkah kakiku berhenti,dan penuh dengan warna kehidupan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun