1. KLASIFIKASI BENCANA ALAM
  Bencana alam ada banyak sekali jenisnya namun secara umum dibagi menjadi tiga yaitu bencana alam geologi, bencana alam meteorologi, dan bencana alam ekstraterestrial.
1.Bencana Alam Geologis
Bencana alam geologi merupakan kejadian alam ekstrem yang diakibatkan oleh berbagai fenomena geologi dan geofisika. Aktivitas tektonik di permukaan bumi dapat menjadi salah satu penyebabnya dengan demikian halnya dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaan bumi yang juga mungkin sampai di permukaan. Bencana alam geologi meliputi gempa bumi ,tsunami, letusan gunung api dan longsor.
2.Bencana Alam Meteorologi
Bencana meteorologi atau hidrometeorologi merupakan bencana alam yang berhubungan dengan iklim. Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus. Bencana alam bersifat meteorologis paling banyak terjadi di seluruh dunia seperti banjir dan kekeringan. Kekhawatiran terbesar pada masa modernisasi sekarang adalah terjadinya pemanasan global.
3.Bencana Alam Ekstrateretial
Bencana alam Ekstra-terestrial merupakan bencana alam yang terjadi di luar angkasa bencana dan luar angkasa adalah datangnya berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai matahari. Meskipun berdampak kecil dan tidak berpengaruh besar asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak sehingga bisa menimbulkan untuk menabrak bumi.
2. BENCANA TANAH LONGSOR
Longsor (landslide) merupakan pergerakan masih batuan dan/atau tanah secara grafitasional yang dapat terjadi secara perlahan maupun tiba-tiba dimensi longsor sangat bervariasi, berkisar dari hanya beberapa meter saja hingga ribuan kilometer. Â
Longsor dapat terjadi secara alami maupun dipicu oleh adanya ulah manusia. Jenis bencana alam akibat longsor ini merupakan jenis bencana yang cukup penting karena distribusi yang merata hampir di seluruh wilayah tanah air, dan atas dasar catatan kejadiannya, longsor secara umum selalu menempati intensitas kejadian yang paling banyak, serta dapat terjadi secara bersamaan dengan bencana alam geologi lainnya seperti gempa bumi dan letusan gunung api.
3.MANAJEMAN BENCANA ALAM
Manajemen bencana atau disebut juga sebagai penanggulangan bencana merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan yang dinamis, terpadu dan berkelanjutan yang dilaksanakan semenjak sebelum kejadian bencana, pada saat atau sesaat sedang kejadian bencana hingga pasca kejadian bencana. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dalam rangka manageman bencana meliputi:
Sebelum Kejadian Bencana
Mitigasi bencana meliputi pengumpulan dan analisis data bencana dalam rangka usaha memperkecil tingkat kerentanan dan bahaya suatu bencana.
Persiapan menghadapi kejadian bencana, meliputi prediksi kejadian bencana (pemantauan bencana), kesiapsiagaan emergency (persiapan tanda-tanda bahaya, sistem peringatan dini dan sistem evakuasi) dan sosialisasi bencana melalui media cetak maupun ceramah.
Pada saat atau sesaat setelah kejadian bencana :
Penyelamatan korban bencana, termasuk pula usaha pencarian dan evakuasi (pengungsian) korban.
- Pemberian bantuan kepada korban bencana, meliputi pemberian bantuan bahan makanan, pelayanan sosial (santunan), dan pelayanan medik.
Pasca kejadian bencana :
- Rehabilitasi lahan bencana, terutama pada lokasi-lokasi bekas pemukiman penduduk yang rusak atau bahkan hancur akibat bencana.
- Rekonstruksi atau pembangunan dan penataan kembali lahan bencana.
     Manajemen bencana merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah bersama-sama masyarakat dalam rangka mewujudkan perlindungan yang maksimal kepada masyarakat beserta aset-aset sosial, ekonomi dan lingkungannya dari kemungkinan terjadinya bencana.Â
Keikutsertaan masyarakat di dalam manajemen bencana perlu terus dijaga dan terus dikembangkan. Pengembangan keikutsertaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat yang bermuara pada sistem manajemen bencana yang berbasis kepada kemampuan masyarakat itu sendiri dan bertumpu kepada kemampuan sumberdaya setempat (community based disaster management).
Tentunya akan lebih baik dan bijaksana apabila para pengambil keputusan baik di pemerintahan pusat maupun daerah, para pakar bencana alam, dan masyarakat semakin meningkatkan komunikasi di antara mereka, agar mekanisme transformasi manajemen bencana ke dalam pelaksanaan pembangunan maupun kehidupan sehari-hari dapat berlangsung dengan lebih baik dan lebih populer.