Indonesia yang sangat terkenal dengan berbagai macam pariwisata, suku, budaya dan kuliner saat ini benar-benar tengah diuji oleh pandemic covid-19. Bisa dibayangkan daerah wisata yang selalu diserbu oleh wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara saat ini sepi seperti tidak ada harapan dan kehidupan.
Potensi-potensi wisata turun, akibatnya pelaku wisata mulai memutar otak bagaimana cara agar bisa bertahan di tengah pandemic yang memang jalan satu-satunya mereka untuk mencari nafkah adalah tempat wisata.
Bukan hanya pelaku wisata namun para umkm yang memang setiap hari nya berjualan di daerah wisata tersebut pun terpaksa gulung tikar karena tidak kuat menopang besar nya biaya pengeluaran dan gaji karyawan. Akibatnya banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan dengan alasan covid-19.
Sandiaga Salahuddin uno, selaku menteri pariwisata dan ekonomi kreatif mengatakan bahwa devisa pariwisata pada tahun 2020 diperkirakan hanya 3,54 milyar dolar AS dan itu turun 79,5 persen dari total perolehan devisa pariwisata tahun 2019.
Adapun pada tahun 2021 pariwisata diproyeksi turun kembali atau hanya sekitar 360-370 juta dolar AS. Rendahnya devisa pariwisata ini disebabkan karena ditutupnya sektor pariwisata untuk wisatawan mancanegara yang memang berpergian untuk wisata dan juga sempat ditutup nya penerbangan dari luar negeri ke Indonesia.
Saat ini pandemic memang belum hilang namun kita harus segera bangkit, pariwisata di Indonesia harus memancarkan pesona nya kembali.
Banyak pelaku wisata yang mulai menemukan harapan lagi setelah 2 tahun ini mereka kehilangan harapan karena pandemic covid-19, saat ini pelaku wisata sudah mulai mencari inovasi baru untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri dan pasti nya inovasi tersebut didampingi dengan protocol kesehatan di tempat wisata seperti dengan menyediakan masker, memastikan pengunjung tidak melebihi kapasitas yang ditentukan, menyediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan dan selalu menjaga jarak antar pengunjung. Bukan hanya itu vaksinasi juga merupakan salah satu syarat untuk masuk ke tempat wisata.
Maka dari itu disaat pelaku wisata yang terus gencar mencari inovasi dan melakukan promosi diberbagai media masa maupun media social pemerintah pun terus gencar melakukan pengendalian covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.
Apalagi di destinasi wisata karena menurut Sandiaga Uno, selaku menteri pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini desa wisata sangatlah menjadi andalan untuk kebangkitan pariwisata di Indonesia. Desa wisata adalah masa depan pariwisata di Indonesia dan symbol kebangkitan ekonomi di Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri memang pariwisata merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar. Maka dari itu saat ini pemerintah semakin gencar melakukan vaksinasi di daerah wisata.
Masyarakat dan pelaku wisata pun sangat antusias karena tujuan vaksinasi ini adalah menjaga imunitas tubuh di tengah pandemic ini dan pastinya masyarakat di daerah wisata juga berharap dengan banyak nya yang sudah mengikuti vaksin bisa membuat pariwisata kembali Berjaya seperti sediakala.
Selama 2 tahun hidup di tengah pandemic ini pasti para pelaku wisata dan wisatawan sama-sama rindu, ya benar para wisatawan rindu dengan keindahan tempat wisata, atau mungkin mereka rindu kenangan di masa lalu yang terjadi di tempat wisata tersebut ? atau bisa jadi rindu dengan makanan, budaya atau keramahan penduduk local di tempat tersebut.
Yaa memang selalu ada alasan untuk kembali berwisata, seakan-akan berpariwisata itu memiliki zat adiktif tersendiri yang membuat para wisatawan ketagihan.
Sedangkan pelaku wisata pasti sudah rindu bercengkrama dengan orang baru, bahasa baru, dan pasti sudah rindu menceritakan kisah-kisah menarik yang terjadi di tempat wisata tersebut kepada para wisatawan yang penuh dengan rasa keingintahuan.
Hal ini bisa terlihat ketika covid-19 yang sudah menurun di Indonesia dan sudah mulai ada kebijakan tentang berwisata. Para pelaku wisata tidak segan-segan langsung mengeluarkan promosi-promosi yang sangat menggiurkan, dari promo penginapan, promo masuk ke destinasi wisata dan promo lainnya.
Bahkan tak sungkan adanya ajakan untuk work from bali, work from dieng dan sudah pasti para pekerja yang penat dan stress dengan pekerjaan nya ditengah pandemic ini pasti langsung tertarik dengan slogan tersebut apalagi diiming-imingi dengan kata-kata “promo”.
Belum berwisata saja sudah membayangkan bisa melihat sunset di tepi pantai sambil meminum jus jeruk atau sunrise di puncak gunung dengan segelas kopi hangat di tangan. Pasti sangat menyenangkan dan bisa menjadi penghilang penat.
Walaupun di tengah situasi pandemic yang belum pasti dan mungkin nantinya kunjungan wisatawan pun tidak seperti dahulu, namun rasa nyaman berwisata di Indonesia akan tetap sama, rasa kearifan local nya, ciri khas kelezatan kuliner nya akan tetap sama.
Walaupun harus tetap diiring dengan protocol kesehatan, dan harus beradaptasi lagi dengan perbedaan kebijakan.
Tapi perbedaan itu bukan penghalang untuk memulihkan pariwisata di Indonesia, dan juga bukan penghalang untuk berwisata menikmati keindahan alam Indonesia.
Para wisatawan pun tidak perlu khawatir dan takut untuk datang berwisata ke Indonesia karena selaku menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, Sandiaga Uno sudah menekankan pentingnya kebersihan dan kesehatan fasilitas pariwisata dan pemerintah juga sudah menyiapkan sertifikat CHSE (cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) bagi pelaku, destinasi, dan produk pariwisata sebagai jaminan kepada para wisatawan.
Saat ini beberapa daerah wisata seperti bali sudah siap melakukan uji coba pembukaan sektor pariwisata bukan hanya untuk wisatawan domestic namun untuk wisatawan mancanegara juga.
Hal ini dibuktikan dari kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protocol kesehatan di bali yang semakin meningkat, dan kondisi covid di bali yang juga semakin terkendali. Kemenparekraf pun akan segera mengajukan bali sebagai pulau yang seluruh wilayah nya dapat dibuka untuk berpariwisata. Apalagi seperti yang kita ketahui bali merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat disukai wisatawan mancanegara.
Semoga ibu pertiwi lekas pulih dan pandemic cepat menghilang sehingga nantinya bukan hanya pariwisata bali yang kembali menampilkan pesona nya, namun seluruh daerah wisata pun dapat menampilkan pesona nya kembali dan berjalan seperti dahulu kala.
Adanya setitik harapan itu bukan hanya membuat pelaku wisata kembali hidup namun para pelaku umkm yang selama ini terpaksa tutup pun kembali menemukan jalan nya, kembali menemukan cara agar bisa mencari nafkah, kembali membuka kesempatan bekerja untuk banyak orang.
Semangat ibu pertiwi, sudah cukup mengasingkan diri dari dunia luar sekarang kita harus bangkit. Dunia ini membutuhkan keindahan mu.
Created by: Rahayu (Mahasiswa universitas pamulang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H